Konsep dari
subject position meliputi bentuk yang banyak di mana individu menghasilkan para aktor sosial, konsep subject political melihat cara
yang ditempuh oleh para aktor sosial dalam bertindak. Laclau membantah bahwa tindakan-tindakan yang muncul karena diskursus yang membuat identitas mereka.
Ini adalah proses identifikasi dari subjek-subjek politk yang dibentuk dan diciptakan. Sekali dibentuk dan distabilkan, mereka menjadi subjek yang
memposisikan individu-individu dalam putaran aktor-aktor sosial dengan karakteristik dan lambang tertentu.
37
1.6.1.4. Antagonisme dan Obyektifitas
Menurut pandangan, Marxist telah jatuh kedalam suatu kebingungan dengan pertimbangan antagonis-antagonis sebagai pertentangan-pertentangan.
Pertama-tama semua, itu jelas bahwa satu antagonis tidak bisa menjadi suatu oposisi yang nyata. Kita semua berpartisipasi di dalam sejumlah sistem-sistem
kepercayaan yang satu sama lain bertentangan, namun tidak ada juga muncul antagonis dari kontradiksi-kontradiksi ini. Bukan kontradiksi, oleh karena itu,
diperlukan suatu hubungan antagonis yang tersirat. Hubungan itu muncul bukan dari keseluruhan, tetapi dari ketidakmungkinan konstitusi mereka. Munculnya hal
lain bukan suatu kemungkinan yang logis, itu ada, maka bukan suatu pertentangan. Karena itu seorang petani tidak bisa menjadi suatu petani yang
sebagai antagonis tetap dengan mengusir tuan tanahnya dari tangannya.
38
Oposisi nyata merupakan suatu hubungan yang objektif, faktor yang menentukan, yang dapat dijelaskan antar hal-hal; kontradiksi adalah suatu
37
David Howarth, loc.cit. hal. 108.
38
Ernesto Laclau, Chantal Mouffe, Hegemony and Socialist Strategy; Towars a Radical Democratic politics, London, Verso, 2001, hal. 127.
Universitas Sumatera Utara
hubungan yang dapat dijelaskan antar konsep. Antagonis melembagakan batasan- batasan dari setiap objek, yang dinyatakan sebagai bagian dan objektifikasi yang
sulit. Jika bahasa adalah suatu sistem dari perbedaan-perbedaan, antagonis adalah kegagalan dari perbedaan dalam pengertian menempatkan diri dalam batasan-
batasan dari bahasa dan hanya dapat ada ketika ganguan tentangnya seperti metafora.
Antagonisme bukanlah hanya didalam tetapi diluar masyarakat, atau lebih dari pada itu mereka melembagakan batasan-batasan dari masyarakat,
ketidakmungkinan yang dilatarbelakangi secara penuh melembagakan diri sendiri. Masyarakat tidak pernah sama sekali mengatur untuk menjadi masyarakat. Karena
segalanya di dalamnya ditembus oleh batasan-batasan, yang menceganhya dari pelembagaan dirinya sebagai suatu kenyataan yang objektif.
1.6.1.5. Equivalence and Difference