Jenis Penelitian Tempat dan Waktu Penelitian Batasan Operasional Populasi dan Sampel Penelitian

40 BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipakai oleh peneliti di dalam penelitian ini adalah jenis asosiatif kausal. Penelitian kausal bertujuan untuk menguji hipotesis dan merupakan penelitian yang menjelaskan fenomena dalam bentuk hubungan antar variabel Erlina, 2008. Yang menjadi variabel independen dalam penelitian ini adalah pertumbuhan tinggi, kerugian perusahaan, arus kas negatif, kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban, efektivitas pengawasan, transaksi pihak istimewa, dan pergantian auditor sementara variabel dependennya adalah kecurangan laporan keuangan.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan melalui media internet pada situs Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id dan waktu penelitian yang dilakukan peneliti mulai Agustus 2015 hingga Februari 2016.

3.3 Batasan Operasional

Dengan pertimbangan-pertimbangan efisiensi, keterbatasan waktu dan tenaga, dan pengetahuan penulis, maka dalam penelitian ini penulis melakukan beberapa batasan konsep terhadap penelitian yang diteliti, yaitu: 1. Penelitian ini dibatasi hanya empat tahun yaitu dari tahun 2011-2014. 2. Penelitian dilakukan hanya terbatas pada perusahaan non keuangan yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia yang mempublikasikan laporan tahunan perusahaan selama periode 2011-2014. Universitas Sumatera Utara 41 3. Dalam penelitian ini hanya menggunakan tujuh variabel bebas yaitu pertumbuhan tinggi, kerugian perusahaan, arus kas negatif, kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban, efektivitas pengawasan, transaksi pihak istimewa, dan pergantian auditor. 4. Penelitian ini menggunakan satu variabel terikat yaitu kecurangan laporan keuangan. 5. Penelitian ini juga menggunakan variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan dari total asetnya.

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Erlina 2008 “pengoperasian konsep operationalizing the concept atau biasa juga disebut dengan mendefinisikan konsep secara operasional adalah menjelaskan karakterisktik dari obyek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian”.

3.4.1 Variabel Independen Bebas

Variabel independen atau variabel bebas adalah variabel yang dapat memengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif maupun negatif bagi variabel dependen lainnya Erlina, 2008. Untuk masing-masing variabel independen pengukuran yang digunakan adalah :

3.4.1.1 Tekanan: Pertumbuhan Tinggi Perusahaan

Peneliti mengikuti pengukuran oleh Krishnan’s 2000 dalam Lou dan Wang, 2009 dengan menggunakan variabel dummy, untuk Universitas Sumatera Utara 42 pertumbuhan tinggi HIGHGR, yang dikodekan oleh 1 untuk tingkat pertumbuhan aset dari perusahaan yang lebih besar dari rata-rata industry, dan kode 0 sebaliknya. Nilai rata-rata industri diperoleh dari perhitungan sebagai berikut : Rata-rata industri = ∆Sales it − ∆Ind Avrg Sales i,t Keterangan : ∆Sales it : Pertumbuhan penjualan perusahaan i tahun t ∆Ind Avrg Sales i,t :Rata-rata pertumbuhan penjualan industri i tahun t

3.4.1.2 Tekanan: Kerugian Perusahaan

Peneliti mengikuti pengukuran yang digunakan oleh Lou dan Wang 2009. Dalam penelitian ini untuk mengukur kerugian perusahaan LOSS yaitu dengan variabel dummy dengan nilai 1 jika perusahaan melaporkan kerugian di tahun pertama dan kedua sebelum tahun terjadi, untuk sebaliknya dinyatakan dengan 0.

3.4.1.3 Tekanan: Arus Kas Negatif

Menurut Scott 1981 dalam Morris 1998 dikutip oleh Kurniawati, 2012 dengan asumsi jumlah kas awal, dalam beberapa periode tertentu, ada peluang net positive bahwa arus kas perusahaan HIGHGR = 1 jika tingkat pertumbuhan aset perusahaan lebih besar dari pertumbuhan industri, 0 jika sebaliknya LOSS = 1 jika perusahaan melaporkan kerugian selama 2 tahun, 0 jika sebaliknya Universitas Sumatera Utara 43 akan terus menerus negatif pada periode-periode berjalan, pada akhirnya mengarah pada indikasi menuju kecurangan yang secara material membawa kebangkrutan. Dalam penelitian sebelumnya yang dilakukan Lou dan Wang 2009 arus kas negatif NCFO juga merupakan variabel dummy dengan nilai 1 jika perusahaan melaporkan arus kas operasi negatif pada tahun pertama dan kedua sebelum tahun terjadi, jika sebelumnya dinyatakan dengan 0.

3.4.1.4 Tekanan: Kemampuan Perusahaan Memenuhi Kewajiban

Manajemen seringkali menghadapi tekanan dari pihak ketiga untuk memenuhi kewajibannya. Untuk mengatasi tekanan ini kadangkala perusahaan mendapatkan tambahan hutang atau sumber pembiayaan eksternal agar tetap kompetitif Skousen et al., 2009. Variabel kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya LEV ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar aset yang ada di perusahaan yang berasal dari hutang. Dengan adanya hutang ini maka pihak manajemen berusaha semaksimal mungkin untuk memenuhi kewajibannya tersebut. Tekanan untuk memenuhi kewajibannya inilah yang dirasakan perusahaan terlalu membebani sehingga kadangkala perusahaan melakukan pemanipulasian dalam menampilkan laporan keuangan yang dibuatnya. Perusahaan melakukan rekayasa dalam laporan keuangan yang NCFO = 1 jika perusahaan melaporkan arus kas operasi negatif selama 2 tahun, 0 jika sebaliknya Universitas Sumatera Utara 44 dibuatnya sehingga menampilkan laba yang terlalu tinggi atau terlalu rendah. Rasio leverage ini dihitung dari total hutang dibagi dengan total aset.

3.4.1.5 Kesempatan: Efektifitas Pengawasan

Di dalam suatu perusahaan efektifnya memiliki lebih dari 1 fungsi pengawasan dalam menjalankan aktifitas perusahaan sehari-hari. Hal ini bertujuan agar ada bagian yang mengawasi keefektifan kinerja suatu perusahaan. Rahmanti 2013 menyebutkan bahwa tinggnya tingkat kecurangan yang terjadi di Indonesia salah satunya diakibatkan karena rendahnya pengawasan sehingga menciptakan suatu celah bagi seseorang untuk melakukan fraud. Sebagian kecurangan pelaporan keuangan diakibatkan adanya dominasi manajemen dalam perusahaan tanpa adanya pengendalian dari dewan komisaris atau komite audit. Penelitian ini memproksikan efektivitas pengawasan dengan proporsi komisaris independen di dalam perusahaan. Berdasarkan keputusan ketua Bapepam yang tertuang dalam peraturan no. IX.I.5 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit, menyebutkan bahwa komisaris independen adalah anggota komisaris yang berasal dari emiten atau perusahaan publik yang tidak memiliki saham pada perusahaan, serta tidak memiliki hubungan terafiliasi baik dengan perusahaan, komisaris, direksi, ��� = ����� ������ ����� ���� Universitas Sumatera Utara 45 maupun pemegang saham utama perusahaan. Dengan adanya seorang komisaris independen maka aktivitas pengawasan akan lebih independen sehingga dapat mengkontrol kinerja perusahaan dengan efektif. Proporsi komisaris independen diukur dengan menghitung jumlah komisaris independen dibagi dengan jumlah dewan komisaris di dalam perusahaan.

3.4.1.6 Kesempatan: Transaksi Pihak Istimewa

Dunn menyebutkan dalam Hasnan et al., 2013 bahwa banyak profil laporan keuangan yang curang yang melibatkan transaksi pihak istimewa RPT dan ini telah meningkatkan kekhawatiran di kalangan regulator tentang cara terbaik untuk memantau perusahaan yang melakukannya. Penelitian Khanna dan Palepu 2000 memberikan bukti bahwa RPT sangat bermanfaat jika perusahaan merupakan afiliasi dari sebuah kelompok usaha dikutip oleh Hasnan et al., 2013. Transaksi pihak istimewa dihitung dengan total piutang pada pihak yang memiliki hubungan istimewa terhadap total piutang perusahaan i pada tahun t. Dengan demikian, dalam penelitian ini kesempatan diukur dengan persentase transaksi pihak istimewa yang diproksikan dengan total piutang RPT. ��� = ������ ��������� ���������� ������ ����� ��������� ��� = ����� ������� �������� �������� ����� ������� ����������� ���������� Universitas Sumatera Utara 46

3.4.1.7 Rasionalisasi: Pergantian Auditor

Menurut Boynton 2001 dalam Kurniawati, 2012 pergantian auditor terjadi karena beberapa alasan, antara lain : i perusahaan klien merupakan merger antara beberapa perusahaan yang semula memiliki auditor masing-masing yang berbeda; ii kebutuhan akan adanya jasa profesional yang lebih luas; iii tidak puas terhadap KAP lama; iv keinginan untuk mengurangi pendapatan audit; dan v merger antara beberapa KAP. Alasan lain yang juga mendorong adanya pergantian auditor adalah keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 359kmk.062003 pasal 2 tentang “Jasa Akuntan Publik”. Peraturan ini menyatakan bahwa pemberian jasa audit umum atas laporan keuangan dari suatu entitas dapat dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik KAP paling lama untuk 5 lima tahun buku berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama 3 tiga tahun buku berturut-turut. Peraturan tersebut kemudian diperbaharui dengan Peraturan Menteri Keuangan No. 17pmk.012008 dengan kewajiban mengganti KAP setelah melaksanakan audit selama 6 enam tahun berturut-turut dan oleh seorang akuntan publik paling lama untuk 3 tiga tahun berturut-turut. Selanjutnya Loebbecke et al., 1989 dalam Lou dan Wang 2009 mencatat bahwa 36 persen dari sampel tindak kecurangan akuntansi perusahaan dilakukan dalam dua tahun pertama masa jabatan seorang auditor. Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa insiden kegagalan audit setelah pergantian auditor. Dengan jumlah pergantian Universitas Sumatera Utara 47 auditor pada event year sebagai proksi untuk rasionalisasi, Lou dan Wang 2009 memperkirakan bahwa pergantian auditor berkorelasi positif dengan kemungkinan kecurangan. Pergantian auditor ΔCPA merupakan variabel dummy, kode 1 jika perusahaan melakukan pergantian auditor dalam dua tahun sebelum tindak kecurangan, kode 0 jika tidak melakukan pergantian auditor.

3.4.2 Variabel Dependen Terikat

Variabel dependen atau variabel terikat adalah variabel yang dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen Erlina, 2008. Dalam penelitian ini, variabel dependennya adalah kecenderungan kecurangan laporan keuangan suatu perusahaan yang diproksikan dengan penyajian kembali laporan keuangan restatement berhubung tidak adanya data yang resmi mengenai data perusahaan yang fraud. Faktor-faktor pada fraud triangle digunakan untuk mendeteksi dan memprediksi terjadinya fraud. Restatement yang digunakan untuk memproksikan financial fraud statement adalah restatement yang dilakukan secara prospektif dan retroaktif. Penelitian pada variabel ini menggunakan variabel dummy. Pemberian skor pada variabel ini adalah satu 1 jika perusahaan melakukan penyajian kembali laporan keuangan restatement dan nol 0 jika perusahaan tidak melakukan penyajian kembali laporan keuangan restatement. ΔCPA = 1 jika perusahaan melakukan pergantian auditor dalam dua tahun sebelum tindak kecurangan, kode 0 nol jika tidak melakukan pergantian auditor Universitas Sumatera Utara 48 Perusahaan yang dikategorikan melakukan penyajian kembali laporan keuangan restatement adalah perusahaan yang melakukan restatement diakibatkan kesalahan mendasar, perusahaan yang melakukan restatement bukan disebabkan karena perubahan kebijakan dan estimasi akuntansi akibat konvergensipenerapan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan PSAK – International Financial Reporting Standard IFRS.

3.4.3 Variabel Kontrol Pengendali

Variabel kontrol adalah variabel yang berfungsi untuk mengendalikan sehingga pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat tidak dipengaruhi oleh faktor luar yang tidak diteliti. Variabel kontrol yang digunakan adalah ukuran perusahaan, yaitu dari total asetnya. Mengikuti studi yang dilakukan Lou dan Wang 2009, penelitian ini menggunakan nilai total aset yang ditransformasikan melalui proses logaritma sebagai variabel pengendali dalam melakukan pengujian terhadap pengaruh beberapa variabel proksi faktor risiko terhadap kecenderungan pelaporan keuangan Gagola, 2011. Tabel 3.1 Ringkasan Operasional Variabel Variabel Definisi Indikator Skala Kecurangan laporan keuangan Y tindakan yang disengaja, salah saji atau penghilangan fakta-fakta material, atau data akuntansi yang menyesatkan dan, bila dianggap dengan semua informasi yang telah dibuat, akan menyebabkan pembaca mengubah penilaian atau keputusannya. Kode 1 satu untuk perusahaan yang melakukan penyajian kembali laporan keuangan, kode 0 untuk sebaliknya Nominal Pertumbuhan tinggi Keadaan yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan dalam Kode 1 satu jika tingkat pertumbuhan aset perusahaan lebih besar dari Nominal Universitas Sumatera Utara 49 perusahaan X1 kondisi stabil yang ditandai dengan pertumbuhan perusahaan melebihi rata-rata industri. pertumbuhan industri, kode 0 nol jika sebaliknya Kerugian perusahaan X2 Suatu kondisi perusahaan yang mengalami kerugian bersih selama 2 tahun berturut-turut sehingga stabilitas keuangan terancam. Kode 1satu jika perusahaan melaporkan kerugian selama 2 tahun, kode 0 nol jika sebaliknya Nominal Arus kas negatif X3 Suatu kondisi perusahaan dimana kas neto yang diperoleh dari aktivitas operasi bernilai negative selama 2 tahun berturut-turut sehingga mengancam stabilitas keuangan. Kode 1 satu jika perusahaan melaporkan arus kas operasi negatif selama 2 tahun, kode 0 nol jika sebaliknya Nominal Kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban X4 Tekanan yang berlebihan bagi manajemen untuk memenuhi persyaratan atau harapan dari pihak ketiga yang ditandai dengan tingginya leverage perbandingan antara utang dengan aset dalam pendanaan perusahaan. Total hutang Total aset Rasio Efektivitas pengawasan X5 Keadaan dimana perusahaan tidak memiliki unit pengawasan yang efektif memantau kinerja perusahaan yang diindikasikan dengan proporsi komisaris independen dari seluruh komisaris perusahaan. Jumlah komisaris independen Jumlah dewan komisaris Rasio Transaksi pihak istimewa X6 Transaksi perusahaan yang melibatkan pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa yang bersifat kompleks disertai dengan tingginya risiko inheren karena adanya keterlibatan yang tinggi oleh manajemen dalam pengambilan keputusan. Total piutang hubungan istimewa Total piutang keseluruhan perusahaan Rasio Pergantian auditor X7 Peristiwa bergantinya auditor eksternal KAP yang mengaudit laporan keuangan perusahaan dalam satu periode. Kode 1 satu untuk perusahaan yang melakukan pergantian auditor, kode 0 nol untuk yang tidak Nominal Ukuran Perusahaan Besar kecilnya perusahaan yang menjadi sampel dilihat dari total aset, nilai penjualan, atau nilai ekuitas. Transformasi logaritma natural Ln dari total aset Rasio Sumber : Hasil olahan penulis 2015 Universitas Sumatera Utara 50

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah sekelompok entitas yang lengkap yang dapat berupa orang, kejadian, atau benda yang mempunyai karakteristik tertentu Erlina, 2008. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014. Pertimbangan untuk memilih populasi perusahaan manufaktur adalah dikarenakan perusahaan dalam satu jenis industri yaitu manufaktur cenderung memiliki karakteristik akrual yang hampir sama Nabila, 2013. Selain itu data laporan keuangan perusahaan manufaktur lebih reliable dalam penyajian akun-akun laporan keuanngan seperti aset, cash flow, penjualan, dan lain-lain Nabila, 2013. Jumlah populasi sebesar 147. Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi penelitian. Hasil penelitian yang menggunakan sampel, maka kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Oleh sebab itu, sampel yang digunakan harus benar-benar representatif atau mewakili. Jika tidak, akan mengakibatkan nilai yang dihitung dari sampel tidak cukup tepat untuk menduga nilai populasi sesungguhnya Erlina, 2008. Dengan demikian, jumlah sampel lebih kecil dari jumlah populasi. Metode penentuan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Dalam metode ini pengambilan sampel berdasarkan suatu kriteria tertentu. Kriteria yang digunakan dapat berdasarkan perimbangan judgement atau berdasarkan kuota tertentu Erlina 2008. Dengan metode purposive sampling ini, sampel diharapkan dapat mewakili populasinya dan tidak Universitas Sumatera Utara 51 menimbulkan bias bagi tujuan penelitian. Kriteria penentuan sampel dalam penelitian ini adalah: 1. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode pengamatan 2011-2014. 2. Perusahaan yang menyajikan laporan tahunannya dalam website perusahaan atau website BEI selama periode 2011-2014. 3. Perusahaan yang menyajikan kembali laporan keuangan sebagai proksi indikasi terjadinya kecurangan selama periode 2011-2014. 4. Perusahaan yang tidak menyajikan kembali laporan keuangan yang dijadikan pembanding untuk perusahaan yang melakukan penyajian kembali laporan keuangan selama periode 2011-2014. 5. Laporan tahunan perusahaan memiliki data-data yang berkaitan dengan variabel penelitian. Berdasarkan kriteria tersebut, maka didapat sampel perusahaan berjumlah 44 perusahaan, dengan 4 tahun pengamatan, terdiri dari 22 perusahaan yang melakukan penyajian kembali laporan keuangan dan 22 perusahaan yang tidak melakukan penyajian kembali laporan keuangan sejenis dan setara yang dapat dijadikan pembanding. Dari seluruh sampel terlebih dahulu dilihat apakah indikasi perusahaan menuju terjadinya kecurangan fraud yang diproksikan dalam penyajian kembali restatement laporan keuangan dan tidak melakukan kecurangan yang diproksi dengan tidak melakukan penyajian kembali laporan keuangan restatement secara prospektif pada annual report tahun 2011-2014. Selanjutnya dilakukan Universitas Sumatera Utara 52 pemeriksaan apakah sampel melakukan revisi terhadap laporan keuangan 2011- 2014 yang hanya dapat dilihat pada daftar laporan keuangan pada situs BEI dan apakah terdapat penyajian kembali terhadap saldo retained earnings retrospektif pada annual report tahun 2011-2014. Selanjutnya akan ditinjau pula stabilitas keuangan dan tekanan eksternal, efektivitas pengawasan, transaksi pihak istimewa, pergantian auditor oleh perusahaan berpengaruh terhadap kecurangan laporan keuangan yang diproksikan dengan penyajian kembali laba atau tidak. Tabel 3.2 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria No Kriteria Jumlah pelanggaran kriteria Akumulasi 1. Total perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia BEI selama periode pengamatan 2011 - 2014 147 2. Perusahaan yang menyajikan laporan tahunannya dalam website perusahaan atau website BEI selama periode 2011-2014. 30 117 3. Perusahaan yang menyajikan kembali laporan keuangan sebagai proksi indikasi terjadinya kecurangan selama periode 2011-2014. 95 22 4. Perusahaan yang tidak menyajikan kembali laporan keuangan yang dijadikan pembanding untuk perusahaan yang melakukan penyajian kembali laporan keuangan selama periode 2011-2014. 22 5. Laporan tahunan perusahaan memiliki data-data yang berkaitan dengan variabel penelitian. - 44 Jumlah perusahaan sampel 44 Jumlah tahun pengamatan 4 Total sampel selama periode penelitian 176 Sumber : www.idx.co.id hasil olahan penulis 2015 Universitas Sumatera Utara 53 Tabel 3.3 Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian No Nama Perusahaan Kode Perusahaan 1 Holcim Indonesia Tbk SMCB 2 Keramika Indonesia Assosiasi Tbk KIAS 3 Citra Turbindo Tbk CTBN 4 Eterindo Wahanatama Tbk ETWA 5 Unggul Indah Cahaya Tbk UNIC 6 Charoen Pokphand Indonesia Tbk CPIN 7 Indah Kiat Pulp Paper Tbk INKP 8 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk TKIM 9 Prima Alloy Steel Universal Tbk PRAS 10 Eratex Djaya Tbk ERTX 11 Ever Shine Tex Tbk ESTI 12 Indo Rama Synthetic Tbk INDR 13 Apac Citra Centertex Tbk MYTX 14 Asia Pasific Fibers Tbk POLY 15 Unitex Tbk UNTX 16 Voksel Electric Tbk VOKS 17 Sat Nusa Persada Tbk PTSN 18 PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk ICBP 19 PT Prashida Aneka Niaga Tbk PSDN 20 Handjaya Mandala Sampoerna Tbk HMSP 21 Indofarma Persero Tbk INAF 22 Kalbe Farma Tbk KLBF 23 Indocement Tunggal Prakasa Tbk INTP 24 Asahimas Flat Glass Tbk AMFG 25 Alumindo Light Metal Industry Tbk ALMI 26 Budi Starch Sweetener Tbk BUDI 27 Indo Acitama Tbk SRSN 28 Japfa Comfeed Indonesia Tbk JPFA 29 Fajar Surya Wisesa Tbk FASW 30 Suparma Tbk SPMA 31 Indo Kordsa Tbk BRAM 32 Sunson Textile Manufacturer Tbk SSTM 33 Nusantara Inti Corpora Tbk UNIT 34 Polychem Indonesia Tbk ADMG 35 Pan Brothers Tbk PBRX Universitas Sumatera Utara 54 36 Argo Pantes Tbk ARGO 37 PT Ultrajaya Milk Industry and Trading Company Tbk ULTJ 38 Supreme Cable Manufacturing and Commerce Tbk SCCO 39 Jembo Cable Company Tbk JECC 40 PT Indofood Sukses Makmur Tbk INDF 41 PT Nippon Indosari Coporindo Tbk ROTI 42 Gudang Garam Tbk GGRM 43 Kimia Farma Persero Tbk KAEF 44 Tempo Scan Pasific Tbk TSPC Sumber : www.idx.co.id hasil olahan penulis 2015 3.6 Jenis dan Sumber Data 3.6.1 Jenis Data

Dokumen yang terkait

PENDETEKSIAN FINANCIAL STATEMENT FRAUD BERDASARKAN PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2012

2 35 76

DETERMINAN KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN MELALUI FRAUD TRIANGLE ( Study Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2011 2014)

7 39 136

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMENGARUHI INDIKASI KECURANGAN DALAM PELAPORAN KEUANGAN DENGAN MODEL FRAUD DIAMOND (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015)

0 33 136

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fraudulent Financial Reporting dalam Perspektif Fraud Triangle (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2014

1 17 116

ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI Analisis Fraud Triangle Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

1 12 15

ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI Analisis Fraud Triangle Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

2 9 16

PENDAHULUAN Analisis Fraud Triangle Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

0 2 14

Pengaruh Faktor Risiko Tekanan dan Peluang terhadap Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

1 7 21

Skripsi Rini Dwiyanti

1 3 112

PENDEKTEKSIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN ANALISIS FRAUD TRIANGLE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2011-2014

0 0 14