Pertimbangan Hukum Putusan Pengadilan Niaga Medan

2. Pertimbangan Hukum Putusan Pengadilan Niaga Medan

Bahwa hukum acara mengenai perkara permohonan tidak diatur tersendiri akan tetapi mengacu dan berpedoman kepada hukum acara dalam perkara gugatan, karena itu mengenai perbaikan ataupun penyempurnaan suatu surat permohonan dengan sendirinya juga berpedoman kepada perkara gugatan. Sebagaimana diketahui hukum acara perdata untuk luar Pulau Jawa dan Madura R.Bg tidak mengatur perihal merubah atau memperbaiki surat gugatan, namun demikian dengan mempedomani ketentuan pasal 127 Reglement op de Burgerlijke Rechtsvordering RV atau Reglemen hukum acara perdata yang juga merupakan sumber hukum acara perdata bila R.Bg tidak mengaturnya, perubahan atau perbaikan suatu surat permohonan gugatan diperbolehkan sepanjang tidak mengubah atau menambah pokok tuntutan termasuk peristiwa-peristiwa yang menjadi dasar tuntutan. Permasalahan, perubahan dan perbaikan surat gugatan ini dipertegas dan diperjelas lagi oleh Mahkamah Agung RI yang mengeluarkan Pedoman Teknis Administrasi dan Teknis Peradilan Perdata huruf K halaman 58 Tentang Perubahan Gugatan Nomor 3 menyatakan bahwa perubahan gugatan dilarang : a. Apabila berdasarkan atas keadaanperistiwa hukum yang sama dituntut hal lain dimohonkan suatu pelaksanaan hal yang lain b. Penggugat mengemukakanmendalilkan keadaan fakta umum yang baru dalam gugatan yang dirubah. Universitas Sumatera Utara Bahwa pada saat para pemohon pailit memperbaiki permohonannya, pemeriksaan perkara ini belumlah dimulai dengan membacakan isi surat permohonan pernyataan pailit para pemohon pailit, dan pihak termohon pailit belum lagi diberi kesempatan untuk menjawab atau memberikan jawabannya. Sedangkan perbaikan mengenai perubahan itu sendiri menurut pendapat majelis hakim tidaklah merugikan kepentingan termohon pailit untuk membela dirinya. Bila diteliti dengan cermat perubahan yang dilakukan para pemohon pailit hanya bersifat salah ketik cretical error karena sekedar mempertegas jumlah pemohon pailit dari yang tertulis 6 enam orang yang diganti menjadi 5 lima orang sebagaimana jumlah pemohon yang tercantum dihalaman pertama mengenai nama dan identitas para pemohon serta perkalian dari jumlah total utangnya. Dengan demikan perbaikan permohonan tersebut tidak bertentangan dengan ketentuan hukum acara yang berlaku karena secara prinsip tidak merubah substansi atau pokok tuntutannya, maka perbaikan surat permohonan pernyataan pailit para pemohon pailit sebagaimana yang dipertimbangkan diatas dapat diterima. Bahwa oleh karena kedua eksepsi tersebut bukan merupakan eksepsi tentang kewenangan mengadili kompetensi dan sudah memasuki ruang lingkup pokok perkara yang memerlukan pemeriksaan dan pembuktian untuk memenuhi persyaratan yang telah ditentukan Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang PKPU, maka dengan demikian eksepsi termohon pailit haruslah dinyatakan ditolak. Universitas Sumatera Utara Selanjutnya mengenai surat kuasa khusus tertanggal 21 Pebruari 2012, dimana pemohon Rohani, dkk dalam perkara ini dikuasakan kepada Tim Pembela Keadilan Untuk Buruh TPKB yakni advokat Sarma Hutajulu, SH, dan Kiki Pranasari, SH, tetapi ternyata yang menandatangani permohonan tersebuat hanyalah Diapari Marpaung, SH, dan Kiki Pranasari, SH, ; Bahwa menurut pendapat Majelis Hakim karena surat kuasa khusus tersebut telah memenuhi ketentuan Pasal 7 Undang- Undang No.37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, maka haruslah ditolak. Bahwa syarat untuk dapat dikabulkannya permohonan pailit yang diajukan oleh para pemohon pailit, ketentuan Pasal 2 ayat 1 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang menegaskan debitor yang mempunyai dua atau lebih kreditor dan tidak membayar lunas sedikitnya satu utang yang telah jatuh waktu dan dapat ditagih, dinyatakan pailit dengan putusan pengadilan, baik atas permohonannya sendiri maupun atas permohonan satu atau lebih kreditor. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, perlu kiranya dipahami mengenai apa yang dimaksud dengan kreditor, debitor dan utang. Menurut ketentuan Bab I Pasal 1 angka 2 UU No.37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang , yang dimaksud dengan “kreditor adalah orang yang mempunyai piutang karena perjanjian atau undang-undang yang dapat ditagih dimuka pengadilan”. Sedangkan debitor menurut ketentuan Pasal 1 angka 3 UU No.37 Tahun Universitas Sumatera Utara 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang menjelaskan yang dimaksud dengan “debitor adalah orang yang mempunyai utang karena perjanjian atau undang-undang yang pelunasannya dapat ditagih dimuka pengadilan”. Sementara utang adalah kewajiban yang dinyatakan atau dapat dinyatakan dalam jumlah, baik dalam mata uang Indonesia maupun mata uang asing, baik secara langsung maupun yang akan timbul dikemudian hari atau kontijen, yang timbul karena perjanjian atau undang-undang dan wajib dipenuhi oleh debitor dan bila tidak dipenuhi memberi hak kepada kreditor untuk mendapat pemenuhannya dari harta kekayaan debitor Pasal 1 angka 6. Bahwa dari rumusan ketentuan Pasal 2 ayat 1 UU No.37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang tersebut, maka diperoleh pengertian bahwa untuk dikabulkannya suatu permohonan pailit maka harus dipenuhi persyaratan: 1. Mempunyai 2 dua atau lebih kreditor 2. Debitor tidak membayar sedikitnya satu utangnya 3. Utang tersebut telah jatuh waktu dan dapat ditagih Bahwa dari persyaratan yang ditentukan Pasal 2 ayat 1 UU No.37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, maka timbul pertanyaan apakah permohonan pernyataan pailit yang diajukan para pemohon telah memenuhi syarat-syarat diatas?. Universitas Sumatera Utara Bahwa berdasarkan bukti diajukan oleh para pemohon telah dapat dibuktikan, ternyata termohon pailit memiliki dua atau lebih kreditor yakni selain para pemohon pailit yang berjumlah 5 lima orang juga memiliki kreditor lainnya yakni: Tukini, Sutrisno, Jimin,Supini, Tukirah, Suriati, Tukimah dan Legiem. Dengan demikian majelis hakim berpendapat syarat pertama atas permohonan pailit telah dipenuhi. Setelah majelis hakim mencermati dengan seksama berdasarkan bukti P-2.1, termohon pailit memiliki utang kepada Rohani, Parinem, Poniyah, Sawinen, Suriati dan Tukilah para pemohon Pailit sebesar Rp. 125.552.931 seratus dua puluh lima juta lima ratus lima puluh dua sembilan ratus tiga puluh satu rupiah. Bahwa berdasarkan bukti P-6, P-7.1 dan P-8.1 ternyata Termohon pailit juga mempunyai utang kepada kreditor lainnya yakni: 1. Tukini, beralamat di Dusun IV, Desa Sei Sijenggi, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai sebesar Rp. 25.638.341,- 2. Sutrisno, beralamat di Dusun IV, Desa Sei Sijenggi, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai sebesar Rp. 14.608.321,- 3. Jimen, beralamat di Dusun IV, Desa Sei Sijenggi, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai sebesar Rp. 23.092.952,- 4. Supini, beralamat di Dusun IV, Desa Sei Sijenggi, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai sebesar Rp. 25.638.341,- Universitas Sumatera Utara 5. Karini, beralamat di Dusun IV, Desa Sei Sijenggi, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai sebesar Rp. 23.296.484,- 6. Sarni, beralamat di Dusun IV, Desa Sei Sijenggi, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai sebesar Rp. 24.993.410,- 7. Tukirah, beralamat di Dusun IV, Desa Sei Sijenggi, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai sebesar Rp. 22.448.021,- 8. Suriati, beralamat di Dusun IV, Desa Sei Sijenggi, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai sebesar Rp. 24.993.410,- 9. Tukimah, beralamat di Dusun IV, Desa Sei Sijenggi, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai sebesar Rp. 24.993.410,- 10. Legiem, beralamat di Dusun IV, Desa Sei Sijenggi, Kecamatan Perbaungan, Kabupaten Serdang Bedagai sebesar Rp. 24.993.410,- Berdasarkan hal tersebut, maka majelis hakim berpendapat syarat kedua atas permohonan pailit telah terpenuhi. Namun demikian apakah utang tersebut telah jatuh waktu dan dapat ditagih perlu dipertimbangkan lebih lanjut. Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Medan dalam perkara No.04G2008PHI Mdn tanggal 19 Maret 2008 P-2.1 jo Putusan Mahkamah Agung No. 905 KPdt.Sus2008 tanggal 24 Maret 2009 P-2.2 jo Putusan Mahkamah Agung No. 03PKPdt.Sus2010 tanggal 16 Pebruari 2010 P-2.3 telah berkekuatan hukum tetap. Namun Termohon pailit sampai permohonan pernyataan Universitas Sumatera Utara pailit ini didaftarkan tidak mau membayar lunas 5 lima utang-utangnya kepada para pemohon pailit, yang masing-masing telah jatuh waktu dan dapat ditagih meskipun Ketua Pengadilan Negeri Medan telah melakukan peneguran terhadap Termohon pailit sebagaimana berita acara peneguran aanmaning Nomor: 04Eks201104G2008PHI tanggal 24 Pebruari 2011 P-5 agar memenuhi bunyi isi Putusan Pengadilan Hubungan Industrial pada Pengadilan Negeri Medan dalam perkara No.04G2008PHI Mdn tanggal 19 Maret 2008 jo Putusan Mahkamah Agung No. 905 KPdt.Sus2008 tanggal 24 Maret 2009 jo Putusan Mahkamah Agung No. 03PKPdt.Sus2010 tanggal 16 Pebruari 2010 secara sukarela dalam tempo yang ditentukan selama-lamanya 8 delapan hari terhitung sejak dilakukan peneguran aanmaning terhadap termohon pailit. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka syarat ketiga inipun telah dapat dipenuhi. Berdasarkan rangkaian pertimbangan hukum tersebut, maka Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Medan berpendapat permohonan pernyataan pailit para pemohon pailit telah memenuhi persyaratan Pasal 2 ayat 1 UU No.37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang serta pembuktiannya secara sederhana sebagaimana ditentukan Pasal 8 ayat 4 undang-undang tersebut, oleh karenanya beralasan hukum untuk dikabulkan dan termohon pailit dinyatakan pailit dengan segala akibat hukumnya. Universitas Sumatera Utara Dikabulkannya permohonan pernyataan pailit tersebut, maka sesuai dengan ketentuan Pasal 15 UU No.37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang Majelis Hakim Pengadilan Niaga pada Pengadilan Negeri Medan sebagai Hakim Pengawas. Bahwa guna kepentingan pengurus dan pemberesan atas boedel pailit, maka Hakim Niaga menunjuk Saudara Efendi Tambunan, SH, SE, MM, Kurator yang terdaftar dengan Nomor Registrasi 090353 berkantor di Jalan Saudara No.70A Medan sebagai Kurator Termohon Pailit dalam Kepailitan ini mengingat tidak ternyata terdapat benturan kepentingan dengan Para Pemohon Pailit maupun Termohon Pailit, sebagaimana Efendi Tambunan, SH, SE, MM menyatakannya dalam surat bertanggal 19 April 2012. Bahwa Pasal 299 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang ditegaskan bahwa kecuali ditentukan lain dalam undang-undang ini maka hukum acara yang merupakan ranah Pengadilan Niaga yang merupakan pengadilan khusus, berbeda dengan perkara perdata umum yang lazim ditangani oleh Pengadilan Negeri. Bahwa dalam praktik perkara permohonan pernyataan pailit maupun dalam UU No.37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang tidak diatur dan dikenal adanya lembaga gugatan rekonvensi; Tidak adanya Universitas Sumatera Utara gugat rekonvensi dalam perkara permohonan pernyataan pailit, selain karena bersifat kuasi gugatan juga hukum acaranya mempunyai karakteristik yang spesifik ; Berbedanya penyelesaian perkara perdata di Pengadilan Negeri dengan permohonan pernyataan pailit pada Pengadadilan Niaga dapat dilihat diantaranya dari ketentuan Pasal 8 ayat 4 UU No.37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang yang menyatakan bahwa “Permohonan pernyataan pailit harus dikabulkan apabila terdapat fakta atau keadaan yang terbukti secara sederhana bahwa persyaratan untuk dinyatakan pailit sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat 1 telah dipenuhi “, waktu penyelesaian yang hanya 60 enam puluh hari sejak didaftarkan dan upaya hukumnya hanya kasasi dan peninjauan kembali sebagai diatur Pasal 8 ayat 5 dan Pasal 11 ayat 1 UU No.37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang ; Bahwa berdasarkan pertimbangan diatas, maka gugatan rekonvensi Termohon Pailit haruslah dinyatakan tidak dapat diterima. Bahwa dengan dikabulkannya permohonan pernyataan pailit ini, maka Termohon Pailit dihukum untuk membayar biaya perkara ini ; Mengingat ketentuan Pasal 2 ayat 1, Pasal 8 ayat 4, Pasal 15, Pasal 65 Undang-Undang No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang beserta ketentuan lainnya yang bersangkutan permohonan ini ; Universitas Sumatera Utara

3. Putusan Hukum Pengadilan Niaga Medan

Dokumen yang terkait

Analisis Permohonan Pailit Terhadap Perseroan Terbatas oleh Tenaga Kerja ( Studi Putusan Pengadilan Niaga Nomor. 01/Pailit/2012/PN.Niaga.Mdn Jo Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor.401 K/Pdt.Sus/2012 Jo Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung Nomor.195 P

16 158 185

Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2497 K/Pid.Sus/2011)

18 146 155

Analisis Hukum Terhadap Permohonan Pailit Atas Developer Dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli Apartemen ( Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung No. 331 K/PDT. SUS/2012 Tanggal 12 Juni 2012)

3 233 164

Analisis Tentang Putusan Mahkamah Agung Dalam Proses Peninjauan Kembali Yang Menolak Pidana Mati Terdakwa Hanky Gunawan Dalam Delik Narkotika

1 30 53

Analisis Utang Pada Beberapa Putusan Perkara Kepailitan Pada Pengadilan Niaga Dan Mahkamah Agung

0 23 56

Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Dalam Tindak Pidana Pemerkosaan (Putusan Mahkamah Agung Nomor 840 K/Pid.Sus/2009)

0 6 12

Pengujian Peraturan Kebijakan (Beleidsregel) Di Mahkamah Agung (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 23 P/Hum/2009)

6 109 108

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Permohonan Pailit Terhadap Perseroan Terbatas oleh Tenaga Kerja ( Studi Putusan Pengadilan Niaga Nomor. 01/Pailit/2012/PN.Niaga.Mdn Jo Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor.401 K/Pdt.Sus/2012 Jo Putusan Peninja

0 2 34

Analisis Permohonan Pailit Terhadap Perseroan Terbatas oleh Tenaga Kerja ( Studi Putusan Pengadilan Niaga Nomor. 01/Pailit/2012/PN.Niaga.Mdn Jo Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor.401 K/Pdt.Sus/2012 Jo Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung Nomor.195 P

0 1 15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah

1 1 40