Kerangka Konseptual Hipotesis Penelitian

31

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual yang dapat digambarkan dalam penelitian ini berdasarkan latar belakang masalah dan tinjuan pustaka adalah sebagai berikut : H1 H2 H3 H4 H5 H5 H6 H7 Penelitian ini ber Gambar 2.3 Kerangka Konseptual Ukuran Perusahaan Rasionalisasi : Kesempatan : Tekanan : Pertumbuhan Tinggi X1 Kecurangan Laporan Keuangan Y Kerugian Perusahaan X2 Arus Kas Negatif X3 Kemampuan Perusahaan Memenuhi Keawajiban X4 Efektivitas pengawasan X5 Transaksi Pihak Istimewa X6 Pergantian Auditor X7 Universitas Sumatera Utara 32 Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi adanya kecurangan di dalam laporan keuangan. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini mengacu pada fraud triangle yang dikemukakan oleh Cressey. Dimana kondisi yang memungkinkan terjadinya fraud disebabkan karena tiga faktor yaitu tekanan pressure, kesempatan opportunity, dan rasionalisasi rationalization. Ketiga faktor ini diduga kuat sebagai faktor yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan kecurangan. Penelitian ini menggunakan tujuh variabel independen, yaitu pertumbuhan tinggi, kerugian perusahaan, arus kas negatif, kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya, efektivitas pengawasan, transaksi pihak istimewa, pergantian auditor oleh perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial dan tidak dapat mengetahui pengaruhnya secara simultan karena hasil pengujian dengan metode regresi logistik hanya dapat menguji secara parsial.

2.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah proposisi yang dirumuskan dengan maksud untuk diuji secara empiris. Proposisi merupakan ungkapan atau pernyataan yang dapat dipercaya, disangkal atau diuji kebenarannya mengenai konsep atau konstruk yang menjelaskan atau memprediksi fenomena-fenomena Erlina, 2008. Penelitian ini merujuk kepada penelitian Kurniawati 2012 dengan mereplikasi pengaruh variabel pertumbuhan tinggi, kerugian perusahaan, arus kas negatif, kemampuan perusahaan memenuhi kewajibannya, dan transaksi pihak istimewa dari penelitian terdahulu dan menambahkan variabel efektivitas pengawasan dan pergantian auditor. Universitas Sumatera Utara 33 Tekanan merupakan kondisi yang dirasakan pada manajer atau karyawan untuk melakukan kecurangan salah satunya untuk memanipulasi laba, dimana salah satu dari dua kondisi berikut terjadi: 1. Stabilitas keuangan terancam oleh kondisi ekonomi dan industri. 2. Manajemen ditekan untuk memenuhi harapan pihak ketiga investor dan kreditor Lou dan Wang 2009 berpendapat bahwa ketika perusahaan mengalami stabilitas keuangan dan tekanan eksternal perusahaan, keduanya dapat mengindentifikasi risiko lebih dari salah saji material akibat kecurangan. Stabilitas keuangan merupakan keadaan yang menggambarkan kondisi keuangan perusahaan dari kondisi stabil. Ketika stabilitas keuangan perusahaan berada dalam kondisi yang terancam, maka manajemen akan melakukan berbagai cara agar stabilitas keuangan perusahaan terlihat baik. Loebbecke, Eining dan Willingham 1989 dan Bell, Szykowny, dan Willingham 1991 menunjukkan bahwa kasus dimana perusahaan mengalami pertumbuhan industri di bawah rata- rata, manajemen mungkin untuk melakukan manipulasi laporan keuangan untuk meningkatkan prospek perusahaan Skousen et al., 2009. Sebuah perusahaan dalam fase pertumbuhan, ia memiliki pertumbuhan penjualan tertinggi, belanja modal tertinggi, pembayaran dividen paling rendah, dan kebutuhan dana lebih dari modal luar Black, 1998. Selain itu, jika penyimpangan perusahaan dari tren yang sedang berkembang, harga saham bisa berfluktuasi kuat Barth et al., 1999. Stice 1991 menemukan pertumbuhan klien secara positif berhubungan dengan litigasi dan dugaan bahwa pertumbuhan tinggi mungkin disertai dengan ketidakefektifan Universitas Sumatera Utara 34 sistem pengendalian internal dan adanya laporan keuangan yang menyesatkan. Selain itu, Bell dan Carcello dalam Lou dan Wang, 2009 membuktikan bahwa pertumbuhan perusahaan secara cepat dan drastis merupakan faktor risiko yang signifikan atas kemungkinan kecurangan pelaporan. Untuk mengetahui tingkat pertumbuhan yang ekstrim, penelitian ini menggunakan pengukuran Krishnan dalam Lou dan Wang, 2009 dimana stabilitas keuangan diukur dengan pertumbuhan tinggi HIGHGR. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengajukkan hipotesis yang pertama: H1: Pertumbuhan tinggi berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan Hayn 1995, Lipe et al., 1998, dan Collins et al., 1999 dalam Lou dan Wang, 2009 menunjukkan bahwa tingkat cross-sectional pengembalian laba atau harga perusahaan yang dilaporkan mengalami kerugian jauh lebih lemah dibandingkan dengan perusahaan yang melaporkan keuntungan. Adanya kerugian dari aktivitas utama perusahaan menandakan bahwa perusahaan tidak bisa memaksimalkan penjualannya sehingga para investor tidak akan menerima deviden pada tahun tersebut. Hayn 1995 dalam Lou dan Wang, 2009 melaporkan koefisien negatif untuk regresi pengembalian pendapatan perusahaan posting kerugian selama dua tahun atau lebih berturut-turut. Dalam penelitian ini stabilitas keuangan juga diukur dengan kerugian perusahaan LOSS. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengajukkan hipotesis yang kedua: H2: Kerugian perusahaan berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan Universitas Sumatera Utara 35 Skousen et al. 2009 menyatakan bahwa ketidakmampuan untuk menghasilkan arus kas positif dalam pertumbuhan laba yang dilaporkan akan berkaitan dengan stabilitas keuangan. Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Lou dan Wang 2009 bahwa ada hubungan positif yang terjadi antara arus kas operasi negatif dengan kecurangan laporan keuangan. Arus kas negatif akan berdampak pada penilaian investor karena arus kas dapat digunakan untuk meramalkan kinerja perusahaan di masa depan. Arus kas biasanya juga digunakan sebagai pembanding kinerja antar perusahaan. Jika perusahaan mengalami arus kas operasi negatif maka perusahaan tersebut sedang dalam kondisi tidak stabil dan menimbulkan suatu tekanan bagi manajemen. Mengikuti penelitian sebelumnya oleh Lou dan Wang 2009, peneliti juga mengukur stabilitas keuangan menggunakan proksi variabel arus kas negatif dari aktivitas operasi NCFO. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengajukkan hipotesis yang ketiga: H3: Arus kas negatif berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan Tak dapat dipungkiri bahwa operasional suatu perusahaan tidak bisa terlepas dari hutang. Hutang ini digunakan oleh perusahaan untuk melakukan pengembangan bisnis sehingga mempengaruhi kinerja perusahaan. Kadangkala manajemen menghadapi tekanan dari pihak eksternal untuk memenuhi kewajibannya. Skousen et al. 2009 menjelaskan bahwa manajer mungkin merasa bahwa tekanan sebagai salah satu cara untuk memperoleh tambahan hutang atau pembiayaan ekuitas agar tetap kompetitif. Universitas Sumatera Utara 36 Suatu perusahaan dikatakan mampu membayar hutang apabila kegiatan operasionalnya berlangsung terus menerus dan tidak mengalami rugi. Perusahaan dipastikan harus dapat mengembalikan pinjaman yang telah diperolehnya. Apabila perusahaan memiliki rasio leverage yang tinggi maka perusahaan itu memiliki hutang yang besar dan risiko kreditnya juga tinggi. Timbulnya hutang di dalam suatu perusahaan ini seringkali membawa manajemen untuk melaporkan profitabilitas yang tinggi pula. Sehingga tidak jarang perusahaan melakukan kecurangan pelaporan keuangan dengan cara menaikkan laba yang dihasilkan. Oleh karena itu dalam penelitian ini tekanan eksternal diukur dengan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya LEV yaitu rasio antara total hutang dan total aset. Penelitian Deachow et al. 1996 menyebutkan bahwa perusahaan dengan leverage yang tinggi memiliki kemungkinan untuk melakukan manipulasi laba yang tinggi pula. Lou dan Wang 2009 menyatakan bahwa ketika suatu perusahaan mengalami tekanan eksternal, maka akan dapat diidentifikasi risiko salah saji material yang lebih besar akibat kecurangan. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengajukkan hipotesis yang keempat: H4: Kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan Agen dan principal memiliki perbedaan kepentingan. Agen sebagai pihak internal tentunya memiliki lebih banyak informasi jika dibandingkan dengan principal. Adanya informasi ini seringkali dimanipulasi oleh manajemen untuk melakukan fraud. Untuk menghindari adanya praktik fraud yang terjadi dalam Universitas Sumatera Utara 37 sebuah perusahaan maka perlu dibentuk suatu pihak yang dapat mengatur jalannya pengawasan dalam perusahaan sehingga celah fraud tidak terjadi. Rahmanti 2013 menyebutkan bahwa tingginya tingkat kecurangan yang terjadi di Indonesia salah satunya diakibatkan karena rendahnya pengawasan sehingga menciptakan suatu celah bagi seseorang untuk melakukan fraud. Dengan pengawasan yang tidak efektif tersebut, manajemen merasa bahwa kinerjanya tidak diawasi sehingga mencari cara untuk dapat memaksimalkan keuntungan pribadinya. Untuk mencegah semakin meluasnya kecurangan yang terjadi dibutuhkan dewan komisaris independen untuk memonitoring jalannya perusahaan. Dewan komisaris ini bertindak sebagai seseorang yang independen yang tidak memiliki hubungan dengan direktur, manajer, pemegang saham, maupun pihak lainnya. Sehingga diharapkan peranannya di dalam perusahaan akan meminimalkan tindakan kecurangan yang terjadi dengan menjalankan tugas pengawasannya secara efektif Rahmanti, 2013. Dalam penelitian ini efektivitas pengawasan diproksikan dengan rasio dewan komisaris independen IND. Beasley et al. dalam Skousen et al. 2009 mengamati bahwa kejadian kecurangan di perusahaan akan menurun selama anggota komite audit bekerja secara efektif. Komite audit yang besar berhubungan dengan rendahnya kejadian kecurangan. Deachow et al. 1996 dan Dunn 2004 yang meneliti hubungan antara komposisi dewan komisaris dengan kecurangan laporan keuangan. Hasil penelitian membuktikan bahwa kecurangan lebih sering terjadi pada perusahaan yang lebih sedikit memiliki anggota dewan komisaris Universitas Sumatera Utara 38 eksternal Skousen et al., 2009. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengajukkan hipotesis yang kelima: H5: Efektivitas pengawasan berpengaruh negatif terhadap kecurangan laporan keuangan Young 2005 menyebutkan bahwa adanya kesempatan yang muncul memberikan peluang bagi perusahaan untuk melakukan fraud. Transaksi pihak istimewa yang rumit disertai dengan tingginya risiko inheren karena adanya keterlibatan yang tinggi oleh manajemen dalam pengambilan keputusan. Semakin kompleksnya transaksi dengan pihak istimewa maka akan menimbulkan risiko salah saji material karena rentan terhadap manipulasi manajemen dikutip oleh Lou dan Wang, 2009. Selanjutnya ia menyatakan bahwa apabila persentase yang lebih tinggi dari transaksi kompleks muncul, maka perusahaan menemukan probabilitas yang lebih besar dari suatu kecurangan. Bratton 2002; Swartz dan Watkins 2003; Dealkin dan Konzelmann 2004 dikutip oleh Lou dan Wang, 2009 menyatakan bahwa eksekutif Enron merancang pengaturan keuangan yang kompleks untuk menipu Enron dan pemegang sahamnya untuk membuat perusahaan jauh lebih menguntungkan. Dalam studi kasus lain yang masih berhubungan dengan transaksi pihak istimewa, Young dalam Lou dan Wang 2009 menemukan bahwa transaksi pihak istimewa tersebut digunakan untuk memanipulasi laba, menjarah perusahaan, dan melakukan kecurangan. Sejak perusahaan terutama beroperasi dengan pengakuan pendapatan sebagai window dressing untuk menggambarkan hasil opeasi GAO 2002 dalam Palmore Universitas Sumatera Utara 39 et al., 2004. Dalam penelitian ini kesempatan diukur dengan transaksi pihak istimewa RPT. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengajukkan hipotesis yang keenam: H6: Transaksi pihak istimewa berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan Auditor adalah pengawas penting dalam laporan keuangan. Dari tangan merekalah kita dapat mengetahui bahwa ada perusahaan yang melakukan kecurangan. Perusahaan yang melakukan fraud lebih sering melakukan pergantian auditor. Hal ini dikarenakan untuk mengurangi kemungkinan pendeteksian tindak kecurangan laporan keuangan oleh perusahaan. Sorenson et al., 1983 menyatakan bahawa sebuah perusahaan bisa mengubah auditor untuk mengurangi kemungkinan pendeteksian kecurangan laporan keuangan oleh pihak auditor dikutip oleh Lou dan Wang, 2009. Loebbecke et al., 1989 dalam Lou dan Wang 2009 menunjukkan bahwa 36 persen dari kecurangan dalam sampel mereka dituduhkan dalam dua tahun awal masa jabatan auditor. Lebih lanjut Krishnan dan Krishnan 1997 dan Shu 2000 menemukan bukti bahwa pengunduran diri auditor adalah berhubungan positif dengan kemungkinan litigasi dikutip oleh Lou dan Wang, 2009. Dengan demikian, dalam penelitian ini rasionalisasi diukur dengan menggunakan pergantian auditor oleh perusahaan ΔCPA. Berdasarkan uraian tersebut, penelitian ini mengajukkan hipotesis yang ketujuh: H7: Pergantian auditor berpengaruh positif terhadap kecurangan laporan keuangan Universitas Sumatera Utara 1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Dokumen yang terkait

PENDETEKSIAN FINANCIAL STATEMENT FRAUD BERDASARKAN PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2012

2 35 76

DETERMINAN KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN MELALUI FRAUD TRIANGLE ( Study Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2011 2014)

7 39 136

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMENGARUHI INDIKASI KECURANGAN DALAM PELAPORAN KEUANGAN DENGAN MODEL FRAUD DIAMOND (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015)

0 33 136

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fraudulent Financial Reporting dalam Perspektif Fraud Triangle (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2014

1 17 116

ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI Analisis Fraud Triangle Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

1 12 15

ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI Analisis Fraud Triangle Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

2 9 16

PENDAHULUAN Analisis Fraud Triangle Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

0 2 14

Pengaruh Faktor Risiko Tekanan dan Peluang terhadap Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

1 7 21

Skripsi Rini Dwiyanti

1 3 112

PENDEKTEKSIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN ANALISIS FRAUD TRIANGLE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2011-2014

0 0 14