41 Baermann dan OK. Tousa. Siapa saja yang merupakan ahli waris OK. Tousa sudah tentu
diterima di rumah sakit ini untuk segera diberikan pengobatan.
42
Bentuk pelayanan di Rumah Sakit Petumbukan saat masih Serdang Doctor Fonds Hospitaal cukup baik. Hal ini bisa jadi dikarenakan pada kurun 1913-1950 tenaga
medisnya masih diisi oleh orang-orang Eropa. Mereka cukup disiplin dalam bekerja dan sabar dalam menangani keluhan dan mengobati pasien sehingga pelayanan dan perawatan
yang diberikan kepada pasien pun cukup memadai. Baru pada periode selanjutnya tenaga medis di rumah sakit ini berangsur-angsur diisi oleh warga negara Indonesia.
43
2.4 Periode Gabungan Rumah Sakit Petumbukan 1950 – 1980
2.4.1 Sarana dan Prasarana yang dibangun pada Periode Gabungan Rumah Sakit Petumbukan
Pada saat periode Gabungan Rumah Sakit Petumbukan, kurun waktu 1950 – 1980 cukup banyak terjadi perkembangan di rumah sakit ini. Baik itu dilihat dari segi
pembangunan fisik yang berupa sarana dan prasarana baru, maupun fasilitas yang menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit ini. Pada tahun 1953 dibangun Rumah
Karyawan sebanyak 4 unit dengan luas lahan 268 m
2
. Pada tahun 1954 dibangun Ruang Kelas I sejumlah 1 unit menempati lahan seluas 500 m
2
, Dapur sejumlah 1 unit dengan lahan seluas 250 m
2
.
44
Pada tahun 1957 terjadi nasionalisasi perusahaan milik Belanda oleh Pemerintah Republik Indonesia. Dengan adanya nasionalisasi tersebut maka semua aset milik
Belanda berangsur-angsur diserahkan kepada pemerintah Indonesia. Namun berdasarkan
42
Arsip milik Alm. H. Sabar: Verkaufs Vertrag.
43
Wawancara dengan Zainab br Sembiring, Kelapa Satu, 8 Maret 2011.
Universitas Sumatera Utara
42 data tertulis maupun lisan, pada masa nasionalisasi ini tidak ada pembangunan sarana dan
prasarana baru di Rumah Sakit Petumbukan. Saat itu hanya ada pengambilalihan saja, sehingga yang sudah ada sebelumnya dilanjutkan dan dirawat oleh pemerintah Indonesia.
Perkembangan Tata Usaha dan Pembukuan semasa Gabungan Rumah Sakit Petumbukan dapat dilihat pada saat itu. Laporan keuangan dibuat 3 bulan sekali, dan
telah selesai dibuat sampai dengan September 1979 tahun terakhir Periode Gabungan Rumah Sakit Petumbukan. Untuk bulan Oktober sampai dengan Desember 1979
penutupan tahun 1979 direncanakan selesai pada bulan Februari 1980. Saat itu di gudang obat tersimpan rapi tablet-tablet dan larutan sirup yang untuk diberikan kepada
pasien yang sakit sesuai dengan penyakit yang dideritanya. Adapun gudang material juga menyimpan beras, solar, silinder, minyak tanah, alat tulis kantor, alat listrik dan lain-
lain.
45
Untuk daya listrik dan air menggunakan pembangkit tenaga listrik beserta pompa air. Berikut perinciannya saat Gabungan Rumah Sakit Petumbukan:
Pusat Tenaga Listrik Air - Jumlah Mesin Pembangkit Tenaga Listrik ada 2 buah
1 buah Mesin Lister 43 HP. Tipe ARW 435 kvA 53 Amp. 220-380 v. 1 buah Mesin Lister 43 HP. No.: 196.HR.4. A.25.R.
- Jumlah Mesin Pompa Air ada 3 buah 2 buah Pompa Air merek Sterek 1 buah rusak
1 buah Pompa Air merek Pelnex “S 44 komplit dengan Elektro motor 15 HP 220-380 V 1500 rpm.
44
Arsip milik OK. Dirhamsyah Tousa: Data Bangunan dan Sarana Rumah Sakit Petumbukan.
45
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
43 - Klinik Gigi
- Dental Unit ditempatkan pada Klinik Gigi - Praktik dibuka pada hari Senin, Selasa, Kamis, dan Sabtu.
Mengenai pembangunan sarana dan prasarana baru di Rumah Sakit Petumbukan tahun 1980, akhir dari periode Gabungan Rumah Sakit Petumbukan hanya dibangun
sarana pelengkap berupa Sumur Batu sejumlah 1 unit.
46
Tidak ada pembangunan fasilitas baru di rumah sakit ini selama akhir periode Gabungan Rumah Sakit Petumbukan. Hal ini
bisa dimungkinkan karena masih memadai dan mencukupi fasilitas yang ada, sehingga Gabungan Rumah Sakit Petumbukan merasa tidak perlu untuk menambah fasilitas baru.
2.4.2 Pembaruan Perjanjian antara ahli waris OK. Tousa dengan Gabungan
Rumah Sakit Petumbukan
Pada tanggal 29 Mei 1961 ahli waris OK. Tousa telah melaksanakan himbauan pemerintah yang tertuang di dalam Undang-undang Pokok Agraria UUPA tahun 1960
No.5. Ahli waris OK. Tousa telah mendaftarkan kepemilikan dan penguasaan tanah areal Serdang Doctor Fonds Hospital kepada Kantor Agraria Kabupaten Deli Serdang sesuai
Pasal 3 Perpu No.5750. Pada tahun 1965 Gabungan Rumah Sakit Petumbukan menyodorkan konsep baru kepada ahli waris yang bunyinya: Gabungan Rumah Sakit
Petumbukan menyanggupi dan mengikat diri akan memberikan pengobatan cuma-cuma kepada ahli waris dibatasi 10 orang tiap bulan.
47
Oleh sebab itu, pihak ahli waris OK. Tousa menganggap Gabungan Rumah Sakit Petumbukan telah merampas dan menguasai
hak milik ahli waris OK. Tousa.
46
Arsip milik OK. Dirhamsyah Tousa: Data Bangunan dan Sarana Rumah Sakit Petumbukan.
Universitas Sumatera Utara
44 Pada tanggal 8 Maret 1965 diperbaharui perjanjian antara ahli waris OK. Tousa
dengan Gabungan Rumah Sakit Petumbukan, untuk menyempurnakan perjanjian 20 Maret 1913.
48
Pihak ahli waris OK. Tousa menyatakan bahwa perjanjian jual beli tanah Verkaufs Vertrag tanggal 20 Maret 1913 antara OK. Tousa dengan Serdang Doctor
Fonds tidak sah. Ahli waris OK. Tousa mengklaim Serdang Doctor Fonds menolak untuk memberikan kompensasi berupa pengobatan secara cuma-cuma kepada mereka, sehingga
ini sama saja telah melanggar perjanjian terdahulu. Dalam Surat Perjanjian tanggal 8 Maret 1965 ini Gabungan Rumah Sakit
Petumbukan diwakili oleh W. Manik, sedangkan ahli waris OK. Tousa diwakili oleh OK. Abdul Chalik dan OK. Murad. Pihak Gabungan Rumah Sakit Petumbukan telah
menempati sebidang tanah lebih dari 48 tahun yang dibeli oleh Serdang Doctor Fonds dari OK. Tousa dan Dulkahar dengan Verkaufs Vertrag tanggal 20 Maret 1913. Tanah itu
dituntut oleh ahli waris OK. Tousa dan Dulkahar karena jual beli yang telah dilakukan antara Serdang Doctor Fonds dan OK. Tousa tidak sah. Menurut keterangan ahli waris
OK. Tousa dan Dulkahar dahulu ada perjanjian bahwa Serdang Doctor Fonds akan memberikan pengobatan secara cuma-cuma kepada OK. Tousa, Dulkahar, keluarganya,
dan ahli warisnya. Nyatanya, Serdang Doctor Fonds sejak beberapa lama menolak untuk memberikan pengobatan secara cuma-cuma kepada ahli waris OK. Tousa dan Dulkahar.
49
Oleh sebab itulah, maka kedua belah pihak ingin mengadakan perjanjian. Kedua belah pihak menyetujui untuk membuat perjanjian, yang antara lain isinya, adalah
Serdang Doctor Fonds menyanggupi dan mengikat diri untuk memberikan pengobatan
47
Arsip milik OK. Ravii: Periode Sejak Berlakunya UUPA 1960 sd Perjanjian tanggal 8 Maret 1965.
48
Arsip milik Alm. H. Sabar: Surat Perjanjian 8 Maret 1965 antara Gabungan Rumah Sakit Petumbukan dengan ahli waris OK. Tousa.
Universitas Sumatera Utara
45 secara cuma-cuma kepada ahli waris OK. Tousa dan Dulkahar yang tersebut dalam daftar
keturunan-keturunannya. Namun, semuanya itu dengan ketentuan bahwa tiap bulan tidak diperbolehkan lebih dari 10 sepuluh orang, termasuk 1 satu pasien di kelas A dan 2
pasien di kelas B. Seorang pasien yang diopname di Rumah Sakit Petumbukan dihitung sebagai 1 pasien yang diobati. Setiap pasien yang meminta perawatan atau pengobatan
secara cuma-cuma harus membawa surat keterangan dari ahli waris yang berwenang tertua.
50
Yang dimaksud pengobatan secara cuma-cuma adalah pemeriksaan dokter atau mantri di Rumah Sakit Petumbukan; pengobatan dengan obat-obat yang tersedia di
Rumah Sakit Petumbukan; pemberian obat-obat yang tersedia di Rumah Sakit Petumbukan atas resep dokter yang bekerja di Rumah Sakit Petumbukan; opname dalam
Rumah Sakit Petumbukan dalam kelas A dan B penerimaannya menurut peraturan- peraturan pegawai anggota Gabungan Rumah Sakit Petumbukan. Pengobatan dan
perawatan di luar Rumah Sakit Petumbukan walaupun atas saran dokter Rumah Sakit Petumbukan tidak ditanggung oleh Gabungan Rumah Sakit Petumbukan.
Isi perjanjian tersebut juga menyatakan bahwa jika benar ahli waris OK. Tousa dan Dulkahar mempunyai hak atas sebidang tanah, maka Gabungan Rumah Sakit
Petumbukan dengan ini melepaskan dan menggugurkan hak-hak mereka atas tanah tersebut. Dengan demikian mereka tidak mempunyai hak apa pun atas tanah di
Petumbukan yang dipakai oleh Rumah Sakit Petumbukan atau bagian-bagiannya, jika hak pelepasan yang dimaksud itu tidak bertentangan dan berdasarkan Peraturan Pemerintah.
49
Ibid.
50
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
46
2.4.3 Perkebunan yang menjadi anggota Gabungan Rumah Sakit Petumbukan
Pasien-pasien yang berobat ke Rumah Sakit Petumbukan berasal dari beberapa golongan masyarakat. Ada pasien yang berasal dari perkebunan anggota Gabungan
Rumah Sakit Petumbukan, dan ada juga yang merupakan masyarakat umum. Beberapa perkebunan yang menjadi anggota Gabungan Rumah Sakit Petumbukan di antaranya,
adalah: 1. PT. Perkebunan V Sungei Karang
2. PT. Perkebunan V Sungei Putih 3. PT. Perkebunan VI Bandar Kwala – Bangun Purba
4. PT. Perkebunan IV Serbajadi 5. Harrison Bagerpang Est.
6. Harrison Sei Merah Est. 7. PN Telekomunikasi PT. Telkom sekarang.
Selain itu ada juga beberapa perkebunan yang masih diharapkan untuk menjadi anggota Gabungan Rumah Sakit Petumbukan. Perkebunan tersebut antara lain:
1. Timbang Deli Tanah Abang SIPEF.
2. Bandar Pinang SIPEF.
51
Saat periode ini dapat diambil rata-rata jumlah pasien yang dirawat per harinya di Rumah Sakit Petumbukan berjumlah 54 orang, sedangkan poliklinik yang merawat staf
dan karyawan rata-rata per harinya berjumlah lebih kurang 40 orang. Perlu diketahui tahun 1980 merupakan tahun terakhir periode Gabungan Rumah Sakit Petumbukan,
51
Arsip milik Alm. H. Sabar: Laporan Serah Terima Rumah Sakit Perkebunan Petumbukan.
Universitas Sumatera Utara
47 sebelum beralih ke PT. Perkebunan V sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pertanian
tahun 1980. Pada saat serah terima dari Gabungan Rumah Sakit Petumbukan ke PT.
Perkebunan V tercatat jumlah pasien sebagai berikut:
Tabel 1 Pasien yang dirawat pada 20 Februari 1980
No. Uraian Kelas A
Kelas B Kelas C dan D
Jumlah 1.
Kelas A - - -
2. Ruang
I - - 19 19
orang 3.
Ruang II - - 22
22 orang
4. Ruang
III - - 4 4
orang 5. Ruang
VII -
1 3
4 orang
6. Ruang VIII
- 3
- 3
orang Jumlah
- 4
48 52
orang Sumber: Arsip Laporan Serah Terima Gabungan Rumah Sakit Petumbukan.
2.4.4 Struktur Organisasi Gabungan Rumah Sakit Petumbukan
Sejak nasionalisasi seluruh perusahaan dan aset-aset milik Belanda termasuk juga perkebunan oleh Pemerintah Indonesia tahun 1957, Rumah Sakit Petumbukan berangsur-
angsur dikelola oleh orang Indonesia, baik dokter, perawat maupun tenaga medis lainnya. Dokter-dokter berkebangsaan Indonesia yang pernah bertugas selama periode ini di
Rumah Sakit Petumbukan adalah: dr. Sri Handono, dr. Asri Malisie, dr. Sumarlan, dr.
Universitas Sumatera Utara
48 Erlangga Sahir, dr. Tengku Yusuf, dr. H. M. Rasyid Nurdin Hasibuan, dan dr. M.
Hutapea.
52
Saat periode ini sudah banyak orang Indonesia yang bergabung menjadi karyawan di Rumah Sakit Petumbukan.
Dibawah ini akan diuraikan secara terperinci mengenai struktur organisasi saat periode Gabungan Rumah Sakit Petumbukan.
53
Unsur Pengurus Gabungan Rumah Sakit Petumbukan adalah sebagai berikut:
1. Ketua
2. Sekretaris Bendahara
3. Komisaris Lapangan, Bangunan, Teknik
4. Komisaris Verifikasi, Keuangan
5. Komisaris Perawatan Kesehatan
Unsur Pimpinan Gabungan Rumah Sakit Petumbukan beserta jabatannya terdiri
dari: 1.
Dokter Pemimpin, bertugas memimpin dan mengatur segala urusan baik medis maupun non-medis di rumah sakit.
2. Asisten Medis Lapangan Poliklinik, tugasnya bertanggungjawab pada dokter
pemimpin yang berhubungan dengan poliklinik.
52
Wawancara dengan Edi Suhardi, Poliklinik PT. Perkebunan Nusantara 3 Sei Karang, 1 Maret 2011.
53
Arsip milik Alm. H. Sabar: Laporan Serah Terima Rumah Sakit Perkebunan Petumbukan.
Universitas Sumatera Utara
49 3.
Kepala Tata Usaha, tugasnya mengurusi seluruh administrasi dan pembukuan di rumah sakit.
Tenaga Kerja di Gabungan Rumah Sakit Petumbukan terdiri dari beberapa unsur,
yakni: 1.
Karyawan Menengah -
Bagian Umum: a
Administrasi 3 orang, bertugas mengurusi administrasi. b
Administrasi Gudang 1 orang, bertugas mengurusi pergudangan. c
Kepala Kartu Staf Pembantu Administrasi 1 orang, membantu administrasi.
d Kepala Kartu Karyawan 1 orang, mendata absensi karyawan.
e Pegawai Listrik 4 orang, bertugas mengurus listrik di rumah sakit.
f Jaga Telepon 2 orang, bertugas menerima telepon masuk.
g Tukang 1 orang, tugasnya berhubungan dengan keahlian tangan.
h Tukang Pos 1 orang, bertugas mengantarkan surat-surat pos.
i Tukang Dobi 1 orang, bertugas mencuci dan menyetrika pakaian.
j Mandor 1 orang, bertugas mengawasi pekerjaan rekan-rekannya.
k Asisten Apoteker 1 orang, membantu apoteker dalam meramu obat.
- Bagian Perawatan:
a Pengatur Rawat Perawat 2 orang, merawat pasien yang sakit.
b Pengamat Kesehatan 18 orang, mengawasi pengobatan pasien.
c Juru Kesehatan 4 orang, bertugas membantu pengatur rawat.
Universitas Sumatera Utara
50 d
Bidan Berijazah 2 orang, membantu ibu yang melahirkan. e
Pembantu Bidan 3 orang, bertugas membantu bidan. f
Juru Rawat tidak berijazah 1 orang, membantu perawat. g
Pegawai Apotek 1 orang, meramu obat sesuai resep dokter. 2.
Karyawan Umum seluruhnya berjumlah 15 orang, yang bertugas mengurusi segala hal yang ada di Rumah Sakit Petumbukan sesuai dengan perintah atasan.
3. Tenaga Honorer, yang terdiri dari: Dokter Gigi yang bertugas memeriksa pasien
yang memiliki keluhan terkait dengan gigi dan mulut. Kemudian juga Guru Agama, bertugas memberikan tausiyah atau siraman rohani kepada seluruh
karyawan di Gabungan Rumah Sakit Petumbukan.
Universitas Sumatera Utara
51
BAB III RUMAH SAKIT PETUMBUKAN PADA MASA PT. PERKEBUNAN V SEI
KARANG 1980 – 1996
Pada tahun 1980 pengelolaan Rumah Sakit Petumbukan beralih dari Gabungan Rumah Sakit Petumbukan ke PT. Perkebunan V. Bab ini akan menceritakan mengenai
peralihan manajemen Rumah Sakit Petumbukan dari Gabungan Rumah Sakit Petumbukan ke PT. Perkebunan V Sei Karang, sehubungan dengan adanya Surat
Keputusan Menteri Pertanian Nomor 22KptsUm11980 tentang Pengalihan Status Rumah Sakit Gabungan Perkebunan menjadi Rumah Sakit Perusahaan Negara PN.
Perkebunan atau PT. Perkebunan. Di dalamnya juga akan diuraikan mengenai Surat Keputusan Direksi PT. Perkebunan V Nomor 05.7Kpts51980 tentang Pengalihan
Rumah Sakit Gabungan Petumbukan menjadi Rumah Sakit Perkebunan PT. Perkebunan V. Selanjutnya akan diuraikan mengenai peralihan manajemen dari Gabungan Rumah
Sakit Petumbukan ke PT. Perkebunan V. Berikutnya akan dibahas mengenai Reaksi ahli waris OK. Tousa terhadap Surat Keputusan Menteri Pertanian dan Surat Keputusan
Direksi PT. Perkebunan V. Terakhir, akan dijelaskan mengenai Uraian Tugas Rumah Sakit PT. Perkebunan V Petumbukan dan Pembangunan Sarana Prasarana selama Periode
PT. Perkebunan V.
3.1 Surat Keputusan Menteri Pertanian Nomor 22KptsUm11980 tentang