2.2.2. Syarat-syarat Berkualitasnya Penilaian Kinerja
Menurut Rivai 2005 syarat-syarat berkualitasnya suatu kinerja adalah sebagai berikut:
a. Input Potensi Agar penilaian kinerja tidak bias dan dapat mencapai sasaran sesuai yang
dikehendaki oleh perusahaan, maka perlu ditetapkan, disepakati, dan diketahui faktor-faktor yang dinilai sebelumnya sehingga setiap karyawan yang ada di
dalam perusahan telah mengetahui dengan pasti faktor-faktor apa yang dinilai. Dengan demikian, akan terciptanya ketenangan kerja.
b. Proses Pelaksanaan Dalam fase pelaksanaan, proses konsultasi dengan sebanyak mungkin individu
dan kelompok harus dilakukan, untuk menjamin seluruh aspek dari sistem penilaian kinerja dapat dihubungkan secara menyeluruh dari pokok-pokok yang
berhubungan dengan praktik sehingga dapat berjalan dengan baik. c. Output Hasil
Perlu ada kejelasan hasil penelitian, seperti manfaat, dampak, resiko, serta tindak lanjut dari rekomendasi penilaian. Selain itu perlu diketahui apakah hasil
penilaian ini berhasil meningkatkan kualitas kerja, motivasi kerja, etos kerja dan kepuasan kerja karyawan, yang akhirnya akan merefleksi pada peningkatan
kinerja perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3. Sistem Manajemen Kinerja yang Efektif
Sistem manajemen kinerja yang akan dipilih untuk digunakan harus tergantung pada kebutuhan dan tujuan dari masing-masing perusahaan. Walaupun
demikian Cascio 1992 menyarankan agar sebuah sistem manajemen kinerja bisa efektif maka hendaknya syarat-syarat sebagai berikut terpenuhi:
a Relevan Relevance Hal-hal atau faktor-faktor yang diukur adalah yang relevan terkait dengan
pekerjaanya, apakah itu hasilnya ataupun prosesnya. b Kepekaan Sensitivity
Sistem yang digunakan harus cukup peka untuk membedakan antara karyawan yang “berprestasi” dan “tidak berprestasi”.
c Keandalan Reliability Sistem yang digunakan harus dapat diandalkan, dipercaya, bahwa
menggunakan tolak ukur, sahih, akurat, konsisten, dan stabil. d Dapat diterima Acceptability
Sistem yang digunakan harus dapat dimengerti dan diterima oleh karyawan yang menjadi penilai maupun yang dinilai dan menfasilitasi komunikasi aktif
dan konstruktif diantara keduanya. e Praktis Praticality
Semua instrumen, misalnya formulir yang dipergunakan harus mudah digunakan oleh kedua belah pihak, tidak rumit dan tidak berbelit-belit.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Boyatzis dalam Palan 2008 kinerja efektif suatu pekerjaan sebagai pencapaian hasil tertentu spesifik yang diisyaratkan suatu pekerjaan melalui
tindakan tertentu spesifik yang sejalan dengan kebijakan, prosedur, dan kondisi lingkungan organisasi. Keberadaan suatu kompetensi tidak dengan sendirinya
menghasilkan kinerja, tetapi ketika kompetensi tersebut ditunjukkan atau ditampilkan dalam tindakan barulah menghasilkan kinerja. Boyatzis juga memasukkan penting
sebuah lingkungan organisasi yang kondusif. Boyatzis mensyaratkan 3 tiga elemen yang mendukung kinerja yang efektif :
1. Kompetensi individu. 2. Fungsi dan tuntutan pekerjaan tersebut.
3. Lingkungan organisasi dimana pekerjaan tersebut berada. Agar kinerja efektif, ketiga elemen tersebut harus menyesuaikan diri satu sama lain.
Sumber: Palan 2008
Gambar 2.2. Model Boyatzis Kinerja Efektif
Kompetensi individu
Tuntutan Pekerjaan
Lingkungan Organisasi
Tindakan atau
perilaku spesifik
yang efektif
Universitas Sumatera Utara
2.2.4. Klasifikasi Individual Berdasarkan Kinerja dan Kompetensi