Kepatuhan Dalam Melaksanakan Diet Jantung IV Yang Diberikan RSU Bandung Medan

seharusnya yaitu 329 gram. Kurangnya komposisi karbohidrat pada diet yang diberikan rumah sakit karena porsi bahan makanan yang mengandung karbohidrat seperti nasi putih yang diberikan hanya 100 gram per hari pada setiap pasien yang dirawat inap. Dalam tubuh, natrium berfungsi mengatur kontraksi otot, impuls saraf, tingkat air dan banyak hal lainnya. Setiap sel dalam tubuh memerlukannya dan lidah memiliki reseptor yang memberitahu otak saat garam telah memasuki mulut. Sebagaimana zat makanan yang lain natrium berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah berlebih Anonim , 2010a. Menurut Arief 2002, komposisi natrium dalam diet jantung IV adalah sebesar 172 mg. Dari hasil penelitian tentang kesesuaian komposisi zat gizi natrium diet jantung IV yang diberikan untuk pasien hipertensi komplikasi jantung yang rawat inap pada masing-masing kelas I, II, dan III yang dapat dilihat pada Tabel 4.21., Tabel 4.22., dan Tabel 4.23. menunjukkan bahwa komposisi natrium melebihi standar diet jantung IV. Rata-rata komposisi natrium pada diet jantung IV yang diberikan rumah sakit adalah sebesar 345 mg. Hal ini menunjukkan bahwa natrium diet jantung IV yang diberikan rumah sakit tidak sesuai dengan standar yang diharuskan.

5.1.3 Kepatuhan Dalam Melaksanakan Diet Jantung IV Yang Diberikan RSU Bandung Medan

Menurut BPOM RI 2006 keberhasilan penatalaksanaan diet bagi pasien penderita hipertensi yang rawat inap juga dipengaruhi oleh tindakan kepatuhan pasien dalam melaksanakan diet yang diberikan oleh rumah sakit. Tindakan kepatuhan pasien dalam melaksanakan diet yang diberikan rumah sakit merupakan faktor Universitas Sumatera Utara penentu yang cukup penting dalam mempercepat masa penyembuhan penyakit pasien tersebut BPOM RI, 2006. Dari hasil penelitian tentang kepatuhan dalam melaksanakan diet jantung yang diberikan rumah sakit diperoleh gambaran secara umum bahwa sebagian besar pasien hipertensi komplikasi jantung yang rawat inap memiliki kepatuhan dengan kategori sedang, yang berarti pasien tidak terlalu patuh dalam melaksanakan diet jantung tipe IV yang diberikan oleh rumah sakit. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.24. dimana sebesar 94,3 pasien memiliki kepatuhan yang sedang dan sebesar 5,7 pasien memiliki kepatuhan yang kurang. Tidak ada pasien yang memiliki kepatuhan yang baik selama menjalani diet jantung IV di rumah sakit. Kepatuhan dengan kategori sedang yang dimiliki oleh pasien tidak terlepas dari stimulus pengetahuan pasien tentang hal-hal apa saja yang harus diperhatikan dalam menjalani diet yang diberikan dan bagaimana aturan makan yang baik. Pada Tabel 4.25. dapat dillihat bahwa sebesar 60 pasien memiliki kepatuhan yang baik karena telah mengetahui apa saja yang harus diperhatikan dalam menjalani diet yaitu mengatur jenis makanan, jumlah makanan, dan waktu makan yang tepat. Begitu juga pada Tabel 4.26. yang menunjukkan bahwa sebesar 91,4 pasien telah mengetahui bagaimana aturan makan yang baik yaitu tiga kali makan utama dan tiga kali makan selingan. Perencanaan makanan untuk pasien hipertensi terutama hipertensi komplikasi jantung harus diperhatikan berdasarkan jenis makanan, jumlah makanan dan waktu makan sehingga jumlah zat gizi yang didapat diharapkan dapat sesuai dengan kebutuhan pasien tersebut Marliani dan Tantan, 2007. Universitas Sumatera Utara Pada Tabel 4.27. dapat dilihat bahwa sebesar 91,4 pasien memiliki kepatuhan baik dalam hal selalu mengkonsumsi diet jantung IV yang diberikan rumah sakit. Namun, faktanya pasien belum tentu menghabiskan diet tersebut. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.28. bahwa sebesar 45,7 pasien hanya kadang-kadang menghabiskan diet jantung IV yang diberikan dengan frekuensi 3 sampai 4 kali dalam seminggu. Ini dikarenakan oleh pasien tidak menyukai cita rasa makanan yang diberikan. Pada Tabel 4.29. menunjukkan bahwa sebesar 54,3 pasien tidak menyukai rasa masakan diet jantung IV yang diberikan dengan alasan diet yang diberikan tersebut tidak ada rasanya atau tawar. Diet jantung IV yang diberikan kepada pasien memang tidak ditambahkan garam dapur dalam proses pemasakannya, dimana kandungan garam hanya berasal dari bahan makanan yang dimasak. Hal ini dilakukan karena petugas gizi khawatir jika masakan ditambahkan garam, dapat memperparah komplikasi jantung yang diderita pasien. Garam atau natrium merupakan zat gizi yang sangat berguna untuk sistem metabolisme tubuh manusia, namun garam dapat berbahaya jika dikonsumsi dalam jumlah berlebihan Anonim, 2010c. Oleh sebab itu, pasien kadang-kadang mengonsumsi makanan lain di luar dari diet jantung IV yang diberikan rumah sakit. Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.30. menunjukkan bahwa sebesar 97,1 pasien kadang-kadang membeli makanan lain di luar dari diet jantung IV yang diberikan oleh rumah sakit. Jenis makanan lain di luar dari diet yang diberikan rumah sakit yang dikonsumsi oleh pasien berupa makanan yang baik dikonsumsi maupun makanan yang tidak seharusnya dikonsumsi pada penderita hipertensi dengan komplikasi jantung. Pada Tabel 4.32. dapat dilihat Universitas Sumatera Utara bahwa sebesar 57,1 pasien mengonsumsi jenis makanan di luar dari diet yang diberikan seperti susu tinggi lemak, nasi bungkus, biskuit keju, roti pakai mentega, dan gorengan. Dimana jenis makanan ini tinggi akan lemak, yang seharusnya tidak dikonsumsi oleh penderita hipertensi komplikasi jantung. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa mayoritas kepatuhan pasien adalah kurang. Di rumah sakit, pasien yang menjalani rawat inap akan diberikan makanan selingan atau snack sesuai dengan jenis kelas rawat inap pasien. Makanan selingan berkaitan dengan ngemil. Ngemil merupakan perilaku baik dan sehat baik pada orang yang sehat maupun yang sakit. Dengan mengemil kita dapat mempertahankan kestabilan kadar gula darah dan menjaga tekanan darah agar tidak anemia. Pilihan jenis makanan selingan dan jumlah yang terlalu berlebihan yang sering menimbulkan masalah Astawan, 2004. Berdasarkan hasil penelitian yang tertera pada Tabel 4.31. sebesar 100 pasien mengonsumsi makanan selingan yang diberikan rumah sakit. Untuk jenis makanan yang dikonsumsi pasien dapat dilihat pada Tabel 4.34. bahwa sebesar 51,4 pasien mengonsumsi jenis makanan untuk makanan selingan seperti buah- buahan segar, dan kue-kue basah. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa sebagian besar pasien telah memiliki kepatuhan yang baik dikarenakan pasien mengemil dan mengemil dengan jenis makanan selingan yang diberikan dari rumah sakit. Selain itu, hal yang harus diperhatikan bagi penderita hipertensi murni atau hipertensi dengan komplikasi jantung, stroke ataupun diabetes mellitus adalah membiasakan diri untuk sarapan. Menurut Marliani dan Tantan 2007 sarapan merupakan hal yang penting bagi penderita hipertensi. Sarapan dengan jumlah kalori Universitas Sumatera Utara yang cukup dapat mencegah diri dari rasa lapar yang berlebihan di siang hari. Penderita hipertensi disarankan untuk mengkonsumsi jenis makanan yang kaya dengan karbohidrat seperti roti, sereal, atau nasi. Untuk penderita hipertensi yang menjalani rawat inap, jenis makanan yang baik dikonsumsi adalah sesuai dengan diet yang ditetapkan Marliani dan Tantan, 2007. Sesuai dengan hal tersebut, hasil penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 4.33. menunjukkan bahwa sebesar 80 pasien mengonsumsi jenis makanan yang diberikan dari rumah sakit untuk makanan sarapan pagi. Dapat disimpulkan bahwa pasien memiliki kepatuhan yang baik dalam hal mengonsumsi jenis makanan yang diberikan dari rumah sakit untuk makanan sarapan pagi. Pada orang sehat dan penderita hipertensi dengan segala jenis komplikasi nya, adalah penting untuk minum air putih yang cukup selama sehari. Dengan banyak minum air putih, dapat melancarkan metabolisme tubuh dan juga sistem pencernaan. Dari hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.35. bahwa sebesar 71,4 pasien minum air putih sebanyak kurang dari 8 gelas per hari dengan jumlah 4 sampai 5 gelas per hari, dengan alasan mereka merasa tidak enak jika terlalu banyak minum. Dalam hal ini dapat disimpulkan bahwa mayoritas pasien memiliki kepatuhan dengan kategori sedang yang berarti pasien memiliki kepatuhan yang hampir benar. Selain sarapan dan minum air putih, mengonsumsi buah dan sayur bagi penderita hipertensi dengan komplikasi jantung yang dirawat inap di rumah sakit adalah penting sekali. Buah dan sayur yang dikonsumsi adalah buah yang dapat meringankan gejala komplikasi jantung dari hipertensi, seperti buah pisang, pepaya, melon, jeruk, sayur bayam, sawi, kangkung, dan lainnya Jordan, 2010. Universitas Sumatera Utara Sesuai dengan hal tersebut, RSU Bandung Medan telah memberikan buah dan sayur tersebut, namun yang menjadi masalah adalah dikonsumsi atau tidak oleh pasien. Berdasarkan hasil penelitian yang dapat dilihat pada Tabel 4.36. menunjukkan bahwa mayoritas pasien sebesar 65,7 sering mengkonsumsi buah dan sayur yang diberikan rumah sakit yaitu buah pisang, pepaya dan sayur bayam dan sawi. Dalam hal ini, dapat disimpulkan bahwa mayoritas pasien memiliki tindakan kepatuhan yang baik dalam hal mengonsumsi jenis buah dan sayur selama di rumah sakit.

5.2. Status Gizi Pasien Hipertensi Komplikasi Jantung Yang Rawat Inap Di