Pemeriksaan Berat Jenis dan Absorbsi Pasir ASTM C 128 – 88 Analisa Ayakan Kerikil ASTM C 136 – 84a ASTM D 448 - Pemeriksan Kadar Lumpur Kerikil ASTM 117 – 90 Pemeriksaan Berat Isi Kerikil ASTM C 29 C 29M – 90

34 Kandungan NaOH pada pasir pantai berada pada standar warna Gardner nomor 1. c. Pedoman : Standar warna Gardner no.3 adalah batas maksimum yang menentukan apakah kadar bahan organik pada pasir memenuhi syarat.

3.2.4 Pemeriksaan Berat Isi Pasir ASTM C 29 C 29M – 90

a. Tujuan : Untuk menentukan berat isi unit weight dari pasir dalam keadaan padat dan longgar. b. Hasil pemeriksaan :  Berat isi dalam keadaan rojok padat : 1613.157 kg m 3  Berat isi dalam keadaan longgar : 1408.329 kg m 3 c. Pedoman : Dari hasil pemeriksaan diketahui bahwa berat isi pasir dengan cara merojok lebih besar daripada berat isi pasir dengan cara menyiram, hal ini berarti bahwa pasir akan lebih padat bila dirojok daripada disiram. Dengan mengetahui berat isi pasir maka kita dapat mengetahui berat pasir dengan hanya mengetahui volumenya saja.

3.2.5 Pemeriksaan Berat Jenis dan Absorbsi Pasir ASTM C 128 – 88

a. Tujuan : Untuk menentukan berat jenis specific grafity dan penyerapan air absorbsi pasir. b. Hasil pemeriksaan :  Berat jenis SSD : 2,463 ton m 3  Berat jenis kering : 2,404 ton m 3  Berat jenis semu : 2,555 ton m 3  Absorbsi : 2,459 c. Pedoman : Berat jenis SSD Saturated Surface Dry dimana merupakan perbandingan antara berat pasir dalam keadaan SSD dengan volume pasir dalam keadaan SSD. Keadaan SSD permukaan pasir jenuh dengan uap air Universitas Sumatera Utara 35 sedangkan dalamnya kering, keadaan pasir kering dimana pori-pori pasir berisikan udara tanpa air dengan keadaan kering sempurna kandungan air 0 , sedangkan keadaan semu dimana pasir basah total dengan pori-pori penuh air. Absorbsi atau penyerapan air adalah persentase dari berat pasir yang hilang terhadap berat pasir kering dimana absorbsi terjadi dari keadaan SSD sampai kering. Hasil pengujian harus memenuhi : Berat jenis kering berat jenis SSD berat jenis semu.

3.2.6 Analisa Ayakan Kerikil ASTM C 136 – 84a ASTM D 448 -

86 a. Tujuan : Untuk mengetahui penyebaran butiran gradasi dan menentukan nilai modulus kehalusan kerikil fineness modulus. b. Hasil Penelitian : Modulus kehalusan kerikil adalah FM : 6,408 c. Pedoman : FM = …………… 3.2 Agregat kasar untuk campuran beton memiliki modulus kehalusan FM antara 5.5 s.d. 7.5

3.2.7 Pemeriksan Kadar Lumpur Kerikil ASTM 117 – 90

a. Tujuan : Untuk memeriksa kandungan lumpur pada pasir b. Hasil pemeriksaan : Kandungan lumpur kerikil : 0,75 c. Pedoman : Kandungan lumpur yang terdapat pada agregat halus tidak dibenarkan melebihi 1 dari berat kering. Apabila kadar lumpur melebihi 1 maka agregat kasar harus melalui proses pencucian. Universitas Sumatera Utara 36

3.2.8 Pemeriksaan Berat Isi Kerikil ASTM C 29 C 29M – 90

a. Tujuan : Untuk menentukan berat isi unit weight agregat kasar kerikil dalam keadaan padat dan longgar. b. Hasil pemeriksaan :  Berat isi dalam keadaan rojok padat : 1733.052 kg m 3  Berat isi dalam keadaan longgar : 1646.400 kg m 3 c. Pedoman : Dengan mengetahui berat isi agregat kasar kerikil maka kita dapat mengetahui berat batu kerikil dengan mengetahui volumenya saja.

3.2.9 Pemeriksaan Berat Jenis dan Absorbsi Kerikil ASTM C 127 –