Reaksi Ahli Waris OK. Tousa terhadap Surat Keputusan Menteri Pertanian

60 3 set Meja Panjang dan 2 Bangku. Di dalam Dapur Umum terdapat 1 buah Lemari, 1 buah Meja Panjang, dan Perabotan Dapur. Di dalam Gudang Pakaian dan Pencucian Dobi terdapat 1 buah Mesin Jahit Singer Sangku, 1 buah Plang, 2 buah Lemari Rendah, 1 buah Lemari Besar Kecil, 3 buah Rak Kain, 2 buah Kursi, 1 buah Meja Setrika, 1 buah Meja Lipat Kain, 1 buah Setrika Listrik, dan 1 buah Meja Panjang. Di Asrama Putri terdapat 9 buah Plang 5 di antaranya tidak berpapan, sedangkan di Rumah Pondok Panjang terdapat 5 buah Plang 2 tidak berpapan. 68

3.4 Reaksi Ahli Waris OK. Tousa terhadap Surat Keputusan Menteri Pertanian

Nomor 22KptsUm11980 dan Surat Keputusan Direksi PT. Perkebunan V Nomor 05.7Kpts51980 Dikeluarkannya Surat Keputusan Nomor 22KptsUm11980 oleh Menteri Pertanian ini mendapat reaksi dari pihak ahli waris OK. Tousa sebagai pemilik tanah. Pada tanggal 5 Maret 1980 ahli waris OK. Tousa mengetahui informasi peralihan status Gabungan Rumah Sakit Petumbukan menjadi Rumah Sakit PT. Perkebunan V diperoleh dari Harian Waspada. 69 Ahli waris tidak diberitahu tentang perjanjian terdahulu apakah akan dilanjutkan terus atau dibatalkan. Selain itu ahli waris juga merasa tidak pernah diajak atau pun dipanggil untuk turut serta bermusyawarah membicarakan permasalahan ini. Pada saat nasionalisasi atau pengambilalihan perusahaan milik Belanda oleh pemerintah Indonesia termasuk salah satunya Rumah Sakit Petumbukan, yang turut dinasionalisasi juga. Status Yayasan Dokter Serdang Serdang Doctor Fonds tetap 68 Ibid. 69 Arsip milik Alm. H. Sabar: Masalah Rumah Sakit Petumbukan. Universitas Sumatera Utara 61 bersifat sosial, hanya namanya saja yang diubah menjadi Gabungan Rumah Sakit Petumbukan. Hal ini terjadi karena pada saat itu Soekarno selaku Presiden sedang gencarnya melawan segala sesuatu yang berbau kebarat-baratan. Paham nasionalis sudah ditanamkan olehnya kepada seluruh rakyat Indonesia pada masa itu, sekitar tahun 1957. Catatan pertemuan tanggal 27 April 1981 di Ruang Kerja Direktur Utama PT. Perkebunan V Sei Karang membahas mengenai status hukum tanah Rumah Sakit Petumbukan supaya diselesaikan oleh dr. H. M. Rasyid Nurdin selaku Dokter Koordinator Kesehatan PN PT. Perkebunan Wilayah-I. Pada pertemuan itu juga dibicarakan mengenai rehabilitasi Rumah Sakit Petumbukan dan penambahan bangunan baru, rumah karyawan, belum dapat dilaksanakan selama status tanah belum jelas. Selain itu, diperoleh juga keputusan terkait permasalahan dr. Isro Ayubi Lubis yang saat itu menjabat sebagai Dokter Pemimpin di Gabungan Rumah Sakit Petumbukan agar segera diselesaikan. 70 Pada tanggal 18 September 1981 PT. Perkebunan V Sei Karang menyarankan kepada Menteri Pertanian agar membangun Rumah Sakit baru, dengan Tipe B mengacu kepada Departemen Kesehatan. Berikutnya pada tanggal 24 Oktober 1981 PT. Perkebunan V Sei Karang melayangkan surat kepada W. Manik untuk datang ke Kantor Kinwil I, untuk dimintai keterangan mengenai Rumah Sakit Petumbukan. Agendanya berlangsung pada 30 Oktober 1981. Selanjutnya pada tanggal 18 Desember 1981 telah terjadi pembubaran dan likuidasi Perkumpulan Rumah Sakit Gabungan Perkebunan di Sumatera Utara. Surat Bagian Umum tanggal 22 Desember 1982 yang ditujukan kepada ahli waris OK. Tousa 70 Pada saat terjadi peralihan dari Gabungan Rumah Sakit Petumbukan ke Rumah Sakit PT. Perkebunan V, dokter pemimpinnya saat itu adalah dr. Isro Ayubi Lubis. Universitas Sumatera Utara 62 yang isinya berupa keberatan PT. Perkebunan V untuk melakukan pembayaran sekaligus hak pengobatan yang telah diajukan oleh ahli waris. Pihak PT. Perkebunan V menyatakan bahwa Rumah Sakit Petumbukan bukanlah sebuah “profit center” yang berorientasi pada keuntungan semata, namun Rumah Sakit Petumbukan merupakan suatu unit jasa usaha pelayanan kesehatan bagi karyawan PT. Perkebunan V dan masyarakat, termasuk di sini ahli waris OK. Tousa. Tetapi dengan ditutupnya rumah sakit ini di tahun 2002 dapat menunjukkan bahwa PT. Perkebunan atau pun Pemerintah merasa rumah sakit ini tidak terlalu menguntungkan maka kondisi Rumah Sakit Petumbukan saat itu menjadi telantar, kurang diperhatikan, kurang terawat, dan mengalami kemunduran. Berikut akan diuraikan secara rinci permasalahan yang melanda Rumah Sakit Petumbukan dengan Ahli Waris OK. Tousa. Akan dilampirkan juga daftar keluarga, ahli waris, keturunan OK. Tousa. 71 Keluarga Ahli Waris OK. Tousa dapat berobat secara cuma-cuma dengan ketentuan antara lain: a. Jumlah Pasien yang berobat maksimum 10 orang dalam satu bulan. b. Biaya pengobatan keluar dokter spesialis tidak menjadi tanggung jawab Rumah Sakit Petumbukan. c. Surat Pengantar orang sakit harus terlebih dahulu diparaf oleh ahli waris yang tertua. d. dan lain-lain. 72 71 Arsip milik OK. Dirhamsyah Tousa: Lampiran Daftar Keluarga, Ahli Waris, dan Keturunan OK. Tousa 72 Arsip milik Alm. H. Sabar: Surat Perjanjian 8 Maret 1965 antara Gabungan Rumah Sakit Petumbukan dengan ahli waris OK. Tousa. Universitas Sumatera Utara 63 Pada tanggal 18 Februari 1988 ahli waris tertua OK. Tousa yaitu OK. Syahrun melayangkan surat permohonan kepada Kantor Agraria Kabupaten Deli Serdang. Surat tersebut berisi permohonan untuk melakukan pengukuran areal tanah hak milik OK. Tousa yang terletak di Desa Pisang Pala Kecamatan Galang, yang selama ini digunakan sebagai pertapakan Rumah Sakit Petumbukan. OK. Syahrun melampirkan keterangan tambahan berupa tanda pendaftaran tanah Panitia Landreform sesuai Pasal 3 Perpu No.571960 tanggal 29 Mei 1961 dan Surat Perjanjian antara ahli waris OK. Tousa dengan Gabungan Rumah Sakit Petumbukan tahun 1965. Surat permohonan ini diterima oleh pegawai Kantor Agraria Kabupaten Deli Serdang, yaitu Amiruddin Rangkuti. 73 Kantor Agraria melalui suratnya tanggal 25 Februari 1988 menyampaikan bahwa pelaksanaan pengukuran tanah akan dilakukan pada tanggal 1 Maret 1988. Kepala Kantor Agraria Kabupaten Deli Serdang saat itu Ir. Serta Munthe mengutus Henry Lubis B.Sc dan Daryanto untuk melaksanakan pengukuran areal Rumah Sakit Petumbukan. Penugasan tersebut berlangsung selama dua hari, tanggal 1-2 Maret 1988. Sekembalinya dari melaksanakan tugas, utusan tersebut harus melaporkan hasil kerja di lapangan kepada Kepala Kantor Agraria Kabupaten Deli Serdang. Namun berikutnya ada penugasan kembali, yaitu tanggal 3-5 Maret 1988 mungkin dikarenakan waktunya tidak cukup jika hanya dua hari saja maka ada tugas tambahan. Pada tanggal 25 Desember 1994 Kepala Desa Pisang Pala Kecamatan Galang menyatakan dalam surat keterangannya bahwa tanah pertapakan Rumah Sakit Petumbukan atau Rumah Sakit PT. Perkebunan V Sei Karang, menurut sepengetahuan mereka adalah benar hak milik ahli waris OK. Tousa, yang terletak di Dusun III Desa 73 Arsip milik OK. Ravii: Risalah Kronologis Sengketa Tanah ahli waris OK. Tousa, Periode 12 Januari 1980-2002. Universitas Sumatera Utara 64 Pisang Pala Kecamatan Galang Kabupaten Deli Serdang Sumatera Utara. Surat keterangan tersebut ditandatangani oleh Kepala Desa Pisang Pala sendiri, lalu diketahui oleh Sekwilcam Galang dan juga Camat Galang. Hingga akhir periode ini, Rumah Sakit Petumbukan masih berada di bawah PT. Perkebunan V. Saat itu konflik dengan ahli waris masih berlangsung, dan proses hukum sedang berjalan.

3.5 Uraian Tugas Manajemen Rumah Sakit PT. Perkebunan V Petumbukan