tidak terkesan eksklusif. Tetapi akhirnya dalam perjalanan terjadi negosiasi, kompromi sampai pada akhirnya bergabung di KP-PRA.
Pada tanggal 27 Febuari 2006 diadakan Kongres Pertama yang melahirkan KP-PRA di Saree, Aceh Besar. Dan memutuskan Thamrin Ananda sebagai Ketua
Persiapan PRA. Programnya waktu adalah dimandat kepada Panitia selama setahun untuk mampu melahirkan PRA. Kemudian di launcing pada tanggal 16
Maret 2006 di Restoran Lamyong, Banda Aceh. Ini adalah tongak awal kebekuan politik pasca damai dan merupakan gerakan politik besar yang direspon oleh
berbagai pihak termasuk pusat. Maka pada akhirnya pada tanggal 3 Maret 2007 Partai Rakyat Aceh PRA sebagai Partai Politik Lokal pertama di deklarasikan di
Aceh. Kemunculan partai lokal ini adalah momentum baru bagi perubahan politik, demokratisasi partai politik di bumi Serambi Mekkah ini.
72
3.1.2. Partai Rakyat Aceh dan Pendirinya
Sejarah PRA dapat dirunut dari sejarah perlawanan rakyat terhadap penindasan sejak 1998 dan sebelumnya. PRA adalah partai lokal pertama yang di
deklarasikan di Aceh pada tanggal 3 Maret 2007. Partai lokal ini di dirikan oleh para tokoh intelektual Aceh, kaum muda yang progresif, para aktivis lembaga
swadaya masyarakat LSM, ulama yang berpihak pada rakyat kecil, kaum perempuan, para korban pelanggaran hak azasi manusia HAM, petani, nelayan,
kaum miskin kota serta berbagai kelompok masyarakat Aceh lainnya. Mereka merupakan kumpulan generasi muda yang yang memiliki jiwa progresif bagi
perubahan Aceh. Para pengurusnya adalah orang-orang yang terlibat penuh dalam berbagai gerakan perubahan di Aceh. PRA hadir karena suatu kebutuhan bagi
72
Surat Kabar, Haba Rakyat, Edisi-Oktober 2007.
Universitas Sumatera Utara
perubahan yang mendasar dari rakyat Aceh. Kehadiran partai lokal ini bukanlah secara tiba-tiba, tapi adalah fase kelanjutan dari perlawanan dan perjuangan yang
belum selesai dari rakyat Aceh untuk perubahan nasib yang lebih baik. Mereka yang tergabung dalamnya ini adalah rakyat yang menginginkan
perubahan Aceh secara menyeluruh. Aceh baru yang modern dan mandiri menjadi diskursus ditataran partai baik di tingkat pusat Banda Aceh maupun di
Kabupatenkota yang mengkin belum mengerti betul apa itu Aceh baru. Karena beberapa kader dan simpatisan partai PRA yang peneliti temui, mereka
mengingin perubahan yang radikal bagi sistem di Aceh saat ini. Oleh karena itu mereka akan mempersiapkan segala kemungkinan kedepan untuk menghadapi
pertarungan politik atas nama Aceh baru dalam konsepsi visi PRA. Kemudian memasuki fase demokratisasi di Aceh dan diperbolehkannya
mendirikan partai politik lokal. Pada bulan Maret 2007, Partai Rakyat Aceh di deklarasikan dengan Ketua Umum adalah Aguswandi, dan Thamrin Ananda
sebagai Sekjen, yang dipilih dalam kongres perdana PRA yang juga mantan aktivis 1998. Perubahan yang berarti bagi Aceh adalah bukan hanya mengkritisi
kebijakan, tetapi juga merubah kebijakan secara langsung. Banyak hal yang bisa dilakukan baik melalui NGO atau lembaga sosial lainnya. Namun, pada akhirnya
dalam sistem demokrasi perubahan melalui partai politik jauh lebih strategis.
73
Perubahan berarti hanya mungkin dilakukan dengan mengantikan para politisi lama konservatif, dengan generasi baru Aceh yang lebih progresif, jujur, cerdas
dan berani mendobrak status quo dengan melahirkan kebijakan-kebijakan baru yang berpihak kepada rakyat di Aceh.
74
73
Wawancara Thamrin Ananda, Majalah Nanggroe Edisi IX April 2006.
74
Surat Kabar, Haba Rakyat, loc.cit.
Universitas Sumatera Utara
3.1.3. Dasar Pemikiran Pembentukan Partai Rakyat Aceh