Kesimpulan KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari Penelitian yang dilakukan ini diperoleh beberapa kesimpulan antara lain: 1. Putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap yang menghukum pengusaha untuk membayar hak-hak normatif pekerjaburuh berupa uang pesangon, penghargaan masa kerja, penggantian hak dan upah selama proses akibat pemutusan hubungan kerja, meskipun bukan karena perusahaan insolvent merupakan utang arti luas sebagaimana dianut dalam Pasal 1 angka 6 UU No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang. Utang tidak saja lahir karena perjanjian tetapi juga karena undang-undang dan putusan pengadilan yang merupakan salah satu produk hukum, yang berlaku sejak putusan tersebut berkekuatan hukum tetap dan setelah putusan atau pemberitahuan putusan tersebut diterima para pihak yang berperkara. 2. Putusan pengadilan hubungan industrial yang telah berkekuatan hukum tetap namun tidak dapat dilaksanakan dapat diajukan sebagai dasar permohonan pailit dan bukanlah permohonan yang bersifat prematur meskipun eksekusinya belum selesai karena tidak melekat batas waktu untuk menggugat berdasarkan jangka waktu yang disepakati dalam suatu perjanjian dan tidak Universitas Sumatera Utara melekat batas waktu untuk menggugat belum sampai, karena dibuat penundaan pembayaran oleh kreditor Rohani,dkk atau berdasarkan kesepakatan antara kreditor Rohani,dkk dan debitor PT. Indah Pontjan. Permohonan pailit Rohani,dkk terhadap PT. Indah Pontjan tidak melanggar nebis in idem sebagaimana dimuat dalam ketentuan hukum acara perdata Indonesia, doktrin, dan berbagai Surat Edaran Mahkamah Agung, karena meskipun pihak yang bersengketa adalah sama namun objek dan alasan permohonan adalah berbeda. Pada Pengadilan Hubungan Industrial Rohani,dkk menuntut hak-haknya normatifnya diputuskan dan dilaksanakan yang timbul akibat pemutusan hubungan kerja sedangkan dalam permohonan pailit Rohani memohon pembayaran utang yang sudah jatuh waktu, yang lahir karena undang-undang berupa putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap. 3. Pertimbangan hukum majelis hakim atas permohonan pailit oleh tenaga kerja terhadap perseroan terbatas yang diputus hubungan kerja dalam perkara nomor: 01Pailit2012PN Niaga Mdn Jo Nomor: 401 KPdt.Sus2012 Jo Putusan Mahkamah Agung No. 03PKPdt.Sus2010 Jo Putusan Mahkamah Agung Peninjauan Kembali No. 195 PKPdt.Sus 2012 antara Rohani, dkk melawan PT. Indah Pontjan, hakim yang mengadili perkara ini pada tingkat Pengadilan Niaga telah tepat mempertimbangkan fakta-fakta hukum permohonan pailit menyangkut pengertian utang, utang telah jatuh waktu, Universitas Sumatera Utara adanya dua orang atau lebih kreditor dan, penerapan asas pembuktian sederhana. Hakim Pengadilan Negeri mengedepankan asas kepastian hukum dan keadilan, khususnya keadilan secara substansial. Pengajuan permohonan pailit dalam kasus ini merupakan merupakan jalan akhir ultimum remedium yang dilakukan oleh pekerjaburuh karena putusan PHI telah inkracht namun tidak terlaksana dan hal tersenut tidaklah melanggar asas kelagsungan usaha. Sementara, hakim Mahkamah Agung baik dalam Kasasi maupun dalam Peninjauan Kembali dalam perkara ini tidak mengacu kepada pengertian utang, utang telah jatuh waktu, adanya dua orang atau lebih kreditor dan penerapan pembuktian sederhana yang sangat subjektif menyangkut hal-hal yang bersifat formalitas bukan substansi. Hakim pada tingkat Kasasi dan Peninjauan Kembali juga hanya melihat kasus ini dalam keadilan prosedural semata-mata, yakni hukum acara perdata, tidak menggali keadilan secara substantif.

B. Saran Adapun saran yang dikemukakan dalam penulisan ini antara lain:

Dokumen yang terkait

Analisis Permohonan Pailit Terhadap Perseroan Terbatas oleh Tenaga Kerja ( Studi Putusan Pengadilan Niaga Nomor. 01/Pailit/2012/PN.Niaga.Mdn Jo Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor.401 K/Pdt.Sus/2012 Jo Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung Nomor.195 P

16 158 185

Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2497 K/Pid.Sus/2011)

18 146 155

Analisis Hukum Terhadap Permohonan Pailit Atas Developer Dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli Apartemen ( Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung No. 331 K/PDT. SUS/2012 Tanggal 12 Juni 2012)

3 233 164

Analisis Tentang Putusan Mahkamah Agung Dalam Proses Peninjauan Kembali Yang Menolak Pidana Mati Terdakwa Hanky Gunawan Dalam Delik Narkotika

1 30 53

Analisis Utang Pada Beberapa Putusan Perkara Kepailitan Pada Pengadilan Niaga Dan Mahkamah Agung

0 23 56

Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Dalam Tindak Pidana Pemerkosaan (Putusan Mahkamah Agung Nomor 840 K/Pid.Sus/2009)

0 6 12

Pengujian Peraturan Kebijakan (Beleidsregel) Di Mahkamah Agung (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 23 P/Hum/2009)

6 109 108

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Permohonan Pailit Terhadap Perseroan Terbatas oleh Tenaga Kerja ( Studi Putusan Pengadilan Niaga Nomor. 01/Pailit/2012/PN.Niaga.Mdn Jo Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor.401 K/Pdt.Sus/2012 Jo Putusan Peninja

0 2 34

Analisis Permohonan Pailit Terhadap Perseroan Terbatas oleh Tenaga Kerja ( Studi Putusan Pengadilan Niaga Nomor. 01/Pailit/2012/PN.Niaga.Mdn Jo Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor.401 K/Pdt.Sus/2012 Jo Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung Nomor.195 P

0 1 15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah

1 1 40