Jenis-Jenis Semen Portland Kemudahan Pengerjaan Workability

13 Sisa bahan yang tk habis bereaksi adalah sisa bahan tak aktif yang terdapat pada semen. Semakin sedikit sisa bahan ini, semakin baik kualitas semen. 3 Panas hidrasi semen Seperti yang telah diuraikan, hidrasi terjadi jika semen bersentuhan dengan air.

d. Jenis-Jenis Semen Portland

Semen Portland menurut Peraturan Beton 1989 SKBI.4.53.1989 dibagi menjadi 5 jenis SK.SNI T-15-1990-03:2 yaitu : 1 Tipe I, semen portland yang dalam penggunaannya tidak memerlukan persyaratan khusus seperti jenis-jenis lainnya. Semen ini digunakan untuk bangunan-bangunan umum yang tidak memerlukan persyaratan khusus. 2 Tipe II, semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan terhadap sulfat dan panas hidrasi sedang. Semen ini digunakan untuk konstruksi bangunan dan beton yang terus-menerus berhubungan dengan air kotor atau air tanah atau untuk pondasi yang tertahan di dalam tanah yang mengandung air agresif garam-garam sulfat dan saluran air buangan atau bangunan yang berhubungan langsung dengan rawa. 3 Tipe III, semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan kekuatan awal yang tinggi dalam fase permulaan setelah pengikatan terjadi. Semen jenis ini digunakan pada daerah yang bertemperatur rendah, terutama pada daerah yang mempunyai musim dingin winter season. 4 Tipe IV, semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan panas hidrasi yang rendah. Semen ini digunakan untuk pekerjaan-pekerjaan yang besar dan masif, umpamanya untuk pekerjaan bendung, pondasi berukuran besar atau pekerjaan besar lainnya. 5 Tipe V, semen portland yang dalam penggunaannya memerlukan ketahanan yang tinggi terhadap sulfat. Semen ini digunakan untuk bangunan yang berhubungan dengan air laut, air buangan industri, bangunan yang terkena pengaruh gas atau uap kimia yang agresif serta Universitas Sumatera Utara 14 untuk bangunan yang berhubungan dengan air tanah yang mengandung sulfat dalam persentase yang tinggi.

e. Senyawa Kimia

Secara garis besar, ada 4 empat senyawa kimia utama yang menyusun semen portland, yaitu : 1 Trikalsium Silikat 3CaO.SiO 2 yang disingkat menjadi C 3 S. 2 Dikalsium Silikat 2CaO.SiO 2 yang disingkat menjadi C 2 S. 3 Trikalsium Aluminat 3CaO.Al 2 O 3 yang disingkat menjadi C 3 A. 4 Tetrakalsium Aluminoferrit 4CaO.Al 2 O 3 .Fe 2 O 3 yang disingkat menjadi C 4 AF. Teknologi Beton,2003 Senyawa tersebut menjadi kristal-kristal yang paling mengikatmengunci ketika menjadi klinker. Komposisi C 3 S dan C 2 S adalah 70 - 80 dari berat semen dan merupakan bagian yang paling dominan memberikan sifat semen Cokrodimuldjo, 1992. Semen dan air saling bereaksi, persenyawaan ini dinamakan proses hidrasi, dan hasilnya dinamakan hidrasi semen.

2.2.3 Air

Air diperlukan untuk memicu proses kimiawi semen, serta sebagai bahan pelumas antar butir-butir agregat agar mudah dikerjakan dan dipadatkan. Kandungan air yang tinggi menyebabkan gelembung air setelah proses hidrasi selesai, dan kandungan air yang rendah menyebabkan proses hidrasi tidak tercapai seluruhnya. Air yang digunakan sebagai campuran harus bersih atau dapat diminum, tidak boleh mengandung minyak, asam, alkali, zat organis atau bahan lainnya yang dapat merusak beton. Dalam pemakaian air untuk beton sebaiknya air memenuhi syarat sebagai berikut : a Tidak mengandung lumpur benda melayang lainnya lebih dari 2 gramliter. b Tidak mengandung garam-garamm yang dapat merusak beton asam, zat organik, dan sebagainya lebih dari 15 gramliter. c Tidak mengandungf klorida Cl lebih dari 0,5 gramliter. d Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gramliter. Universitas Sumatera Utara 15 Untuk air perawatan, dapat dipakai juga air yang dipakai untuk pengadukan, tetapi harus yang tidak menimbulkan noda atau endapan yang merusak warna permukaan beton. Besi dan zat organis dalam air umumnya sebagai penyebab utama pengotoran atau perubahan warna, terutama jika perawatan cukup lama. Sumber air pada penelitian ini adalah jaringan PDAM Tirtanadi yang terdapat di Laboratorium Bahan Rekayasa Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

2.3 Sifat Beton

Karakteristik dari beton dipertimbangkan dalam hubungannya dengan kualitas yang dituntut untuk tujuan konstruksi tertentu. Pendekatan praktis yang paling baik adalah mengusahakan kesempurnaan semua sifat beton. Adapun sifat- sifat beton yaitu:

2.3.1 Sifat-sifat Beton Segar Fresh Concrete

Beton segar merupakan suatu campuran antara air, semen, agregat dan bahan tambahan jika diperlukan setelah selesai pengadukan, usaha-usaha seperti pengangkutan, pengecoran, pemadatan, penyelesaian akhir dan perawatan beton dapat mempengaruhi beton segar itu sendiri setelah mengeras. Beton segar yang baik ialah beton segar yang dapat diaduk, diangkut, dituang, dipadatkan, tidak ada kecendrungan untuk terjadi segregasi pemisahan kerikil dari adukan maupun bleeding pemisahan air dan semen dari adukan. Hal ini karena segregasi maupun bleeding mengakibatkan beton yang diperoleh akan jelek. Tiga hal penting yang perlu diketahui dari sifat-sifat beton segar, yaitu: kemudahan pengerjaan workabilitas, pemisahan kerikil segregation, pemisahan air bleeding.

a. Kemudahan Pengerjaan Workability

Kelecakan adalah kemudahan mengerjakan beton, dimana menuang placing dan memadatkan compacting tidak menyebabkan munculnya efek negatif berupa pemisahan segregation dan pendarahan bleeding. Ada 3 pengertian disini, yaitu kompaktibilitas, mobilitas dan stabilitas. 1 Kompaktibilitas: kemudahan mengeluarkan udara dan pemadatan. Universitas Sumatera Utara 16 2 Mobilitas: kemudahan mengisi acuan dan membungkus tulangan. Beton dengan mobilitas yang baik umumnya mempunyai kompaktibilitas yang baik pula. Jadi umumnya cukup mengandalkan mobilitas. 3 Stabilitas: kemampuan untuk tetap menjadi massa homogen tanpa pemisahan. Unsur-unsur yang mempengaruhi workabilitas yaitu : 1 Jumlah air pencampur. Semakin banyak air yang dipakai makin mudah beton segar itu dikerjakan namun jumlahnya tetap diperhatikan agar tidak terjadi segregasi. 2 Kandungan semen. Penambahan semen ke dalam campuran juga memudahkan cara pengerjaan adukan betonnya, karena pasti diikuti dengan penambahan air campuran untuk memperoleh nilai f.a.s faktor air semen tetap. 3 Gradasi campuran pasir dan kerikil. Bila campuran pasir dan kerikil mengikuti gradasi yang telah disarankan oleh peraturan maka adukan beton akan mudah dikerjakan. Gradasi adalah distribusiukuran dari agregat berdasarkan hasil persentase berat yang lolos pada setiap ukuran saringan dari analisa saringan. 4 Cara pemadatan dan alat pemadat. Bila cara pemadatan dilakukan dengan alat getar maka diperlukan tingkat kelecakan yang berbeda, sehingga diperlukan jumlah air yang lebih sedikit daripada tangan. Konsistensikelecakan adukan beton dapat diperiksa dengan pengujian slump yang didasarkan pada ASTM C 143-74. Percoban ini menggunakan corong baja yang berbentuk konus berlubang pada kedua ujungnya, yang disebut kerucut Abrams. Bagian bawah berdiameter 20 cm, bagian atas berdiameter 10 cm, dan tinggi 30 cm disebut sebagai kerucut Abrams, seperti yang ditunjukkan pada gambar 2.1. Universitas Sumatera Utara 17

b. Pemisahan Kerikil Segregation