Perumusan Masalah Hipertensi Komplikasi Penyakit Jantung

komplikasi jantung dengan keadaan ringan sehingga hanya diberikan makanan dalam bentuk makanan biasa dengan garam rendah. Namun, komposisi zat gizi pada pemberian diet oleh rumah sakit belum tentu memenuhi syarat diet jantung. Penatalaksanaan diet jantung di RSU Bandung juga dipengaruhi oleh status gizi dan tindakan kepatuhan pasien dalam melaksanakan diet jantung di RSU Bandung yang bertujuan untuk mempercepat masa penyembuhan sehingga tidak dirawat inap lagi. Hal ini yang menjadi latar belakang peneliti untuk mengetahui bagaimana gambaran penatalaksanaan diet jantung dan status gizi pasien penderita hipertensi komplikasi jantung yang rawat inap di Rumah Sakit Umum Bandung Medan Tahun 2012.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka yang menjadi perumusan masalah adalah bagaimana gambaran penatalaksanaan diet jantung dan status gizi pasien penderita hipertensi komplikasi penyakit jantung yang rawat inap di Rumah Sakit Umum Bandung Medan Tahun 2012. 1.3. Tujuan Penelitian 1.3.1. Tujuan Umum Untuk mengetahui gambaran penatalaksanaan diet jantung dan status gizi pasien penderita hipertensi komplikasi penyakit jantung yang rawat inap di Rumah Sakit Umum Bandung Medan Tahun 2012.

1.3.2. Tujuan Khusus

1. Mengetahui kesesuaian diet jantung dalam hal pemberian jenis diet jantung dan komposisi zat gizi khususnya kalori, protein, lemak, karbohidrat dan natrium berdasarkan standar yang seharusnya dengan menilai menu dan menghitung Universitas Sumatera Utara komposisi zat gizi makanan dalam diet jantung yang diberikan pada pasien hipertensi komplikasi jantung. 2. Menggambarkan kepatuhan pasien penderita hipertensi yang rawat inap dalam melaksanakan diet jantung yang diberikan di RSU Bandung Medan. 3. Mengetahui status gizi pasien penderita hipertensi komplikasi jantung yang rawat inap di RSU Bandung Medan. 1.4. Manfaat Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam membuat kebijakan bagi pihak rumah sakit tentang kepatuhan untuk melaksanakan diet jantung yang diberikan bagi penderita hipertensi yang rawat inap dan sebagai bahan masukan bagi pihak instalasi gizi RSU Bandung Medan mengenai komposisi zat gizi khususnya zat gizi kalori, protein, lemak, karbohidrat dan natrium dalam diet jantung yang diberikan pihak rumah sakit kepada pasien hipertensi komplikasi jantung yang rawat inap di RSU Bandung Medan. Selain itu, diharapkan penelitian ini dapat menjadi masukan dan informasi bagi masyarakat tentang pentingnya mengatur pola hidup sehat dengan mempertahankan status gizi yang baik untuk mencegah timbulnya gejala komplikasi hipertensi khususnya penyakit jantung. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hipertensi Komplikasi Penyakit Jantung

Penyakit darah tinggi atau hipertensi hypertension merupakan suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal yang ditunjukkan oleh angka sistolik bagian atas dan angka diastolik bawah pada pemeriksaan tensi darah menggunakan alat pengukur tekanan darah baik yang berupa tensimeter air raksa sphygmomanometer ataupun alat digital lainnya Anonim, 2008. Nilai normal tekanan darah seseorang dengan ukuran tinggi badan, berat badan, tingkat aktifitas normal dan kesehatan secara umum adalah 12080 mmHg. Dalam aktivitas sehari-hari, tekanan darah normalnya adalah dengan nilai angka kisaran stabil. Tetapi secara umum, angka pemeriksaan tekanan darah menurun saat tidur dan meningkat saat beraktifitas atau berolahraga Anonim, 2008. Definisi hipertensi yang hingga sekarang masih berlaku ialah arus tekanan sistolik 140 mmHg atau lebih, atau arus tekanan darah diastolik 90 mmHg atau lebih. Akan tetapi, karena tekanan darah berubah-ubah, sebelum seorang pasien dinyatakan menderita hipertensi dan menentukan untuk memulai perawatan, perlu dipastikan arus tekanan darah yang meninggi itu dengan pengukuran yang berulang-ulang dalam jangka waktu beberapa minggu. Tekanan darah sangat bergantung pada curah jantung, tahanan perifer pada pembuluh darah, serta volume darah yang bersirkulasi WHO, 2001. Universitas Sumatera Utara Penyakit hipertensi sering disebut sebagai the silent killer atau sering disebut sebagai pembunuh diam-diam. Umumnya penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Penyakit ini dikenal juga sebagai heterogeneous group of disease yang berarti penyakit yang menyerang siapa saja dari berbagai kelompok umur dan kelompok sosial ekonomi Anonim, 2008. Penyebab utama timbulnya hipertensi adalah pola makan yang salah, baik pada penderita hipertensi yang rawat jalan maupun yang rawat inap. Pada penderita hipertensi rawat inap, makanan yang harus dikonsumsi adalah makanan yang sesuai dengan diet yang diberikan oleh pihak rumah sakit. Namun, fenomena yang terjadi pasien penderita hipertensi yang rawat inap tidak menjalankan diet yang diberikan. Hal ini dikarenakan oleh diet yang disediakan tidak sesuai dengan makanan yang diinginkan mereka, sehingga mereka lebih suka untuk mengkonsumsi makanan di luar diet yang diberikan. Hal inilah yang dapat menimbulkan komplikasi hipertensi yang dapat memengaruhi lama cepatnya proses pemulihan. Pada umumnya, pasien hipertensi rawat inap merupakan pasien hipertensi yang telah mengalami komplikasi. Komplikasi adalah penyakit-penyakit yang dapat ditimbulkan akibat hipertensi. Salah satu penyakit komplikasi yang terjadi pada pasien hipertensi rawat inap adalah penyakit jantung dan kardiovaskuler. Penyakit jantung terjadi akibat proses berkelanjutan, di mana jantung secara berangsur kehilangan kemampuannya untuk melakukan fungsi secara normal. Pada awal penyakit, jantung mampu mengkompensasi ketidakefisian fungsinya dan Universitas Sumatera Utara mempertahankan sirkulasi darah normal melalui pembesaran dan peningkatan denyut nadi Almatsier, 2004.

2.2. Pencegahan Hipertensi Komplikasi Penyakit Jantung