Instansi Teknis Terkait Dasar Hukum Larangan dan Pembatasan

116 Barang Larangan dan Pembatasan LARTAS Barang Larangan danatau Pembatasan atau yang sering disingkat dengan kata Lartas saja adalah barang-barang yang dilarang danatau dibatasi impor atau ekspornya. Hal tersebut berarti tidak semua jenis barang dapat dengan serta merta diimpor ke Indonesia ataupun diekspor keluar negeri.Barang-barang yang termasuk katagori terkena lartas tersebut diatas, tidak diijinkan untuk diimpor diekspor seluruhnya, ataupun bisa saja diijinkan untuk diimpor diekspor setelah memenuhi sejumlah ketentuan yang telah ditetapkan sebelumnya oleh Instansi Teknis Terkait dalam peraturan di bidang lartas.

a. Instansi Teknis Terkait

Sebagaimana telah disebutkan diatas, Instansi Teknis Terkait sebagai pihak yang menerbitkan peraturan tentang larangan dan pembatasan dari setiap pemasukan dan pengeluaran barang impor ekspor adalah kementerian atau lembaga pemerintah non-kementerian tingkat pusat contohnya Kepolisian Republik Indonesia POLRI atau Badan Pengawas Obat dan Makanan BPOM, yang menetapkan peraturan terkait Lartas terhadap barang impor atau ekspor, dan kemudian instansi tersebut wajib Instansi Terkait yang menetapkan peraturan LARTAS atas impor atau ekspor dan telah menyampaikan peraturan tersebut kepada Menteri Keuangan, daftar yang tercatat hingga periode bulan Agustus 2013 adalah sebagai berikut: untuk menyampaikan peraturan di bidang lartas kepada Menteri Keuangan. Universitas Sumatera Utara 117 1. Kementerian Perdagangan Kemendag; 2. Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan; 3. Badan Karantina Pertanian Karantina Hewan dan Tumbuhan; 4. BPOM Badan Pengawas Obat dan Makanan; 5. Kementerian Kesehatan Kemenkes; 6. DJBC Direktorat Jenderal Bea dan Cukai; 7. BAPETEN Badan Pengawas Tenaga Nuklir; 8. Bank Indonesia BI; 9. Kementerian Kehutanan Kemenhut; 10. Direktorat Jenderal Pos dan Telekomunikasi DitJen PosTel; 11. Kementerian Pertanian Kementan; 12. Kementerian Perindustrian Kemenperin; 13. Kepolisian Republik Indonesia POLRI; 14. Kementerian Lingkungan Hidup KLH; 15. Kementerian ESDM; 16. Kementerian Pertahanan; 17. Kementerian Budaya dan Pariwisata; 18. Kementerian Kelautan dan Perikanan; Universitas Sumatera Utara 118 19. Mabes TNI; 20. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara – Kementerian Perhubungan.

b. Dasar Hukum Larangan dan Pembatasan

Barang Larangan dan Pembatasan adalah barang yang dilarang atau dibatasi pemasukkan dan pengeluarannya kedari wilayah Republik Indonesia tanpa ijin dari instansi berwenang.Berikut adalah dasar hukum yang melandasi kewenangan terkait pengawasan terhadap impor dan ekspor barang larangan danatau pembatasan: 1. Pasal 53 Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 jo Undang-undang Nomor 17 Tahun 2006; 2. Peraturan Menteri Keuangan Nomor: 161PMK.042007 tentang Pengawasan Terhadap Impor dan Ekspor Barang Larangan danatau Pembatasan. Pelanggaran terhadap ketentuan ini berakibat dengan tindakan hukum. Barang yang termasuk dalam kategori tersebut antara lain: 1. Psikotropika Psychotrophics 2. Bahan peledak Explosive materials 3. Senjata api dan amunisi Fire-arm and Ammunition 4. Petasan Fire works 5. Buku dan barang cetakan tertentu Defined Books and Printed Materials 6. Media rekam audio danatau visual Audio andor Visual Recording Media Universitas Sumatera Utara 119 7. Alat-alat telekomunikasi Telecomunication Equipment 8. Mesin fotocopi berwarna, bagiansuku cadang dan peralatannya Color Photo Copy, Parts and Equipment thereof 9. Beberapa jenis tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi serta bagian- bagiannya Endangered Species of Wild Fauna and Flora, and Parts thereof 10. Beberapa jenis ikan tertentu Certain species of fish 11. Obat-Obatan Medicines 12. Makanan dan minuman yang tidak terdaftar pada Departemen Kesehatan Rl Unregistered Food and Beverages at The Departement of Health 13. Bahan-bahan berbahaya Dangerous Materials 14. Pestisida Pesticides 15. Bahan perusak lapisan ozon dan Barang yang menggunakan bahan perusak lapisan ozon Ozone Depleting Substances and Goods containing Ozone Depleting Substances 16. Limbah Wastes 17. Benda Cagar budaya Culturally Valuable Goods 18. Produk tertentu Certain Products 19. Uang Rupiah dengan jumlah tertentu Certain amount of Rupiah in Cash Universitas Sumatera Utara 120 Indonesia National Single Windows INSW INSW Indonesia National Single Window adalah Sistem nasional Indonesia yang memungkinkan dilakukannya suatu penyampaian data dan informasi secara tunggal single submission of data and information, pemrosesan data dan informasi secara tunggal dan sinkron single and synchronous processing of data and information, dan pembuatan keputusan secara tunggal untuk pemberian izin kepabeanan dan pengeluaran barang single decision making for customs clearance and release of cargoes. Sistem ini digunakan untuk mempersempitmenghilangkan risiko-risiko yang ada di pelabuhan terhadap autentiktidaknya dokumen-dokumen terhadap izin dari departemen lain yang berkoordinasi dengan DJBC. Sehubungan dengan diperlukannya dokumen- dokumen yang autentik yang berasal dari instansi pemerintah lain, seperti Departemen Kesehatan, Departemen Pertanian, Departemen Pertahanan, dan sebagainya. Contohnya impor ikan yang membutuhkan perijinansertifikasi karantina dari Departemen Perikanan. Sertifikasi dimaksudkan untuk memastikan bahwa ikan hasil perikanan yang masuk ke dalam wilayah RI bebas dari hama penyakit ikan karantina penyakit yang dipersyaratkan, sesuai jenis dan jumlahnya dengan dokumen yang menyertai serta bebas tidak berpotensi sebagai media pembawa penyakit bersifat menular ke manusia. Peranan INSW dalam hal ini adalah kecepatan mengakses informasi untuk Bea dan Cukai sehubungan dengan kebenaran dan keaslian surat izin dari Departemen yang terkait dengan komoditi yang diimpor. Universitas Sumatera Utara 121 Sistem elektronik yang ter-integrasi secara nasional, yang dapat diakses melalui jaringan Internet public-network, yang akan melakukan integrasi informasi berkaitan dengan proses penanganan dokumen kepabeanan dan dokumen lain yang terkait dengan ekspor-impor, yang menjamin keamanan data dan informasi serta memadukan alur dan proses informasi antar sistem internal secara otomatis, yang meliputi sistem kepabeanan, perizinan, kepelabuhanankebandarudaraan, dan sistem lain yang terkait dengan proses pelayanan dan pengawasan kegiatan ekspor-impor. Berikut adalah cara kerja sistem Indonesia National Single Window INSW berdasarkan situs www.insw.go.id diakses pada 24 Juni 2016, pukul 20.36 WIB, yakni: 1. Sistem INSW menampung semua database perijinan berdasarkan peraturan dari Instansi Teknis GA-Government Agency meliputi larangan dan pembatasan di bidang impor 2. Instansi Teknis Terkait meng-upload perijinan yang diterbitkannya ke Portal INSW 3. Portal INSW akan melakukan pengecekan kesesuaian data PIB Pemberitahuan Impor Barang yang dikirim oleh ImportirPPJK secara elektronik dengan DATABASE LARTAS IMPOR berdasarkan parameter Nomor HS 4. Dalam hal Nomor HS membutuhkan perijinan, maka Sistem INSW akan mengecek kesesuaian data PIB dengan Perijinan Terkait berdasarkan Universitas Sumatera Utara 122 parameter Nomor Aju PIB, NPWP, nomor dan tanggal perijinan, kode ijin dan masa berlaku 5. Dalam hal pengecekan kesesuaian data PIB dengan Perijinan Terkait memerlukan penelitian lebih lanjut karena Nomor HS pada PIB tidak mutlak wajib ijin, maka Portal INSW akan memberikan respon Analysing Point, selanjutnya Petugas Analysing Point pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai akan melakukan pengecekan kesesuaian data PIB dengan Perijinan Terkait 6. Dalam hal pengecekan kesesuaian data PIB dengan Perijinan Terkait tidak memerlukan penelitian lebih lanjut karena Nomor HS pada PIB mutlak wajib ijin, maka Portal INSW akan langsung melakukan pengecekan by sistem 7. Jika proses pengecekan data PIB dengan Perijinan Terkait sesuai, maka Portal INSW akan meneruskan data PIB ke Sistem Komputer Kantor Bea dan Cukai terkait untuk diproses lebih lanjut proses penjaluran 8. Jika tidak sesuai, maka Portal INSW akan memberikan respon penolakan secara elektronik melalui Modul EDI Importir PPJK . Fungsi pengawasan yang dilakukan pihak Bea dan Cukai dapat dilihat dari kegiatan kepabeanan dalam bidang impor dimulai dari kedatangan sarana pengangkut, pembongkaran barang, pemeriksaan dokumen, pemeriksaan fisik barang. Setiap kegiatan ini merupakan satu mata rantai yang tidak terputus mulai dari kedatangan sarana pengangkut hingga pengeluaran barang dari gudang Universitas Sumatera Utara 123 penyimpanan. Apabila ditemukan pelanggaran oleh petugas pada pemeriksaan barang maka harus ditindaklanjuti dengan fungsi penindakan dan penyidikan. Fungsi penindakan dan penyidikan sebenarnya merupakan lanjutan dari fungsi pengawasan pabean seperti penelitian dokumen, pemeriksaan fisik, audit pasca impor, maupun patroli di laut. Ketika petugas mengaudit dokumen palsu akan segera ditindaklanjuti dengan penyidikan dan, begitu juga apabila dalam pemeriksaan fisik ditemukan risiko-risiko yang akan berwujud pelanggaran akan ditindaklanjuti dengan penindakan. Universitas Sumatera Utara 124 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Penerapan Electronic Government Dalam Pelayanan Publik Pada Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe Madya Pabean Belawan

10 101 114

JAMINAN KEPABEANAN PADA KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN SURAKARTA

2 10 73

APLIKASI NOTA PELAYANAN EKSPOR BERBASIS WEB STUDI KASUS : KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B SIDOARJO.

0 0 15

SISTEM PELAYANAN INFORMASI BERBASIS WEB STUDI KASUS : KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B SIDOARJO.

0 0 4

SISTEM OTOMATISASI KANTOR DI KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B SURAKARTA.

0 1 15

Implementasi Manajemen Risiko di Bidang Impor (Studi Kasus Pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Teluk Nibung Kota Tanjungbalai)

0 1 11

Implementasi Manajemen Risiko di Bidang Impor (Studi Kasus Pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Teluk Nibung Kota Tanjungbalai)

0 0 1

Implementasi Manajemen Risiko di Bidang Impor (Studi Kasus Pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Teluk Nibung Kota Tanjungbalai)

0 0 50

Implementasi Manajemen Risiko di Bidang Impor (Studi Kasus Pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Teluk Nibung Kota Tanjungbalai)

0 0 5

Implementasi Manajemen Risiko di Bidang Impor (Studi Kasus Pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Teluk Nibung Kota Tanjungbalai)

0 0 2