menghormati nilai-nilai organisasi serta menuruti peraturan dan ketentuan yang berlaku.
4.1.3.5. Penjelasan Responden Atas Variabel Inisiatif
Hasil penelitian berdasarkan jawaban responden atas variabel inisiatif dapat dilihat pada Tabel 4.9. berikut ini:
Tabel 4.9. Penjelasan Responden Atas Variabel Inisiatif
No .
Item Pertanyaan Sangat
setuju Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak
setuju F
F F
F F
1. Bertindak proaktif
dalam melakukan pekerjaan
12 21.8
27 49.1
16 29.1
2. Bekerja melebihi
tugas yang diberikan 15
27.3 26
47.3 14
25.5 3.
Berusaha meningkatkan hasil
kerja
15 27.3
22 40
18 32.7
4. Mencegah terjadinya
masalah dalam pekerjaan
15 27.3
25 45.5
15 27.3
Total 57
103.6 100
181.8 63
114.5 Rata-rata
14.3 25.9
25 45.5 15.8
28.6 Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data Diolah
Keterangan : F = Frekuensi
Analisis diskriptif dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menjawab setuju dengan rata-rata 25 orang 45,5, responden yang
menjawab sangat setuju dengan rata-rata 14 orang 25,9 dari 55 orang responden, hal ini menunjukkan bahwa operator alat bongkar muat BICT pada PT. Pelindo I
Persero telah bertindak proaktif dalam melakukan pekerjaan, dan bekerja melebihi tugas yang diberikan. Responden yang menjawab kurang setuju rata-rata 16 orang
Universitas Sumatera Utara
28,6, hal ini menunjukkan bahwa tidak semua operator alat bongkar muat berusaha untuk meningkatkan hasil kerja dan mencegah terjadinya masalah dalam
pekerjaan.
4.1.3.6. Penjelasan Responden Atas Variabel Kinerja Operator
Hasil penelitian berdasarkan jawaban responden atas variabel kinerja operator dapat dilihat pada Tabel 4.10. berikut ini:
Tabel 4.10. Penjelasan Responden Atas Variabel Kinerja Operator
No .
Item Pertanyaan Sangat
setuju Setuju
Kurang setuju
Tidak setuju
Sangat tidak
setuju F
F F
F F
1. Menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu
12 21.8
27 49.1
16 29.1 2.
Bekerja dengan teliti 15
27.3 28
50.9 12 21.8
3. Bekerja mencapai
target yang telah ditentukan
14 25.5
27 49.1
14 25.5 4.
Bekerja mengikuti instruksi kerja
15 27.3
28 50.9
12 21.8
Total 56
101.8 110
200 54 98.2
Rata-rata 14
25.5 27.5 50
13.5 24.5 Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data Diolah
Keterangan : F = Frekuensi
Analisis diskriptif dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar responden menjawab setuju dengan rata-rata 28 orang 50, responden yang
menjawab sangat setuju dengan rata-rata 14 orang 25,5 dari 55 orang responden, hal ini menunjukkan bahwa operator alat bongkar muat BICT pada PT. Pelindo I
Persero telah bekerja dengan teliti dan mengikuti instruksi kerja. Responden yang menjawab kurang setuju rata-rata 14 orang 24,5, hal ini menunjukkan bahwa tidak
Universitas Sumatera Utara
semua operator alat bongkar muat berusaha untuk menyelesaikan pekerjaan tepat waktu dan mencapai target yang telah ditentukan.
4.1.4. Hasil Pengujian Hipotesis 4.1.4.1. Pengujian Asumsi Klasik
Sebelum melakukan pengujian hipotesis dari penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan pengujian asumsi klasik untuk memastikan bahwa alat uji regresi berganda
dapat digunakan atau tidak. Apabila uji asumsi klasik telah terpenuhi, maka alat uji statistik regresi linier berganda dapat dipergunakan.
a. Uji Normalitas Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal
atau mendekati normal dilakukan dengan Regression Standarized Residual. Hasil pengujian normalitas dengan menggunakan analisis grafik dilihat pada Gambar 4.2.
sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data Diolah
Gambar 4.2. Histogram Uji Normalitas
Dari Gambar 4.2. dapat dilihat bahwa distribusi data normal karena grafik histogram menunjukkan distribusi data mengikuti garis diagonal yang tidak menceng
ke kanan maupun menceng ke kiri. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal.
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data Diolah
Gambar 4.3. P-Plot Uji Normalitas
Berdasarkan pada Gambar 4.3. di atas, dapat dilihat bahwa penyebaran data berada pada sekitar garis diagonal dan mengikuti garis arah diagonal, maka nilai
residual terstandarisasi. Dengan demikian maka model regresi tersebut memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikolinieritas Multikolinieritas adalah kejadian yang menginformasikan terjadinya
hubungan antara variabel-variabel bebas dan hubungan yang terjadi cukup besar. Hal ini menyebabkan koefisien-koefisien menjadi tidak dapat ditaksir dan nilai standard
error setiap koefisien regresi menjadi tidak terhingga.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.11. Hasil Uji Multikolinieritas
Coefficients
a
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1 Constant
Orientasi pelayanan pelanggan
.248 4.029
Dorongan berprestasi .286
3.494 Integritas
.391 2.560
Komitmen organisasi .448
2.230 Inisiatif
.383 2.610
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data Diolah
Berdasarkan pada Tabel 4.11. di atas diketahui bahwa nilai Variance Inflation Factor VIF untuk setiap variabel bebas lebih kecil dari 10 VIF 10. Dengan
demikian persamaan regresi berganda terbebas dari asumsi multikolinieritas. c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Sebaliknya, jika berbeda disebut heteroskedastisitas.
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data Diolah
Gambar 4.4. Hasil Uji Heteroskedastisitas
Berdasarkan pada Gambar 4.4. di atas terlihat bahwa titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa persamaan regresi berganda terbebas dari asumsi heteroskedastisitas.
4.1.4.2. Hasil Regresi Berganda
Pengujian hipotesis menyatakan bahwa kompetensi yang terdiri dari orientasi pelayanan pelanggan, dorongan berprestasi, integritas, komitmen organisasi, dan
inisiatif berpengaruh terhadap kinerja operator alat bongkar muat Belawan International Container Terminal BICT pada PT. Pelabuhan Indonesia I Persero.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4.12. Koefisien Regresi Berganda Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients B
Std. Error Beta
1 Constant
-.176 1.341
Orientasi pelayanan pelanggan
.344 .138
.326 Dorongan berprestasi
-.118 .122
-.118 Integritas
.274 .113
.252 Komitmen organisasi
.001 .100
.001 Inisiatif
.499 .100
.523 a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data Diolah
Berdasarkan pada Tabel 4.12. di atas, maka persamaan regresi berganda dalam penelitian adalah:
Ŷ = -0,176 + 0,344 X
1
- 0,118 X
2
+ 0,274 X
3
+ 0,01 X
4
+ 0,499 X Pada persamaan tersebut dapat dilihat bahwa orientasi pelayanan pelanggan,
dorongan berprestasi, integritas, komitmen organisasi, dan inisiatif memiliki kemampuan untuk mempengaruhi kinerja operator alat bongkar muat BICT pada PT.
Pelindo I Persero. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja operator alat bongkar muat BICT pada PT. Pelindo I Persero dapat dipengaruhi oleh orientasi pelayanan
pelanggan, dorongan berprestasi, integritas, komitmen organisasi, dan inisiatif.
5
Universitas Sumatera Utara
4.1.4.3. Koefisien Determinasi R- Square
Nilai koefisien determinasi R
2
Tabel 4.13. Koefisien Determinasi
dipergunakan untuk mengukur besarnya pengaruh variabel bebas orientasi pelayanan pelanggan, dorongan berprestasi,
integritas, komitmen organisasi, dan inisiatif terhadap kinerja operator alat bongkar muat Belawan International Container Terminal BICT pada PT. Pelabuhan
Indonesia I Persero.
Model Summary
Model
b
R R Square
Adjust R Square
Std. Error of the Estimate
1 .891a
.794 .733
1.25051
a.
Predictors: Constant, Inisiatif, Dorongan berprestasi, Komitmen organisasi, Integritas, Orientasi pelayanan pelanggan
b.
Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 4.13. diperoleh nilai koefisien determinasi sebesar 0,794. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan variabel orientasi pelayanan pelanggan,
dorongan berprestasi, integritas, komitmen organisasi, dan inisiatif menjelaskan pengaruhnya terhadap variabel kinerja pegawai BICT pada PT. Pelindo I Persero
adalah sebesar 79,4. Sedangkan sisanya sebesar 20,6 merupakan pengaruh dari variabel bebas lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti kompensasi,
peluang pengembangan karir dan hubungan yang baik dengan sesama rekan kerja.
Universitas Sumatera Utara
4.1.4.4. Uji Serempak
Hasil pengujian hipotesis secara serempak dapat dilihat pada Tabel 4.14. sebagai berikut:
Tabel 4.14. Hasil Uji Serempak ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
295.302 5
59.060 37.767
.000
a
Residual 76.626
49 1.564
Total 371.927
54
a. Predictors: Constant, Inisiatif, Dorongan berprestasi, Komitmen organisasi, Integritas, Orientasi pelayanan pelanggan
b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 4.14. di atas diperoleh bahwa nilai F
hitung
37,767 lebih besar dibandingkan dengan nilai F
tabel
2,40, dan sig. α 0,000
a
lebih kecil dari alpha 5 0,05. Hal ini mengindikasikan bahwa hasil penelitian menolak H
dan menerima H
1
. Dengan demikian secara serempak orientasi pelayanan pelanggan, dorongan berprestasi, integritas, komitmen organisasi, dan inisiatif berpengaruh
sangat signifikan terhadap kinerja operator alat bongkar muat Belawan International Container TerminalBICT pada PT. Pelabuhan Indonesia I Persero.
Universitas Sumatera Utara
4.1.4.5. Uji Parsial
Hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.15. berikut:
Tabel 4.15. Hasil Uji Parsial Coefficients
a
Model t
Sig.
1. Constant Orientasi Pelayanan Pelanggan
Dorongan berprestasi Integritas
Komitmen Organisasi Inisiatif
-.131 2.502
-.973 2.429
.006 4.994
.896 .016
.335 .019
.995 .000
a. Dependent Variable: Sumber: Hasil Penelitian, 2011 Data Diolah
Berdasarkan Tabel 4.15. di atas diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Nilai t
hitung
untuk variabel orientasi pelayanan pelanggan 2,502 lebih besar dibandingkan dengan nilai t
tabel
Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menolak H 2,00958, atau nilai sig. t untuk variabel orientasi
pelayanan pelanggan 0,016 lebih kecil dari alpha 0,025. dan menerima H
1
2. Nilai t untuk
variabel orientasi pelayanan pelanggan. Dengan demikian, secara parsial orientasi pelayanan pelanggan berpengaruh signifikan terhadap kinerja operator alat
bongkar muat Belawan International Container Terminal BICT pada PT. Pelabuhan Indonesia I Persero.
hitung
untuk variabel dorongan berprestasi -0,973 lebih kecil dibandingkan dengan nilai t
tabel
Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menerima H 2,00958, atau nilai sig. t untuk variabel dorongan berprestasi
0,335 lebih besar dari alpha 0,025. dan menolak H
1
untuk
Universitas Sumatera Utara
variabel dorongan berprestasi. Dengan demikian, secara parsial dorongan berprestasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja operator alat bongkar
muat BICT pada PT. Pelindo I Persero karena pekerjaan operator alat bongkar muat merupakan pekerjaan technical yang sudah mempunyai SOP.
3. Nilai t
hitung
untuk variabel integritas 2,429 lebih besar dibandingkan dengan nilai t
tabel
Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menolak H 2,00958, atau nilai sig. t untuk variabel integritas 0,019 lebih kecil dari
alpha 0,025. dan menerima H
1
4. Nilai t untuk
variabel integritas. Dengan demikian, secara parsial integritas berpengaruh signifikan terhadap kinerja operator alat bongkar muat BICT pada PT. Pelindo I
Persero.
hitung
untuk variabel komitmen organisasi 0,006 lebih kecil dibandingkan dengan nilai t
tabel
Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menerima H 2,00958, atau nilai sig. t untuk variabel komitmen organisasi
0,995 lebih besar dari alpha 0,025. dan menolak H
1
untuk variabel komitmen organisasi. Dengan demikian, secara parsial komitmen
organisasi berpengaruh positif namun tidak signifikan terhadap kinerja operator alat bongkar muat BICT pada PT. Pelindo I Persero, hal ini dikarenakan
responden termasuk operator outsourcing yang sewaktu-waktu dapat diputuskan kontrak kerjanya.
Universitas Sumatera Utara
5. Nilai t
hitung
untuk variabel inisiatif 4,994 lebih besar dibandingkan dengan nilai t
tabel
Berdasarkan hasil yang diperoleh maka menolak H 2,00958, atau nilai sig. t untuk variabel inisiatif 0,000 lebih kecil dari
alpha 0,025. dan menerima H
1
Berdasarkan dari hasil pengujian hipotesa secara parsial dari kelima variabel independen yang meliputi orientasi pelayanan pelanggan, dorongan berprestasi,
integritas, komitmen organisasi, dan inisiatif diketahui bahwa secara parsial variabel inisiatif memiliki pengaruh yang paling dominan terhadap kinerja operator alat
bongkar muat BICT pada PT. Pelindo I Persero. untuk
variabel inisiatif. Dengan demikian, secara parsial inisiatif berpengaruh signifikan terhadap kinerja operator alat bongkar muat BICT pada PT. Pelindo I Persero.
4.2. Pembahasan
Pengujian hipotesis menyatakan bahwa kompetensi yang terdiri atas: orientasi pelayanan pelanggan, dorongan berprestasi, integritas, komitmen organisasi, dan
inisiatif berpengaruh terhadap kinerja pegawai Belawan International Container Terminal BICT pada PT. Pelabuhan Indonesia I Persero. Hal ini menunjukkan
bahwa kinerja operator alat bongkar muat BICT pada PT. Pelindo I Persero dapat dipengaruhi oleh orientasi pelayanan pelanggan, dorongan berprestasi, integritas,
komitmen organisasi, dan inisiatif. Artinya, semakin baik orientasi pelayanan pelanggan, dorongan berprestasi, integritas, komitmen organisasi, dan inisiatif maka
Universitas Sumatera Utara
akan semakin baik atau semakin meningkat pula kinerja pegawai BICT pada PT. Pelindo I Persero.
Secara serempak kompetensi yang terdiri atas: orientasi pelayanan pelanggan, dorongan berprestasi, integritas, komitmen organisasi, dan inisiatif berpengaruh
terhadap kinerja operator alat bongkar muat BICT pada PT. Pelindo I Persero, dengan tingkat pengaruh yang sangat signifikan. Ini memberi arti bahwa orientasi
pelayanan pelanggan, dorongan berprestasi, integritas, komitmen organisasi, dan inisiatif sangat menentukan kinerja operator alat bongkar muat BICT pada PT.
Pelindo I Persero, atau dengan semakin meningkat orientasi pelayanan pelanggan, dorongan berprestasi, integritas, komitmen organisasi, dan inisiatif maka kinerja
operator alat bongkar muat BICT pada PT. Pelindo I Persero akan semakin meningkat pula. Pegawai yang berkinerja baik adalah pegawai yang melaksanakan
upaya maksimal guna menunjang tujuan-tujuan tertentu dalam kesatuan kerjanya dan organisasi dimana pegawai tersebut bekerja.
Kompetensi adalah apa yang dibawa oleh seseorang ke dalam pekerjaannya dalam bentuk jenis dan tingkatan perilaku yang berbeda. Ini harus dibedakan dari
atribut tertentu pengetahuan, keahlian, dan kepiawaian yang dibutuhkan untuk melaksanakan berbagai tugas yang berhubungan dengan suatu pekerjaan. Kompetensi
menentukan aspek-aspek proses dari kinerja suatu pekerjaan. Kompetensi ini bisa bersifat generik secara universal, berlaku bagi semua manajer tanpa peduli ia
merupakan bagian dari organisasi yang mana, ataupun apa pekerjaan tertentu mereka. Mereka juga dapat bersifat generik secara organisasional, bisa bersifat umum dan
Universitas Sumatera Utara
berlaku bagi semua staf, atau terfokus secara lebih spesifik kepada suatu jenis pekerjaan atau kategori karyawan seperti manajer, ilmuan staf profesional ataupun
staff administrasi. Salah satu cara untuk menentukan perbedaan antara karyawan yang berkinerja tinggi dan kurang efektif adalah dengan mendapatkan indikator positif dan
negatif bagi tiap kompetensi, Dharma, 2004. Setiap pekerja mempunyai kemampuan berdasar kepada pengetahuan dan
keterampilan, kompetensi yang sesuai dengan pekerjaan, motivasi kerja dan kepuasan kerja. Namun, pekerja juga mempunyai kepribadian, sikap, dan prilaku yang dapat
mempengaruhi kinerjanya, Wibowo, 2007. Dengan demikian, semakin tinggi tingkat kompetensi sumber daya manusia
dalam perusahaan maka akan semakin baik kinerja perusahaan tersebut. Sebaliknya apabila suatu perusahaan atau organisasi memiliki kompetensi sumber daya yang
kurang mendukung maka akan menghambat tujuan perusahaan. Kompetensi sumber daya manusia memiliki hubungan yang erat dengan
kinerja, hal ini sejalan dengan pendapat Mangkunegara 2000 yang menyatakan kompetensi sumber daya manusia adalah kompetensi yang berhubungan dengan
pengetahuan, keterampilan, kemampuan, dan karakteristik kepribadian yang mempengaruhi secara langsung terhadap kinerjanya. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa kompetensi sumber daya manusia adalah suatu yang dapat memberikan gambaran tentang kemampuan suatu individu atau sumber daya manusia untuk
melaksanakan tugas tertentu. Kompetensi sumber daya manusia juga dapat diartikan sebagai karakteristik dasar individu yang dalam hubungan sebab akibat berkaitan
Universitas Sumatera Utara
dengan performa yang efektif atau superior dalam suatu pekerjaan atau jabatan. Perusahaan sangat memperhatikan kompetensi pegawai, hal ini bisa dilihat
dari awal pegawai diterima yaitu pada proses rekruitmen pegawai, dimana pada saat pegawai itu diterima, perusahaan benar-benar melakukan seleksi terhadap calon
pegawai agar dapat merekrut pegawai yang memiliki kompetensi seperti yang diinginkan oleh perusahaan. Memilih pegawai yang memiliki kompetensi yang
diharapkan juga dilakukan oleh perusahaan dengan memperhatikan latar belakang pendidikan pegawai yang sesuai dengan posisi jabatan yang akan diisi. Guna
peningkatan mutu dan kualitas Sumber Daya Manusia SDM, PT. Pelindo I Persero juga dilakukan kerja sama dengan Universitas Sumatera Utara USU dalam
bidang pendidikan, pelatihan dan rekruitmen. Upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia, manajemen perusahaan dengan kepedulian yang tinggi, telah
memberikan kesempatan kepada beberapa personil untuk mengikuti berbagai kursus dan latihan yang diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan dan perusahaan juga
telah mengirim beberapa staff ke berbagai konferensi dan seminar dalam meningkatkan wawasan, pengetahuan, dan sekaligus mempelajari perbandingan yang
diperlukan dengan tujuan agar dapat meningkatkan kompetensi sumber daya manusia yang handal dan profesional.
Hasil penelitian ini memiliki kesamaan dengan penelitian yang dilakukan oleh Ayuningrum 2010, judul “Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Terhadap
Kinerja Karyawan di PT. London Sumatera, Tbk Medan”. Variabel yang diteliti adalah Kompetensi Sumber Daya Manusia dan Kinerja. Hasil penelitian ini
Universitas Sumatera Utara
menyatakan bahwa variabel kompetensi memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel kinerja. Kompetensi sumber daya manusia di PT. PP
Lonsum, Tbk Medan sudah cukup terlaksana artinya: kompetensi sudah cukup dimiliki semua karyawan PT. PP. Lonsum, Tbk Medan. Kompetensi tidak dapat
dikatakan tinggi karena masih ada karyawan yang memiliki kompetensi rendah, hal tersebut disebabkan kurangnya pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki serta
sikap kerja yang berhubungan dengan kreativitas, motivasi, perencanaan dan pengorganisasian. Kinerja karyawan di PT. PP Lonsum berada pada kategori rendah
artinya kinerja karyawan sangat perlu ditingkatkan lagi agar menjadi optimal. Hasil penelitian ini sejalan dengan pendapat dari Simanjuntak 2005 kinerja
setiap orang dipengaruhi oleh banyak faktor yang dapat digolongkan pada tiga kelompok, yaitu: 1. Kompetensi Individu, 2. Dukungan Organisasi, 3. Dukungan
Manajemen. Banyak faktor yang mempengaruhi kinerja perusahaan secara umum dan
kinerja pegawai secara khusus salah satunya adalah mengembangkan kompetensi pegawai dengan cara: mengetahui dan memahami pengetahuan dibidangnya masing-
masing yang menyangkut tugas dan tanggung jawabnya dalam bekerja dan perusahaan melakukan sosialisasi terhadap peraturanprosedur yang baru disahkan
perusahaan. Sosialisasi bertujuan agar pegawai dapat mengetahui dengan jelas mengenai peraturan yang telah ditetapkan oleh perusahaan, sehingga pegawai tidak
melakukan hal-hal yang melanggar peraturan baru tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Secara parsial variabel inisiatif berpengaruh dominan daripada variabel orientasi pelayanan pelanggan, dorongan berprestasi, integritas, dan komitmen
organisasi. Artinya, variabel inisiatif lebih berperan dalam menentukan kinerja operator alat bongkar muat BICT pada PT. Pelindo I Persero dibandingkan dengan
variabel orientasi pelayanan pelanggan, dorongan berprestasi, integritas, dan komitmen organisasi. Dengan demikian pihak PT. Pelindo I Persero harus
memperhatikan variabel inisiatif dalam penentuan kinerja pegawai PT. Pelindo I Persero.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya disimpulkan bahwa kompetensi yang terdiri atas:
1. Orientasi pelayanan pelanggan, dorongan berprestasi, integritas, komitmen organisasi, dan inisiatif secara serempak berpengaruh sangat signifikan terhadap
kinerja operator alat bongkar muat Belawan International Container Terminal BICT pada PT. Pelabuhan Indonesia I Persero.
2. Hal ini menunjukkan bahwa kinerja operator alat bongkar muat BICT pada PT. Pelindo I Persero dapat dipengaruhi oleh orientasi pelayanan pelanggan,
Universitas Sumatera Utara