Kesimpulan Penetapan Tingkat Risiko Risk Ranking di Bidang Impor

124 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V.1 Kesimpulan

Risiko adalah suatu ketidakpastian yang mampu mengganggu pencapaian tujuan sebuah organisasi dalam hal ini Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang merupakan Instansi Pemerintahan yang berada di bawah Kementerian Keuangan. Berdasarkan analisis data yang dilakukan oleh penulis, maka dapat disimpulkan bahwa dalam kegiatan impor, institusi Bea dan Cukai memiliki peran yang sangat besar sebagai pintu utama dalam mencegah dan menangani pelanggaran- pelanggaran yang akan membahayakan negara dan merugikan negara atas hak-hak kekayaan negara. Untuk mencegah dan mengantisipasi setiap risiko yang tersebut maka diperlukan sebuah praktek ilmu yang harus diterapkan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai. Manajemen risiko merupakan sebuah sarana pengawasan yang dilakukan Bea dan Cukai untuk mempersempitmenghilangkan risiko-risiko pelanggaran yang dilakukan importir. Manajemen risiko menghasilkan penjaluran berdasarkan tinggi rendahnya suatu risiko impor. Dalam penetapan jalur di tetapkan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai pusat. Penjaluran ini ditetapkan berdasarkan beberapa kriteria dari profil importir, profil komoditi, dan profil pemasok. Penjaluran yang diperiksa di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Teluk Nibung Kota Tanjungbalai terbagi atas tiga yaitu Jalur Hijau Low-Risk, Jalur Kuning Medium-Risk, dan Jalur Merah Hi-Risk. Universitas Sumatera Utara 125 dalam kegiatan impor. Hal ini akan mempermudah Bea dan Cukai untuk mencegah dan mengantisipasi risiko-risiko pelanggaran impor. Meskipun manajemen risiko telah diterapkan sejak lama, masih banyak pelanggaran-pelanggaran yang kerap terjadi di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Teluk Nibung Kota Tanjungbalai. Pelanggaran yang kerap terjadi adalah importir tidak mencantumkan barang yang diangkut di dalam manifest, kerusakan kemasan, dokumen pelengkap yang hilang, dan sebagainya. Pelanggaran yang dilakukan importir akan berdampak pada track-recordnya sehingga akan menaikkan risiko impornya menjadi lebih tinggi. Penetapan jalur impor yang lebih tinggi ini berdampak pada lamanya pengeluaranpembongkaran barang yang diangktu tersebut dari daerah Pabean untuk dipakai atau diedarkan karena Petugas Bea dan Cukai harus melakukan pemeriksaan dan penelitian lebih mendalam terhadap barang yang diimpor tersebut.

V.2 Saran

Dokumen yang terkait

Penerapan Electronic Government Dalam Pelayanan Publik Pada Kantor Pengawasan Dan Pelayanan Bea Dan Cukai Tipe Madya Pabean Belawan

10 101 114

JAMINAN KEPABEANAN PADA KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN SURAKARTA

2 10 73

APLIKASI NOTA PELAYANAN EKSPOR BERBASIS WEB STUDI KASUS : KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B SIDOARJO.

0 0 15

SISTEM PELAYANAN INFORMASI BERBASIS WEB STUDI KASUS : KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B SIDOARJO.

0 0 4

SISTEM OTOMATISASI KANTOR DI KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN B SURAKARTA.

0 1 15

Implementasi Manajemen Risiko di Bidang Impor (Studi Kasus Pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Teluk Nibung Kota Tanjungbalai)

0 1 11

Implementasi Manajemen Risiko di Bidang Impor (Studi Kasus Pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Teluk Nibung Kota Tanjungbalai)

0 0 1

Implementasi Manajemen Risiko di Bidang Impor (Studi Kasus Pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Teluk Nibung Kota Tanjungbalai)

0 0 50

Implementasi Manajemen Risiko di Bidang Impor (Studi Kasus Pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Teluk Nibung Kota Tanjungbalai)

0 0 5

Implementasi Manajemen Risiko di Bidang Impor (Studi Kasus Pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Teluk Nibung Kota Tanjungbalai)

0 0 2