Uji Multikolinearitas Hasil Pengujian Hipotesis

76

4.2.6 Uji Multikolinearitas

Uji ini digunakan untuk situasi dimana adanya korelasi variabel- variabel independen antara satu dengan yang lainnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas independen. Apabila terjadi korelasi antara variabel- variabel tersebut berarti terjadi masalah multikolinearitas sedangkan variabel yang baik adalah variabel yang tidak memiliki masalah multikolinearitas. Uji ini dilakukan dengan melihat besaran VIF Variance Inflation Factor dan tolerance. Tabel 4.14 Hasil Uji Multikolonieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant -.048 .574 -.084 .933 HIGHGR .083 .061 .104 1.366 .174 .939 1.065 LOSS -.140 .099 -.123 -1.410 .160 .713 1.402 NCFO .321 .103 .245 3.109 .002 .871 1.148 LEVERAGE .119 .057 .179 2.074 .040 .724 1.381 IND .095 .259 .028 .367 .714 .926 1.080 RPT .058 .098 .046 .590 .556 .892 1.121 Δ CPA -.095 .066 -.109 -1.448 .150 .950 1.052 SIZE .001 .020 .003 .040 .968 .820 1.220 a. Dependent Variable: FRAUD Sumber: Hasil pengolahan IBM SPSS Statistic 20 Multikolinearitas dapat dinilai dari: a mempunyai nilai VIF 10 dan b nilai tolerance 0,10. Pada tabel 4.13 dapat dilihat bahwa tidak ada nilai tolerance yang kurang dari 0,10 dan tidak ada nilai VIF yang lebih besar dari Universitas Sumatera Utara 77 10, hal ini berarti tidak ada masalah multikolinieritas diantara variabel independennya.

4.2.7 Hasil Pengujian Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini untuk menguji pengaruh variabel-variabel bebas yaitu pertumbuhan tinggi HIGHGR, kerugian perusahaan LOSS, arus kas operasi negatif NCFO, kemampuan perusahaan membayar kewajiban LEV, efektivitas pengawasan IND, transaksi pihak istimewa RPT, dan pergantian auditor ΔCPA dengan menggunakan hasil uji regresi yang ditunjukkan dalam variabel in the equation. Dalam uji hipotesis dengan regresi logistic cukup dengan melihat variabel in the equation, pada kolom significant dibandingkan dengan tingkat kealphaan 0,05 5. Apabila tingkat signifikansi 0,05 maka hipotesis diterima. Tabel 4.15 Hasil Pengujian Koefisien Regresi Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. ExpB Step 1 a HIGHGR1 -.898 .626 2.059 1 .151 .408 LOSS1 1.434 .967 2.200 1 .138 4.196 NCFO1 2.059 .734 7.882 1 .005 .128 LEVERAGE .996 .445 5.019 1 .025 2.708 IND .834 2.161 .149 1 .700 2.302 RPT .482 .816 .349 1 .554 1.620 Δ CPA1 .989 .702 1.984 1 .159 2.688 SIZE .034 .171 .039 1 .843 1.034 Constant -3.935 4.811 .669 1 .413 .020 a. Variables entered on step 1: HIGHGR, LOSS, NCFO, LEVERAGE, IND, RPT, CPA, SIZE. Sumber: Hasil pengolahan IBM SPSS Statistic 20 Universitas Sumatera Utara 78 Tabel diatas menunjukkan hasil pengujian dengan regresi logistik pada tingkat signifikansi 5. Dari pengujian dengan regresi logistik di atas maka diperoleh persamaan regresi logistik sebagai berikut: ����� = � + � � ������ + � � ���� + � � ���� + � � ��� + � � ��� + � � ��� + � � ∆��� + � � ���� + � Tabel 4.16 Hasil Uji Hipotesis No Hipotesis Beta Sig Kesimpulan 1 H1 -0,898 0,151 Tidak Didukung 2 H2 1,434 0,138 Tidak Didukung 3 H3 2,059 0,005 Didukung 4 H4 0,996 0,025 Didukung 5 H5 0,834 0,700 Tidak Didukung 6 H6 0,482 0,554 Tidak Didukung 7 H7 0,989 0,159 Tidak Didukung Sumber: Hasil olahan penulis 2015 H1: Pertumbuhan tinggi berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan. Berdasarkan tabel 4.15, pertumbuhan tinggi HIGHGR mempunyai tingkat signifikansi 0,151 dan lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 atau 5 dan koefisien bertanda negatif 0,898 sehingga H1 tidak dapat diterima. Dengan demikian, pertumbuhan tinggi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. H2: Kerugian perusahaan berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan. Berdasarkan tabel 4.15, kerugian perusahaan LOSS mempunyai tingkat signifikansi 0,138 dan lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 atau Universitas Sumatera Utara 79 5 dan koefisien bertanda positif 1,434 sehingga H2 tidak dapat diterima. Dengan demikian, kerugian perusahaan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. H3: Arus kas negatif berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan. Berdasarkan tabel 4.15, arus kas negatif dari aktivitas operasi NCFO mempunyai tingkat signifikansi 0,005 dan lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 atau 5 dan koefisien bertanda positif 2,059 sehingga H3 dapat diterima. Dengan demikian, arus kas negatif berpengaruh secara signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. H4: Kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan. Berdasarkan tabel 4.15, kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban LEV mempunyai tingkat signifikansi 0,025 dan lebih kecil dari tingkat signifikansi 0,05 atau 5 dan koefisien bertanda positif 0,996 sehingga H4 diterima. Dengan demikian, kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban berpengaruh secara signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. H5: Efektivitas pengawasan berpengaruh negatif terhadap kecurangan laporan keuangan. Berdasarkan tabel 4.15, efektivitas pengawasan IND mempunyai tingkat signifikansi 0,700 dan lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 atau 5 dan koefisien bertanda positif 0,834 sehingga H5 tidak dapat diterima. Universitas Sumatera Utara 80 Dengan demikian, efektivitas pengawasan tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. H6: Transaksi pihak istimewa berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan. Berdasarkan tabel 4.15, transaksi pihak istimewa RPT mempunyai tingkat signifikansi 0,554 dan lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 atau 5 dan koefisien bertanda positif 0,482 sehingga H6 tidak dapat diterima. Dengan demikian, transaksi pihak istimewa tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. H7: Pergantian auditor berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan. Berdasarkan tabel 4.14, pergantian auditor ΔCPA mempunyai tingkat signifikansi 0,159 dan lebih besar dari tingkat signifikansi 0,05 atau 5 dan koefisien bertanda positif 0,989 sehingga H7 tidak dapat diterima. Dengan demikian, pergantian auditor tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kecurangan laporan keuangan. 4.3 Interpretasi Hasil 4.3.1 Pengaruh Pertumbuhan Tinggi terhadap Kecurangan Laporan

Dokumen yang terkait

PENDETEKSIAN FINANCIAL STATEMENT FRAUD BERDASARKAN PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2012

2 35 76

DETERMINAN KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN MELALUI FRAUD TRIANGLE ( Study Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2011 2014)

7 39 136

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMENGARUHI INDIKASI KECURANGAN DALAM PELAPORAN KEUANGAN DENGAN MODEL FRAUD DIAMOND (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015)

0 33 136

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fraudulent Financial Reporting dalam Perspektif Fraud Triangle (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2014

1 17 116

ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI Analisis Fraud Triangle Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

1 12 15

ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI Analisis Fraud Triangle Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

2 9 16

PENDAHULUAN Analisis Fraud Triangle Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

0 2 14

Pengaruh Faktor Risiko Tekanan dan Peluang terhadap Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

1 7 21

Skripsi Rini Dwiyanti

1 3 112

PENDEKTEKSIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN ANALISIS FRAUD TRIANGLE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2011-2014

0 0 14