Metode Penelitian Sejarah Rumah Sakit Petumbukan Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang (1905-2002).

24 jenisnya, dan bagaimana sistem manajemen dan struktur organisasinya. Ada di antaranya yang membahas tentang kondisi perkebunan di Sumatera Timur, yang menuntut setiap perkebunan onderneming agar memperhatikan kondisi kesehatan para buruh dan juga menyediakan pelayanan kesehatan bagi buruhnya agar produktivitas di perkebunan itu tidak terganggu. Ada juga yang membahas tentang poenale sanctie yang sangat menyiksa, pun ada uraian mengenai kondisi pengobatan di zaman kolonial Belanda dahulu ketika rumah sakit belum didirikan. Selain itu keempat buku di atas juga dapat mendukung proses penelitian yang dilakukan oleh penulis karena memberikan informasi yang relevan serta dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai objek yang diteliti, yaitu sejarah kesehatan dan lebih spesifiknya adalah kajian mengenai sejarah rumah sakit.

1.5 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode sejarah yang meliputi: heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. 14 Langkah pertama yang dilakukan adalah heuristik, yaitu pengumpulan sumber-sumber yang sesuai dan mendukung objek yang diteliti. Proses yang digunakan dalam hal ini adalah dengan melakukan library research penelitian kepustakaan studi literatur yaitu mengumpulkan sejumlah sumber tertulis baik itu yang primer maupun sekunder, bentuknya dapat berupa arsip, laporan, majalah, dan buku-buku yang berkaitan dengan objek yang dikaji. 15 Sumber-sumber tertulis berupa arsip, dokumen, laporan mengenai Sejarah Rumah Sakit Petumbukan ini sangat sulit didapat. Penulis telah mencari sumber tertulis ke Kantor 14 Louis Gottschalk, Mengerti Sejarah terj. Nugroho Notosusanto, Jakarta: UI Press, 1971, hlm.18. Universitas Sumatera Utara 25 Direksi PT. Perkebunan Nusantara 3 Medan, Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Deli Serdang, Perpustakaan dan Arsip Daerah Sumatera Utara satu pun tak membuahkan hasil. Instansi-instansi di atas berargumen banyak arsip yang sudah dimusnahkan. Beruntung sekali penulis mendapatkan beberapa arsip penting mengenai Sejarah Rumah Sakit Petumbukan yang merupakan koleksi pribadi Alm. H. Sabar, mantan Kepala Perawat di Rumah Sakit Petumbukan. Sebagai Kepala Perawat, Alm. H. Sabar menguasai bidang keperawatan dan ia juga mengetahui banyak tentang administrasi pembukuan di rumah sakit ini. Dikarenakan minatnya dalam mengoleksi dokumen- dokumen penting, sehingga arsip mengenai Rumah Sakit Petumbukan ini menjadi sangat penting dan banyak memberikan informasi bagi penulis dalam melakukan penelitian ini. Selain itu penulis juga memperoleh arsip-arsip mengenai sengketa tanah yang didapatkan dari OK. Dirhamsyah Tousa dan OK. Ravii. Buku-buku yang menjadi acuan dalam penelitian ini, penulis dapatkan dari Perpustakaan Universitas Sumatera Utara, Perpustakaan Daerah Sumatera Utara, dan beberapa merupakan buku koleksi pribadi penulis. Melalui studi kepustakaan telah diperoleh data-data yang berkaitan dengan permasalahan serta merupakan acuan yang bersifat teoritis berupa sumber yang dapat mendukung dan memiliki relevansi dengan penelitian. Selain itu juga dilakukan field research penelitian lapangan yang digunakan untuk mendapatkan sumber-sumber lisan melalui teknik wawancara. Field research dilakukan dengan menggunakan wawancara yang tidak berstruktur dan bersifat terbuka. Penulis melakukan wawancara melalui beberapa informan yang penulis anggap dapat memberikan keterangan dalam penelitian ini sebagai informasi tambahan. Dalam melakukan wawancara, penulis memilih informan yang mengetahui tentang masalah 15 Kuntowijoyo, Pengantar Ilmu Sejarah, Jakarta: Bentang Pustaka, 1995, hlm. 35. Universitas Sumatera Utara 26 yang dibahas, yaitu pihak ahli waris keluarga OK. Tousa, mantan pejabat dan pegawai PT. Perkebunan Nusantara 3 Cabang Sungei Karang dan Kantor Direksi Medan, yang pernah menjabat atau terlibat dengan rumah sakit ini, mereka yang pernah bertugas di rumah sakit ini, warga sekitar, serta mereka yang pernah menjadi pasien di Rumah Sakit Petumbukan ini. Langkah kedua yang dilakukan adalah dengan verifikasi yakni kritik sumber. Kritik yang dilakukan yaitu kritik intern dan juga ekstern. Kritik intern diperlukan guna menilai kelayakan data sedangkan kritik ekstern digunakan untuk menentukan keabsahan data. Data yang sudah diverifikasi dapat diklasifikasikan sebagai fakta. Tahapan selanjutnya adalah interpretasi. Dalam tahapan ini, fakta-fakta yang sudah diverifikasi, diinterpretasi agar terjadi jalinan antar-fakta. Objek kajian yang cukup jauh ke belakang membuat interpretasi menjadi sangat vital dan dibutuhkan keakuratan serta analisis yang tajam agar mendapat fakta sejarah yang bersifat objektif. Dengan kata lain, tahapan ini dilakukan dengan menyimpulkan kesaksian atau data-data informasi yang dapat dipercaya dari bahan-bahan yang ada. Tahapan terakhir adalah historiografi, yakni penulisan yang disusun berdasarkan interpretasi fakta-fakta yang ditemukan menjadi suatu kisah atau kajian yang menarik dan berarti, secara kronologis dan rasional. Penulisan kembali sejarah agar membuat orang tertarik untuk membaca dan menjadi sarana rekreatif. Universitas Sumatera Utara 27 BAB II DARI SERDANG DOCTOR FONDS HOSPITAAL PETOEMBOEKAN SAMPAI GABUNGAN RUMAH SAKIT PETUMBUKAN 1905 – 1980 Rumah Sakit PT. Perkebunan Nusantara 3 Petumbukan Sungei Karang Galang pernah beberapa kali berganti nama. Awalnya rumah sakit ini bernama Serdang Doctor Fonds Hospitaal Petoemboekan, kemudian berganti nama menjadi Gabungan Rumah Sakit Petumbukan. Setelahnya ia berganti nama menjadi Rumah Sakit PN. Perkebunan V, lalu berganti lagi menjadi Rumah Sakit PT. Perkebunan V, dan akhirnya menjadi Rumah Sakit PT. Perkebunan Nusantara 3 sampai ditutupnya rumah sakit ini pada tahun 2002. Masyarakat sendiri lebih sering menyebutnya Rumah Sakit Petumbukan. Oleh sebab itu, karena rumah sakit ini pernah beberapa kali berganti nama dan masyarakat sekitar pun lebih sering menyebutnya dengan Rumah Sakit Petumbukan, maka dalam penelitian skripsi ini juga digunakan nama Rumah Sakit Petumbukan. Pada bab ini akan diuraikan bagaimana kondisi rumah sakit ini pada masa-masa awal berdirinya, dan adanya perjanjian jual beli antara OK. Tousa dengan Serdang Doctor Fonds. Selain itu juga akan diceritakan mengenai periode Serdang Doctor Fonds Hospitaal Petoemboekan 1913- 1950 yang pembahasannya meliputi: sarana dan prasarana yang dibangun, struktur Universitas Sumatera Utara 28 organisasi, tenaga medis, pasien-pasien dan bentuk pelayanan. Terakhir akan diuraikan tentang periode Gabungan Rumah Sakit Petumbukan 1950-1980 yang antara lain akan membahas sarana dan prasarana yang dibangun, perjanjian baru ahli waris OK. Tousa dengan Gabungan Rumah Sakit Petumbukan, perkebunan yang menjadi anggota Gabungan Rumah Sakit Petumbukan, struktur organisasi, dan perkembangan tata usaha dan pembukuan saat periode ini.

2.1 Letak