38
agregat halus dan semen tercampur rata. Kemudian air dimasukkan sebagian- sebagian ke dalam molen secara menyebar, hal ini dilakukan supaya air tidak
hanya tercampur di beberapa tempat dan menyebabkan adukannya tidak rata. Selanjutnya masukkan kerikil dan biarkan mesin molen selama ± 1 menit sampai
campuran beton benar-benar tercampur secara merata dan homogen. Adukan yang sudah tercampur merata, dituangkan ke dalam sebuah pan
besar yang tidak menyerap air, dan kemudian adukan diukur kekentalannya dengan menggunakan metode slump testdengan kerucut Abrams-Harder. Setelah
pengukuran nilai slump, campuran beton dimasukkan ke dalam cetakan silinder yang berukuran diameter 15 cm dan tinggi 30 cm dan cetakan bekisting balok
yang berukuran 15 x 25 x 320 cmdengan cara dibagi dalam tiga tahapan, dimana masing-masing tahapan diisi 13 bagian dari cetakan silinder dan balok, lalu
dipadatkan dengan menggunakan alat vibrator. Setelah beton berumur ± 24 jam, cetakan silinder dan balok dibuka dan
mulai dilakukan perawatan curing beton dengan cara direndam dalam bak perendaman sampai pada masa yang direncanakan untuk melakukan pengujian.
3.5 Pengujian Sampel
Pengujian yang dilakukan adalah pengujian kuat tekan, pengujian elastisitas sampel silinder beton, pengujian elastisitas beton, peninjauan panjang
retak dan pola retak balok beton.
3.5.1 Pengujian Kuat Tekan Beton
Pengujian dilakukan pada umur beton 28 hari untuk tiap variasi beton sebanyak 4 buah. Sehari sebelum pengujian sesuai umur rencana, silinder beton
dikeluarkan dari bak perendaman. Sebelum dilakukan uji kuat tekan beton, setiap benda uji ditimbang beratnya. Pengujian kuat tekan beton dilakukan dengan
menggunakan mesin kompres manual berkapasitas 200 ton. Besar kuat tekan benda uji beton dihitung dengan rumus
…………………………………………………………………… 3.3 Dimana :
f’c = Kekuatan tekan kgcm
2
P = Beban tekan kg A = Luas permukaan benda uji cm
2
Universitas Sumatera Utara
39
3.5.2 Pengujian Kuat Lentur Beton
Kekuatan lentur merupakan kuat tarik beton tak langsung dalam keadaan lentur akibat momen murni flexure modulus of rupture . Dari pengujian kuat
lentur, dapat diketahui pola retak dan lendutan yang terjadi pada balok yang memikul beban lentur. Kuat lentur beton juga dapat menunjukkan tingkat
daktilitas beton. Dimana M merupakan momen maksimum pada saat benda uji runtuh dan Z merupakan modulus penampang arah melintang.
Pengujian ini menggunakan alat hydraulic jack dengan kapasitas 50 ton dan 3 buah dial indicator.
Menurut pasal 11.5 SNI-03-2847 2002 nilai kuat lentur beton bila dihubungkan dengan kuat tekannya adalah
fr = 0,7 f c M ................................................................................................. 3.4
3.5.3 Peninjauan Pola Retak
Pola retak merupakan tinjauan retakan balok akibat diberi beban dengan hydraulic jack, pola retak balok dicatat setiap kenaikan beban sebesar 1333 kg.
Balok dibagi menjadi beberapa segmen, dengan panjang dan lebar masing –
masing segmen sebesar 5 cm. Dengan ukuran balok yang mencapai 15 x 25 x 320 cm, maka balok dibagi atas 640 segmen, masing
– masing dengan panjang dan lebar 5 cm.
Universitas Sumatera Utara
40
BAB 4
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Pendahuluan