Perilaku Konsumen .1 Pengertian Perilaku Konsumen
komunikan, bagi komunikator belum berarti apa-apa, sebab harus dilanjutkan dengan datangnya keputusan decission, yakni keputusan untuk melakukan
kegiatan action sebagaimana diharapkan komunikator. Komunikasi persuasi perlu dilaksanakan secara sistematis. Suatu formula
yang biasa disebut AIDDA dapat dijadikan landasan pelaksanaannya. Formulasi AIDDA merupakan kesatuan singkatan dari tahap-tahap komunikasi persuasif;
A: Attention perhatian I : Interest minat
D : Desire hasrat D : Decision keputusan
A : Action kegiatan Formulasi ini seringkali dinamakan A-A Procedure, sebagai singkatan dari
Attention-Action Procedure; berarti komunikan dalam melakukan kegiatan dimulai dahulu dengan menumbuhkan perhatian. Berdasarkan formulasi AIDDA,
komunikasi persuasif didahului dengan upaya membangkitkan perhatian. Upaya ini tidak hanya dilakukan dalam gaya bicara dengan kata-kata yang merangsang,
tetapi juga dalam penampilan ketika menghadapi khalayak. Apabila perhatian sudah terwujud, maka menyusul upaya menumbuhkan
minat. Upaya ini dapat berhasil, dengan mengutarakan hal-hal yang menyangkut kepentingan komunikan. Tahap berikutnya adalah memunculkan hasrat pada
komunikan untuk melakukan ajakan, bujukan, atau rayuan komunikator. Peran imbauan emosional perlu ditampilkan oleh komunikator, sehingga pada tahap
berikutnya komunikan dapat mengambil keputusan untuk melakukan suatu kegiatan sebagaimana diharapkan daripadanya.
2.1.6 Perilaku Konsumen 2.1.6.1 Pengertian Perilaku Konsumen
Menurut Mowen 2002 bahwa, “perilaku konsumen consumer behaviour didefinisikan sebagai studi tentang unit pembelian buying units dan
proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi dan pembuangan barang, jasa, pengalaman serta ide-
ide”. Sedangkan menurut Kotler 2007 bahwa, “perilaku konsumen merupakan studi tentang cara individu, kelompok, dan
Universitas Sumatera Utara
organisasi menyeleksi, membeli, menggunakan, dan memposisikan barang, jasa, gagasan,
atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka”. The American Marketing Association dalam Setiadi 2003 menyatakan
bahwa perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran
dalam hidup mereka. Dari definisi tersebut terdapat 3 tiga ide penting perilaku konsumen, yaitu :
1. Perilaku konsumen bersifat dinamis. Itu berarti bahwa perilaku seorang konsumen, grup konsumen, ataupun masyarakat luas selalu berubah dan
bergerak sepanjang waktu. 2. Perilaku konsumen melibatkan interaksi antara afeksi perasaan dan kognisi
pemikiran, perilaku dan kejadian di sekitar. 3. Perilaku konsumen melibatkan pertukaran, karena itu peran pemasaran adalah
untuk menciptakan pertukaran dengan konsumen melalui formulasi dan penerapan strategi pemasaran.
Solomon 2003 menyatakan bahwa, “consumer behavior is the process involved when individuals or groups selest, purchase, use, adn dispose of goods,
services, ideas, or experiences to satisfy their needs and desires ”. Yang dapat
diartikan bahwa perilaku konsumen merupakan suatu proses yang melibatkan seseorang ataupun suatu kelompok untuk memilih, membeli, menggunakan dan
memanfaatkan barang-barang, pelayanan, ide, ataupun pengalan untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan.
Menurut James F. Engel 1968: 8 perilaku konsumen didefenisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang secara langsung terlibat dalam usaha
memperoleh dan menggunakan barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan menentukan tindakan-tindakan
tersebut. David L. Loudon dan Albert J. Della Bitta 1984:6 mengemukakan bahwa
perilaku konsumen dapat didefenisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam proses mengevaluasi,
memperoleh, menggunakan atau mempergunakan barang-barang dan jasa.
Universitas Sumatera Utara
Selanjutnya menurut Gerald Zaltman dan Melanie Wallendorf 1979: 6 menjelaskan bahwa perilaku konsumen adalah tindakan-tindakan, proses, dan
hubungan sosial yang dilakukan individu, kelompok dan organisasi dalam mendapatkan, menggunakan suatu produk atau lainnya sebagai suatu akibat dari
pengalamannya dengan produk, pelayanan, dan sumber-sumber lainnya. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa perilaku
konsumen adalah tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam
mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan Anwar, 2009: 3.
Pengertian lainnya tentang perilaku konsumen adalah sebagai proses dan kegiatan yang terlibat ketika orang mencari , memilih, membeli, menggunakan ,
mengevaluasi dan membuang produk dan jasa untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka Morissan, 2010: 84.
Perilaku konsumen adalah mengkaji bagaimana para pembeli, baik sebagai individu maupun organisasi mendapatkan dan mempergunakan barang-barang dan
jasa-jasa termasuk didalamnya dalam mengambil keputusan untuk melakukan kegiatan-kegiatan tersebut Hadi, 2007 sedangkan menurut Mowen 2002
perilaku konsumen adalah studi tentang unit pembelian buying units dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembuangan barang, jasa,
pengalaman, serta ide-ide.