hubungan yang dapat dijelaskan antar konsep. Antagonis melembagakan batasan- batasan dari setiap objek, yang dinyatakan sebagai bagian dan objektifikasi yang
sulit. Jika bahasa adalah suatu sistem dari perbedaan-perbedaan, antagonis adalah kegagalan dari perbedaan dalam pengertian menempatkan diri dalam batasan-
batasan dari bahasa dan hanya dapat ada ketika ganguan tentangnya seperti metafora.
Antagonisme bukanlah hanya didalam tetapi diluar masyarakat, atau lebih dari pada itu mereka melembagakan batasan-batasan dari masyarakat,
ketidakmungkinan yang dilatarbelakangi secara penuh melembagakan diri sendiri. Masyarakat tidak pernah sama sekali mengatur untuk menjadi masyarakat. Karena
segalanya di dalamnya ditembus oleh batasan-batasan, yang menceganhya dari pelembagaan dirinya sebagai suatu kenyataan yang objektif.
1.6.1.5. Equivalence and Difference
Bagaimana hal ini bisa terjadi, kita sudah melihat suatu kondisi yang tertutup dimana masing-masing posisi perbedaan ditetapkan dan deperbaiki
sebagai suatu hal yang spesifik. Sebagai contoh, dalam suatu negara jajahan, ada kekuasaan yang dominan yang setiap hari membuat kelompok baru dari
perbedaan pakaian, bahasa, warna kulit, budaya. Setiap mereka ada kesetaraan dalam bentuk perbedaan keadaan yang biasa dari orang jajahan. Itu syarat saat
kehilangan perbedaan dan memperoleh karakter yang muncul dari element tersebut. Equivalence kesetaraan menciptakan kedua maksud hal yang demikian.
Meskipun demikian, seperti parasit yang pertama menumbangkan perbedaan-
Universitas Sumatera Utara
perbedaan membatalkan satu dan yang lain diluar sepanjang mereka terbiasa dengan menyatakan bahwa mereka semua sama.
39
Dengan demikian, suatu hubungan kesetaraan sangat menarik semua ketentuan yang posistif dari penjajah di dalam oposisi dengan yang dijajah, tidak
menciptakan suatu sistem dari posisi positif yang berbeda antara keduanya. Karena itu hanya memecahkan semua hal yang positif; penjajah yang berpindah-
pindah dibangun sebagai anti-jajahan. Dengan kata lain, identitas telah datang menjadi hal yang negatif.
Metode penyelesaian ini; penyerapan perbedaan dari permintaan- permintaan, yang memisahkan mereka dari mata rantai kesetaraan di dalam rantai
yang terkenal dan mereka diubah menjadi perbedaan-perbedaan objektif dalam sistem. Perubahan mereka menjadi positif dan dengan demikian memindahkan
batasan dari antagonism pada batas luar dari sosial. Hingga sekarang, ketika kita sudah menyatakan antagonisme, kita sudah
menjaganya di dalam bentuk tunggal untuk menyederhanakan argumentasi kita. Tetapi itu telah jelas bahwa antagonisme tidak perlu muncul pada suatu maksud;
suatu posisi di dalam sebuah sistem yang berbeda-beda, sepajang itu adalah ketiadaan, yang dapat dijadikan tempat dari antagonisme.
40
Hal ini memberikan kesimpulan; semakin tidak stabil hubungan sosial, keinginan sukses akan semakin sedikit dalam setiap sistem yang terbatas dari
perbedaan-perbedaan dan semakin banyak hal dari antagonisme akan berkembang. Perkembangan ini akan membuat kontruksi yang lebih sulit dari
segala inti dan konsekuensinya, menetapkan rangkain persatuan dari kesetaraan
39
Ernesto Laclau, Ibid., hal. 128.
40
Ernesto Laclau, Ibid., hal.130.
Universitas Sumatera Utara
equivalence. Dari hal ini tidak lain merupakan suatu langkah untuk menyatakan perjuangan demokrasi – feminisme, anti-rasis, gerakan guy dan yang lain, bersifat
perjuangan sekunder dan bahwa perjuangan untuk perampasan kekuasaan dalam pengertian klasik adalah satu-satunya yang benar-benar radikal, karena hanya
mengira suatu divisi dari ruang politik menjadi dua kelompok-kelompok.
1.6.1.6. Hegemony