Metode Pengumpulan Data Gambaran Umum b,c

55 yang telah dipublikasikan dan diambil dari database Bursa Efek Indonesia dengan mengunduh data melalui website resmi Bursa Efek Indonesia www.idx.co.id selama tahun 2011 sampai 2014.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan dua metode pengumpulan data, yaitu: 1. Studi Pustaka Mengumpulkan data dan teori yang relevan terhadap permasalahan yang akan diteliti dengan melakukan studi pustaka terhadap literatur dan bahan pustaka lainnya seperti jurnal, buku, dan penelitian terdahulu. 2. Studi Dokumenter Pengumpulan data sekunder berupa cara mengumpulkan, mencatat, dan mengkaji laporan keuangan tahunan masing-masing perusahaan. Data yang digunakan dicari dengan cara mendapatkannya dari luar perusahaan. Data diperoleh dari media internet dengan cara mengunduh melalui Website Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id . 3.8 Metode Analisis 3.8.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berhubungan dengan metode pengelompokkan, peringkasan, dan penyajian data dalam cara yang lebih informatif Santosa, 2005. Ukuran-ukuran statistik deskriptif dalam pengolahan data bertujuan untuk mendapatkan gambaran ringkas dari sekumpulan data, sehingga kita dapat menyimpulkan keadaan data secara mudah dan cepat. Selain itu, melalui ukuran-ukuran statistik deskriptif ini dapat ditentukan jenis Universitas Sumatera Utara 56 pengolahan statistik lebih lanjut yang sesuai dengan karakteristik data. Analisis deskriptif bertujuan untuk mengetahui gambaran data variabel penelitian, dengan variabel dependen berupa kecurangan laporan keuangan financial statement fraud dan variabel independen berupa komponen- komponen yang termasuk dalam perspektif fraud triangle. Tabel statistik deskriptif yang dihasilkan akan memuat nilai rata-rata mean, standar deviasi, nilai minimum, dan nilai maksimum. Mean digunakan untuk memperkirakan besar rata-rata populasi yang diperkirakan dari sampel. Standar deviasi digunakan untuk menilai disperse rata-rata dari sampel. Maksimum dan minimum digunakan untuk melihat nilai terendah dan tertinggi dari sampel.

3.8.2 Regresi Logistik

Menurut Hair et al. dikutip oleh Rahmanti, 2013 ada beberapa alasan mengapa regresi logistik merupakan sebuah alternatif yang atraktif untuk analisis diskriminan dimana variabel dependen hanya mempunyai dua kategori: 1. Regresi logistik dipengaruhi lebih sedikit dibandingkan analisis diskriminan oleh ketidaksamaan variancecovariance dalam kelompok, sebuah asumsi dasar dari analisis diskriminan. 2. Regresi logistik dapat menghandel variabel independen secara mudah di mana pada analisis diskriminan penggunaan variabel dummy menimbulkan masalah dengan kesamaan variance atau covariance. Universitas Sumatera Utara 57 3. Regresi logistik menghasilkan persamaan regresi berganda berkenaan interpretasi dan pengukuran diagnosis casewise yang tersedia untuk residual yang diuji. Model regresi logistik yang dilakukan terhadap model yang diajukan peneliti diuji dengan menggunakan software IBM SPSS Statistics 20 untuk memprediksi hubungan antara variabel dependen dan variabel independen. Hubungan antara kecurangan pada laporan keuangan financial statement fraud dengan proksi–proksi dari analisis fraud triangle pressure, opportunity, rationalization diuji menggunakan model penelitian seperti pada Skousen et al. 2009, yaitu: ����� = � + � 1 ������ + � 2 ���� + � 3 ���� + � 4 ��� + � 5 ��� + � 6 ��� + � 7 ∆��� + � 8 ���� + � Keterangan : FRAUD variabel dummy, kode 1 satu untuk perusahaan yang mengalami penyajian kembali laporan keuangan, kode 0 nol untuk yang tidak α konstanta β koefisien variabel HIGHGR variabel dummy, kode 1 satu untuk tingkat pertumbuhan aset dari perusahaan yang lebih besar dari rata-rata industri, kode 0 nol jika sebaliknya Universitas Sumatera Utara 58 LOSS variabel dummy, kode 1 satu jika perusahaan melaporkan kerugian di tahun pertama dan kedua sebelumnya tahun terjadi event year, kode 0 nol jika sebaliknya NCFO variabel dummy, kode 1 satu jika perusahaan melaporkan arus kas negatif dari aktivitas operasi pada tahun pertama dan kedua sebelum tahun terjadi, kode 0 nol jika sebaliknya LEV total kewajiban terhadap total aktiva setelah penyajian kembali IND proporsi dewan komisaris independen RPT penjualan mengenai transaksi pihak terkait yang diskalakan dengan total piutang ΔCPA variabel dummy, kode 1 satu jika perusahaan melakukan pergantian auditor dalam dua tahun sebelum tindak kecurangan, kode 0 nol jika tidak melakukan pergantian auditor SIZE transformasi logaritma natural Ln dari total aset perusahaan i pada waktu t ε error Langkah-langkah yang ditempuh dalam regresi logistik menurut Ghozali 2006 adalah sebagai berikut:

3.8.2.1 Uji Kelayakan Model Goodness of Fit Test

Kelayakan model regresi dinilai dengan menggunakan Hosmer and Lemeshow’s Goodnes of Fit Test. Adapun hipotesis untuk menilai kelayakan model ini adalah: H : Tidak ada perbedaan antara model dengan data Universitas Sumatera Utara 59 � � : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data Jika nilai statistic Hosmer and Lemeshow Goodness of fit lebih besar dari pada 0,05 maka H tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model diterima karena sesuai dengan data observasinya Ghozali, 2006

3.8.2.2 Uji Kelayakan Keseluruhan Model Overall Fit Model Test

Langkah pertama adalah menilai overall fit model terhadap data. Beberapa test statistics diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit adalah: H : Model yang dihipotesiskan fit dengan data � � : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesis nol agar model fit dengan data. Likelihood L adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Statistik -2LogL juga dapat digunakan untuk menentukan jika variabel independen ditambahkan ke dalam model, apakah secara signifikan memperbaiki model. Penurunan likelihood -2LogL menunjukkan model regresi yang lebih baik atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data. Universitas Sumatera Utara 60

3.8.2.3 Koefisien Determinasi Cox and Snell’s R Square dan Nagelkerke’s R Square

Cox dan Snell’s R Square merupakan ukuran yang mencoba meniru ukuran R Square pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 sehingga sulit diinterpretasikan. Untuk mendapatkan koefisien determinasi yang dapat diinterpretasikan seperti nilai R2 pada multiple regression, maka digunakan Nagelkereke R Square. Nagelkereke’s R Square merupakan modifikasi dari koefisien Cox and Snell R Square untuk memastikan bahwa nilainya bervariasi dari 0 sampai 1. Hal ini dilakukan dengan cara membagi nilai Cox and Snell R Square dengan nilai maksimumnya Ghozali, 2006. Nilai yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi dependen.

3.8.2.4 Tabel Klasifikasi 2 x 2

Tabel klasifikasi 2 x 2 menghitung nilai estimasi yang benar dan salah. Pada kolom merupakan dua nilai prediksi variabel dependen, yaitu melakukan kecurangan laporan keuangan 1 dan tidak melakukan kecurangan laporan keuangan 0, sedangkan pada baris menunjukkan nilai observasi sesungguhnya dari variabel dependen. Apabila model sempurna, semua kasus akan berada pada diagonal dengan tingkat Universitas Sumatera Utara 61 peramalan 100. Jika model logistik terjadi homoskedastisitas, maka persentase yang benar akan sama untuk kedua baris.

3.8.2.5 Pengujian Koefisien Regresi

Pengujian koefisien regresi dilakukan untuk menguji seberapa jauh semua variabel independen yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh terhadap variabel dependen. Koefisien regresi logistik dapat ditentukan dengan menggunakan p-value probability value , yaitu membandingkan nilai p dengan α. a. Tingkat signifikansi α yang digunakan sebesar 5. b. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesis didasarkan pada signifikansi p-value. Jika p- value α, maka hipotesis alternatif ditolak. Sebaliknya jika p- value α, maka hipotesis alternatif diterima.

3.8.3 Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas digunakan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas Ghozali, 2006. Antar variabel independen dalam sebuah model regresi sebaiknya tidak memiliki korelasi yang tinggi. Jika variabel independen saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak orthogonal. Variabel orthogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel independen sama dengan nol. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinearitas dalam model regresi adalah dengan cara sebagai berikut: Universitas Sumatera Utara 62 a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris sangat tinggi, tapi secara individual variabel-variabel independen banyak yang tidak signifikan mempengaruhi variabel dependen. b. Menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen. Jika antar variabel independen ada korelasi yang cukup tinggi umumnya diatas 0.9 maka hal tersebut menjadi indikasi adanya multikolinearitas. c. Selain itu dapat juga dilihat 1 nilai tolerance dan lawannya 2 variance inflation factor VIF. Kedua ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Universitas Sumatera Utara 63 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis statistik yang menggunakan regresi logistik. Analisis data dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian menggunakan regresi logistik. Pengujian analisis statistic inferensial dan pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan software program SPSS. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis yang telah ditentukan. Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan, penelitian ini memperoleh 44 perusahaan yang memenuhi kriteria yang teridiri dari 22 perusahaan yang menlakukan restatement dan 22 perusahaan yang tidak melakukan restatement sebagai pembanding, dan kemudian dijadikan sampel pada penelitian ini dengan tahun pengamatan selama periode 2011-2014 dan dengan 176 unit analisis. 4.2 Analisis Hasil Penelitian 4.2.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif berfungsi untuk mengetahui karakteristik sampel yang digunakan dalam penelitian. Untuk melihat data statistik secara umum, peneliti menggunakan descriptive untuk variabel yang diukur dengan skala rasio dan frequency untuk variabel yang diukur dengan skala nominal. Universitas Sumatera Utara 64 Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Leverage, IND dan RPT Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation LEVERAGE 176 .0786 4.3015 .605820 .5362950 IND 176 .1667 .7500 .396847 .1049589 RPT 176 .0000 .9734 .212278 .2836245 SIZE 176 25.8024 32.0847 28.773382 1.4469568 Valid N listwise 176 Sumber: Hasil pengolahan IBM SPSS Statistic 20 Berdasarkan tabel 4.1 dapat disimpulkan hal berikut: a. Jumlah seluruh sampel penelitian adalah 44 perusahaan dengan 176 unit analisis yaitu 44 dikali empat tahun penelitian. Dengan 4 variabel yang memiliki skala rasio yaitu kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban LEV, efektivitas pengawasan IND, transaksi pihak istimewa RPT dan ukuran perusahaan. b. Variabel independen kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban perusahaan LEV memiliki nilai minimum 0,0786 dan nilai maksimum sebesar 4,3015 dengan rata-rata adalah 0,605820. Hal ini menunjukkan bahwa kebanyakan perusahaan yang menjadi sampel mempunyai nilai leverage positif yang menunjukkan perusahaan tidak mengalami kerugian. Nilai standar deviasi sebesar 0,5362950 menunjukkan bahwa tidak ada sampel yang memiliki nilai leverage yang bersifat ekstrim. c. Variabel independen efektivitas pengawasan IND yang diproksikan dengan proporsi komisaris independen di dalam perusahaan memiliki nilai minimum 0,1667 dan nilai maksimum sebesar 0,7500 dengan rata- Universitas Sumatera Utara 65 rata 0,396847. Nilai standar deviasi sebesar 0,1049589 dengan jumlah sampel 176. d. Variabel independen transaksi pihak istimewa RPT yang dihitung dengan total piutang pada pihak yang memiliki hubungan istimewa terhadap total piutang perusahaan keseluruhan memiliki nilai minimum 0,0000 dan nilai maksimum sebesar 0,9734 dengan rata-rata 0,212278 Nilai standar deviasi sebesar 0,2836245 dengan jumlah sampel 176. e. Variabel kontrol ukuran perusahaan yang merupakan transformasi logaritma natural Ln dari total aset memiliki nilai minimum 25,8024 dan nilai maksimum sebesar 32,0847 dengan rata-rata 28,773382. Nilai standar deviasi sebesar 1,4469568 dengan jumlah sampel 176. Tabel 4.2 Statistik Frekuensi Variabel HIGHGR, LOSS, NCFO, ΔCPA dan Fraud Statistics HIGHGR LOSS NCFO CPA FRAUD N Valid 176 176 176 176 176 Missing Sumber: Hasil Pengolahan IBM SPSS Statistic 20 Berdasarkan tabel 4.2 dapat dideskripsikan bahwa jumlah data yang valid sah untuk diproses adalah 176 buah sedangkan data yang hilang missing adalah 0, artinya semua sudah diproses. Tabel 4.3 Statistik Frekuensi Variabel HIGHGR HIGHGR Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Pertumbuhan aset perusahaan tidak lebih besar dari rata-rata industri 47 26.7 26.7 26.7 Universitas Sumatera Utara 66 Pertumbuhan aset perusahaan lebih besar dari rata-rata industri 129 73.3 73.3 100.0 Total 176 100.0 100.0 Sumber: Hasil pengolahan IBM SPSS Statistic 20 Berdasarkan tabel 4.3 dapat dideskripsikan bahwa variabel independen pertumbuhan tinggi yang menggunakan variabel nominal yang menggunakan variabel dummy, dimana perusahaan yang memiliki pertumbuhan aset lebih besar dari rata-rata industri diberi kode “1” sedangkan perusahaan yang memiliki pertumbuhan aset tidak lebih besar dari rata-rata industri diberi kode “0”, memiliki data valid karena telah seluruhnya diproses. Perusahaan yang memiliki pertumbuhan aset lebih besar dari rata-rata industri sebanyak 129 perusahaan atau 73,3 sedangkan perusahaan yang memiliki pertumbuhan aset tidak lebih besar dari rata-rata indsutri sebanyak 47 perusahaan atau 26,7. Tabel 4.4 Statistik Frekuensi Variabel LOSS LOSS Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Perusahaan yang tidak mengalami kerugian selama 2 tahun sebelum tahun terjadi 157 89.2 89.2 89.2 Perusahaan yang mengalami kerugian selama 2 tahun sebelum tahun terjadi 19 10.8 10.8 100.0 Total 176 100.0 100.0 Sumber: Hasil pengolahan IBM SPSS Statistic 20 Universitas Sumatera Utara 67 Berdasarkan tabel 4.4 dapat dideskripsikan bahwa variabel independen kerugian perusahaan LOSS merupakan skala nominal yang menggunakan variabel dummy, dimana perusahaan yang melaporkan kerugian selama 2 tahun sebelum tahun terjadi diberi kode “1” sedangkan perusahaan yang tidak melaporkan kerugian selama 2 tahun diberi kode “0”, memiliki nilai valid karena semua data telah diproses. Perusahaan yang melaporkan mengalami kerugian selama 2 tahun sebelum tahun terjadi sebanyak 19 perusahaan atau 10,8, sedangkan perusahaan yang tidak melaporkan kerugian sebanyak 157 perusahaan atau sebanyak 89,2. Tabel 4.5 Statistik Frekuensi Variabel NCFO NCFO Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Perusahaan yang tidak melaporkan arus kas operasi negatif selama 2 tahun sebelum tahun terjadi 162 92.0 92.0 92.0 Perusahaan yang melaporakan arus kas negatif selama 2 tahun sebelum tahun terjadi 14 8.0 8.0 100.0 Total 176 100.0 100.0 Sumber: Hasil pengolahan IBM SPSS Statistic 20 Berdasarkan tabel 4.5 dapat dideskripsikan bahwa variabel independen, yaitu arus kas negatif NCFO merupakan skala nominal yang menggunakan variabel dummy, dimana perusahaan yang melaporkan arus kas operasi negatif selama 2 tahun sebelum tahun terjadi diberi kode “1” sedangkan perusahaan yang tidak melaporkan arus kas operasi negatif selama 2 tahun Universitas Sumatera Utara 68 diberi kode “0”, memiliki nilai data valid karena semua data diproses. Perusahaan yang melaporkan arus kas operasi negatif selama 2 tahun sebelum tahun terjadi sebanyak 14 perusahaan atau 8,0, sedangkan perusahaan yang tidak melaporkan arus kas negatif selama 2 tahun sebanyak 162 perusahaan atau 92,0. Tabel 4.6 Statistik Frekuensi Variabel ΔCPA Δ CPA Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor 139 79.0 79.0 79.0 Perusahaan yang melakukan pergantian auditor 37 21.0 21.0 100.0 Total 176 100.0 100.0 Sumber: Hasil pengolahan IBM SPSS Statistic 20 Berdasarkan tabel 4.6 dapat dideskripsikan bahwa variabel independen, yaitu pergantian auditor ΔCPA merupakan skala nominal yang menggunakan variabel dummy, dimana perusahaan yang melakukan pergantian auditor diberi kode “1” sedangkan perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor diberi kode “0”, memiliki nilai data valid karena semua data diproses. Perusahaan yang melakukan pergantian auditor sebanyak 37 perusahaan atau 21,0, sedangkan perusahaan yang tidak melakukan pergantian auditor sebanyak 139 perusahaan atau 79,0. Universitas Sumatera Utara 69 Tabel 4.7 Statistik Frekuensi Variabel Fraud FRAUD Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid Perusahaan yang tidak melakukan penyajian kembali laporan keuangan 150 85.2 85.2 85.2 Perusahaan yang melakukan penyajian kembali laporan keuangan 26 14.8 14.8 100.0 Total 176 100.0 100.0 Sumber: Hasil pengolahan IBM SPSS Statistic 20 Berdasarkan tabel 4.7 dapat dideskripsikan bahwa variabel dependen, yaitu kecurangan laporan keuangan FRAUD yang diproksikan dengan penyajian kembali laporan keuangan restatement merupakan skala nominal yang menggunakan variabel dummy, dimana perusahaan yang melakukan penyajian kembali laporan keuangan diberi kode “1” sedangkan perusahaan yang tidak melakukan penyajian kembali laporan keuangan diberi kode “0”, memiliki nilai data valid karena semua data diproses. Perusahaan yang melakukan penyajian kembali laporan keuangan sebanyak 26 perusahaan atau 14,8 sedangkan perusahaan yang tidak melakukan penyajian kembali laporan keuangan sebanyak 150 perusahaan atau 85,2.

4.2.2 Uji Kelayakan Model Goodness of Fit

Pengujian kelayakan model regresi dilakukan dengan menggunakan Hosmer and Lamershow’s Goodness of Fit Test yang diukur dengan nilai Chi-Square, probabilitas signifikan yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan tingkat signifikan α 5. Universitas Sumatera Utara 70 Hipotesis untuk menilai kelayakan model regresi : Ho : Tidak ada perbedaan antara model dengan data Ha : Ada perbedaan model dengan data observasinya Tabel 4.8 Hasil Uji Kelayakan Model Regresi Omnibus Tests of Model Coefficients Chi-square df Sig. Step 1 Step 16.247 8 .039 Block 16.247 8 .039 Model 16.247 8 .039 Hosmer and Lemeshow Test Step Chi-square df Sig. 1 4.619 8 .797 Contingency Table for Hosmer and Lemeshow Test FRAUD = Perusahaan yang tidak melakukan penyajian kembali laporan keuangan FRAUD = Perusahaan yang melakukan penyajian kembali laporan keuangan Total Observed Expected Observed Expected Step 1 1 17 17.422 1 .578 18 2 17 16.986 1 1.014 18 3 15 16.736 3 1.264 18 4 17 16.352 1 1.648 18 5 17 15.779 1 2.221 18 6 15 15.476 3 2.524 18 7 15 15.231 3 2.769 18 8 16 14.855 2 3.145 18 9 14 13.776 4 4.224 18 10 7 7.388 7 6.612 14 Sumber: Hasil pengolahan IBM SPSS Statistic 20 Tabel diatas menunjukkan hasil pengujian Hosmer and Lameshow. Dengan probabilitas signifikan yang menunjukkan angka 0,797, nilai Universitas Sumatera Utara 71 signifikan yang diperoleh ini jauh lebih besar dari pada 0,05 α 5. Hal ini berarti model regresi layak untuk digunakan dalam analisis selanjutnya, karena tidak ada perbedaan yang nyata antara klasifikasi yang diprediksi dengan klasifikasi yang diamati, atau dapat dikatakan bahwa model mampu mengamati nilai observasinya. Selain itu pada output omnibus test menyatakan bahwa hasil uji chi-square goodness of fit lebih kecil dari 0,05, ini mengindikasikan bahwa model adalah signifikan.

4.2.3 Uji Kelayakan Keseluruhan Model Overall Fit Model Test

Langkah pertama adalah menilai overall model fit terhadap data. Hipotesis untuk menilai model fit adalah : Ho : model yang dihipotesiskan fit dengan data Ha : model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah model fit dengan data baik sebelum maupun sesudah variabel bebas dimasukkan kedalam model. Dari hipotesis ini jelas bahwa kita tidak akan menolak hipotesis nol agar model fit dengan data. Likehood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input Ghozali, 2006 Tabel 4.9 Hasil Uji Overall Fit Model -2 Log Likehood Awal Block 0 Iteration History

a,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients Constant Step 0 1 150.229 -1.409 2 147.426 -1.717 3 147.399 -1.752 4 147.399 -1.753 a. Constant is included in the model. Universitas Sumatera Utara 72 b. Initial -2 Log Likelihood: 147.399 c. Estimation terminated at iteration number 4 because parameter estimates changed by less than .001. Sumber: Hasil pengolahan IBM SPSS Statistic 20 Tabel 4.10 Hasil Uji Overall Fit Model -2 Log Likehood Akhir Block 1 Iteration History

a,b,c,d

Dokumen yang terkait

PENDETEKSIAN FINANCIAL STATEMENT FRAUD BERDASARKAN PERSPEKTIF FRAUD TRIANGLE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2010-2012

2 35 76

DETERMINAN KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN MELALUI FRAUD TRIANGLE ( Study Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2011 2014)

7 39 136

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMENGARUHI INDIKASI KECURANGAN DALAM PELAPORAN KEUANGAN DENGAN MODEL FRAUD DIAMOND (Studi Empiris Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015)

0 33 136

Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Fraudulent Financial Reporting dalam Perspektif Fraud Triangle (Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2012-2014

1 17 116

ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI Analisis Fraud Triangle Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

1 12 15

ANALISIS FRAUD TRIANGLE DALAM MENDETEKSI Analisis Fraud Triangle Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

2 9 16

PENDAHULUAN Analisis Fraud Triangle Dalam Mendeteksi Financial Statement Fraud(Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

0 2 14

Pengaruh Faktor Risiko Tekanan dan Peluang terhadap Pendeteksian Kecurangan Laporan Keuangan (Studi Empiris pada Perusahaan LQ45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2012-2014).

1 7 21

Skripsi Rini Dwiyanti

1 3 112

PENDEKTEKSIAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KECURANGAN LAPORAN KEUANGAN DENGAN ANALISIS FRAUD TRIANGLE PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR DI BEI TAHUN 2011-2014

0 0 14