Permohonan Pailit Prematur Analisis Permohonan Pailit Terhadap Perseroan Terbatas oleh Tenaga Kerja ( Studi Putusan Pengadilan Niaga Nomor. 01/Pailit/2012/PN.Niaga.Mdn Jo Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor.401 K/Pdt.Sus/2012 Jo Putusan Peninjauan Kembali

6 Menteri keuangan apabila debitornya adalah perusahaan asuransi, Reasuransi, dana pensiun dan Badan Usaha Milik Negara yang bergerak di bidang kepentingan publik. 98

C. Putusan Berkekuatan Hukum Tetap Pengadilan Hubungan Industrial Sebagai Dasar Permohonan Pailit

1. Permohonan Pailit Prematur

Dapat dipastikan sebuah sengketa perdata terjadi karena adanya tuntutan hak yang diajukan oleh salah satu pihak kepada pihak lain di pengadilan. Tuntutan hak adalah tindakan yang bertujuan untuk memperoleh perlindungan hak yang diberikan oleh pengadilan untuk mencegah main hakim sendiri eingenrichting. Pihak yang mengajukan tuntutan hak memerlukan perlindungan dan kepastian hukum, sehingga adanya kepentingan adalah salah saatu syarat untuk mengajukan tuntutan hak. 99 98 UU No. 37 Tahun 2004, Op. Cit Tidak adanya perlindungan dan kepastian hukum untuk pemenuhan hak-hak seseorang, dengan sendirinya orang tersebut akan melakukan upaya bagimana agar hak-hak tersebut dapat diperoleh. Dalam hal ini salah satu diantaranya adalah upaya hukum para mantan tenaga kerjaburuh PT.Indah Pontjan yang mengajukan permohonan pailit terhadap PT. Indah Ponjant karena hak-haknya sebagaimana diputuskan oleh Pengadilan Hubungan Industrial Medan tidak diperolehnya meskipun putusan tersebut telah berkekuatan hukum tetap. 99 Blog Seputar Hukum dan Peradilan, Formalitas Surat Gugatan http:blogperadilan.blogspot.com201106, Diakses Tanggal 15 April 2014, Pukul 16:04 WIB. Universitas Sumatera Utara Suatu tuntutan hak sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasal 118 ayat 1 HIRPasal 142 ayat 1 RBg disebut sebagai tuntutan perdata atau tuntutan hak yang mengandung sengketa, secara umum disebut gugatan. Sementara dalam UU No. 37 Tahun 2004 Tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang mengenal istilah permohonan. Dalam kaitannya dengan penelitian ini apakah permohonan pailit yang diajukan oleh tenaga kerjaburuh PT. Indah Pontjant terhadap PT.Indah Ponjant merupakan suatu gugatan atau permohonan yang dapat digolongkan prematur, mengingat permohonan ini diajukan akibat putusan pengadilan hubungan industrial pada Pengadian Negeri Medan yang sudah berkekuatan hukum tetap namun tidak terlaksana. Berdasarkan pendekatan doktrin sebagaimana dikemukakan Yahya Harahap, dikenal satu istilah dilatoria exceptie yang mempunyai arti gugatan pengggugat belum dapat diterima untuk diperiksa sengketanya di pengadilan, karena masih prematur, dalam arti gugatan masih terlampau dini. Sifat atau keadaan prematur melekat pada: pertama, batas waktu untuk menggugat sesuai dengan jangka waktu yang disepakati dalam perjanjian belum sampai, atau kedua batas waktu untuk menggugat belum sampai, karena dibuat penundaan pembayaran oleh kreditor atau berdasarkan kesepakatan antara kreditor dan debitor. 100 Tertundanya pengajuan gugatan disebabkan adanya faktor yang menangguhkan, sehingga permasalahan yang hendak digugat belum terbuka 100 M. Yahya Harahap, Hukum Acara Perdata, Jakarta: Sinar Grafika, 2008 hal.457 Universitas Sumatera Utara waktunya. Misalnya, ahli waris yang menggugat pembagian harta warisan, padahal pewaris masih hidup. Gugatan itu prematur, belum terbuka, karena semua pewaris masih hidup, tuntutan pembagian masih tertunda. Begitu juga halnya tuntutan pembayaran utang yang tertunda oleh syarat perjanjian. Misalnya, utang yang dituntut telah jatuh tempo. Dalam perjanjian seperti itu, perjanjian belum dapat digugat dalam jangka waktu tertentu an agreement not to sue within acertain period of time sesuai dengan Pasal 1268 KUHPerdata. 101 Jatuh tempo pembayaran utang dalam kasus ini terjadi disaat putusan diucapkan majelis hakim dan tidak dapat diajukan upaya hukum lagi. Tentang alasan Adapun ketentuan Pasal 1268 KUHPerdata tersebut berbunyi ”suatu ketetapan waktu tidak menangguhkan perikatan, melainkan hanya menangguhkan pelaksanaannya”. Mengacu kepada doktin sebagaimana diuraikan diatas, jika ditarik terhadap kasus dalam penelitian ini. Pengajuan permohonan permohonan pailit tenaga kerja buruh PT. Indah Ponjant terhadap PT. Indah Pontjan yang didasarkan atas suatu putusan yang telah berkekuatan hukum tetap namun tidak terlaksana tidaklah dapat dikualifikasikan sebagai permohonan yang prematur. Hal ini didasarkan pada argumen atau alasan, bahwa pengajuan permohonan pailit dalam kasus ini dilakukan bukanlah didasarkan karena utang yang belum jatuh tempo yang disepakati antara tenaga kerjaburuh kreditor dan PT. Indah Pontjan debitor melainkan utang tersebut lahir karena putusan pengadilan. 101 Ibid Universitas Sumatera Utara bahwa putusan tersebut prematur karena terhadap pelaksanaan putusan belum dilaksanakan secara sempurna, dapat dikatakan justru hal inilah yang merupakan kelemahan dari pengadilan hubungan industrial. Bahwa suatu putusan tidak dapat dilaksanakan padahal putusan tersebut telah mempunyai kekuatan hukum tetap. Inilah salah satu contoh ketidak pastian hukum bagi orang yang secara hukum mempunyai hak namun tidak dapat dilindungi. Dengan demikian dapatlah dikatakan pengajuan permohonan pailit dalam kasus ini bukanlah suatu permohonan yang bersifat prematur, akan tetapi buruh menggunakan lembaga kepailitan untuk menuntut dan mempertahankan haknya karena buruh tidak mendapat kepastian hukum dan keadilan atas putusan pengadilan hubungan industrial yang tidak terlaksana.

2. Asas Nebis In Idem

Dokumen yang terkait

Analisis Permohonan Pailit Terhadap Perseroan Terbatas oleh Tenaga Kerja ( Studi Putusan Pengadilan Niaga Nomor. 01/Pailit/2012/PN.Niaga.Mdn Jo Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor.401 K/Pdt.Sus/2012 Jo Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung Nomor.195 P

16 158 185

Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah Agung Nomor 2497 K/Pid.Sus/2011)

18 146 155

Analisis Hukum Terhadap Permohonan Pailit Atas Developer Dalam Perjanjian Pengikatan Jual Beli Apartemen ( Studi Kasus Putusan Mahkamah Agung No. 331 K/PDT. SUS/2012 Tanggal 12 Juni 2012)

3 233 164

Analisis Tentang Putusan Mahkamah Agung Dalam Proses Peninjauan Kembali Yang Menolak Pidana Mati Terdakwa Hanky Gunawan Dalam Delik Narkotika

1 30 53

Analisis Utang Pada Beberapa Putusan Perkara Kepailitan Pada Pengadilan Niaga Dan Mahkamah Agung

0 23 56

Analisis Yuridis Putusan Mahkamah Agung Dalam Tindak Pidana Pemerkosaan (Putusan Mahkamah Agung Nomor 840 K/Pid.Sus/2009)

0 6 12

Pengujian Peraturan Kebijakan (Beleidsregel) Di Mahkamah Agung (Studi Putusan Mahkamah Agung Nomor 23 P/Hum/2009)

6 109 108

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Permohonan Pailit Terhadap Perseroan Terbatas oleh Tenaga Kerja ( Studi Putusan Pengadilan Niaga Nomor. 01/Pailit/2012/PN.Niaga.Mdn Jo Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor.401 K/Pdt.Sus/2012 Jo Putusan Peninja

0 2 34

Analisis Permohonan Pailit Terhadap Perseroan Terbatas oleh Tenaga Kerja ( Studi Putusan Pengadilan Niaga Nomor. 01/Pailit/2012/PN.Niaga.Mdn Jo Putusan Kasasi Mahkamah Agung Nomor.401 K/Pdt.Sus/2012 Jo Putusan Peninjauan Kembali Mahkamah Agung Nomor.195 P

0 1 15

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Putusan Mahkamah Agung Mengenai Putusan yang Dijatuhkan Diluar Pasal yang Didakwakan dalam Perkaran Tindak Pidana Narkotika Kajian Terhadap Putusan Mahkamah Agung Nomor 238 K/Pid.Sus/2012 dan Putusan Mahkamah

1 1 40