88
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untu menganalisis pengaruh antara kecurangan laporan keuangan dengan variabel proksi dari fraud triangle. Penelitian ini
merujuk kepada penelitian Kurniawati 2012 yang meneliti pengaruh faktor- faktor yang mempengaruhi financial statement farud dalam perspektif fraud
triangle. Peneliti mengambil pertumbuhan tinggi HIGHGR, kerugian LOSS, arus kas negatif NCFO, kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban LEV,
transaksi pihak isitmewa RPT, dan pergantian auditor ΔCPA dari penelitian
terdahulu dan menambahkan variabel efektivitas pengawasan IND. Penelitian ini menguji hubungan faktor risiko tekanan khususnya
pertumbuhan tinggi yang diukur dengan perusahaan yang memiliki pertumbuhan aset melebihi rata-rata industri, faktor risiko tekanan khususnya kerugian LOSS
yang diukur dengan perusahaan mengalami kerugian selama 2 tahun sebelum tindak kecurangan, faktor risiko tekanan khususnya arus kas negatif NCFO yang
diukur dengan perusahaan yang melaporkan arus kas negatif dari aktvitas operasi selama 2 tahun sebelum tindak kecurangan, faktor risiko tekanan khususnya
kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban LEV yang diukur dengan rasio leverage, faktor risiko kesempatan khususnya efektivitas pengawasan IND yang
diukur dengan proporsi dewan komisaris independen dari jumlah komisaris perusahaan, faktor risiko kesempatan khususnya transaksi pihak istimewa RPT
yang diukur dengan membagi total piutang pihak istimewa dengan total piutang
Universitas Sumatera Utara
89
keseluruhan dan faktor risiko rasionalisasi khususnya pergantian auditor ΔCPA
terhadap kecurangan laporan keuangan. Penelitian ini mengambil sampel perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2014.
Berdasarkan hasil pengujian terhadap 176 unit sampel menggunakan regresi logistik IBM SPSS Statistic 20 maka didapat kesimpulan:
1. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan regresi logistik, menunjukkan
bukti empiris bahwa variabel pertumbuhan tinggi tidak berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Hal tersebut
dapat diartikan bahwa pertumbuhan tinggi tidak dapat dijadikan sebagai proski untuk mengindikasikan terjadinya kecurangan laporan keuangan pada
perusahaan. Hasil penelitian ini kosisten dengan hasil penelitian Lou dan Wang 2009, namun bertolak belakang dengan hasil penelitian Loebbecke, et
al., 1989, Bell et al., 1991 dan Kurniawati 2012. 2.
Berdasarkan pengujian dengan menggunakan regresi logistik, menunjukkan bukti empiris bahwa variabel kerugian perusahaan berpengaruh secara positif
dan tidak signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Hal tersebut dapat diartikan bahwa kerugian perusahaan tidak dapat dijadikan sebagai
proksi untuk mengindikasikan terjadinya kecurangan laporan keuangan pada perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Lou dan
Wang 2009, namun bertolak belakang dengan hasil penelitian Kurniawati 2012.
3. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan regresi logistik, menunjukkan
bukti empiris bahwa variabel arus kas negatif berpengaruh secara positif dan
Universitas Sumatera Utara
90
signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Hal tersebut dapat diartikan bahwa arus kas negatif dapat dijadikan sebagai proksi untuk
mengindikasikan terjadinya kecurangan laporan keuangan pada perusahaan. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Lou dan Wang
2009 dan Kurniawati 2012. 4.
Berdasarkan pengujian dengan menggunakan regresi logisitik, menunjukkan bukti empiris bahwa variabel kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Hal tersebut dapat diartikan bahwa kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban dapat dijadikan sebagai proksi untuk mengindikasikan terjadinya kecurangan laporan keuangan pada perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten
dengan hasil penelitian Lou dan Wang 2009, Skousen et al., 2009 dan Kurniawati 2012.
5. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan regresi logisitik, menunjukkan
bukti empiris bahwa variabel efektivitas pengawasan tidak berpengaruh secara negatif dan tidak signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan.
Hal tersebut dapat diartikan bahwa efektivitas pengawasan tidak dapat dijadikan sebagai proksi untuk mengindikasikan terjadinya kecurangan
laporan keuangan pada perusahaan. Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Norbarani 2012 dan Rahmanti 2013.
6. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan regresi logisitik, menunjukkan
bukti empiris bahwa variabel transaksi pihak istimewa berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Hal tersebut
Universitas Sumatera Utara
91
dapat diartikan bahwa transaksi pihak istimewa tidak dapat dijadikan sebagai proksi untuk mengindikasikan terjadinya kecurangan laporan keuangan pada
perusahaan. Hasil penelitian ini bertolak belakang dengan hasil penelitian Lou dan Wang 2009 dan Kurniawati 2012.
7. Berdasarkan pengujian dengan menggunakan regresi logisitik, menunjukkan
bukti empiris bahwa variabel pergantian auditor berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. Hal tersebut dapat
diartikan bahwa pergantian auditor tidak dapat dijadikan sebagai proksi untuk mengindikasikan terjadinya kecurangan laporan keuangan pada perusahaan.
Hasil penelitian ini konsisten dengan hasil penelitian Kurniawati 2012, namun betolak belakanh dengan Lou dan Wang 2009.
8. Ukuran perusahaan yang dilihat dari total aset tidak dapat dijadikan sebagai
variabel kontrol untuk mendeteksi kecurangan laporan keuangan. Hasil pengujian variabel proksi ini konsisten dengan hasil penelitian Lou dan Wang
2009 dan Rahmanti 2013, namun bertolak belakang dengan hasil peneltian Kurniawati 2012.
5.2 Keterbatasan