Eksekusi Jaminan Fidusia PERLINDUNGAN HUKUM KREDITUR TERHADAP EKSEKUSI JAMINAN

44 mengenal asas horizontal, sehingga menurut asas ini orang dapat mempunyai milik atas tanam-tanaman, bangunan, rumah terlepas dari tanahnya. Akibatnya bangunan atau rumah dapat dipindahkandiperalihkan, terlepas dari tanahnya. Karenanya juga dapat menjaminkan bangunan rumah tersebut terlepas dari tanah, dimana bangunan itu berdiri, terpisah dari tanahnya. Berdasarkan hal inilah jika sekarang dimungkinkan menjaminkan rumah, pabrik, perusahaan, gudang di atas tanah orang lain melalui Jaminan Fidusia. 120

B. Eksekusi Jaminan Fidusia

Menurut pendapat M. Yahya Harahap yang menyatakan bahwa : “ Eksekusi adalah sebagai tindakan hukum yang dilakukan oleh pengadilan kepada pihak yang kalah dalam suatu perkara merupakan aturan dan tata cara lanjutan dari proses pemeriksaan perkara. Oleh karena itu, eksekusi merupakan tindakan yang berkesinambungan dari seluruh proses hukum acara perdata. Dimana eksekusi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan tata tertib beracara yang terkandung dalam HIRRbg ”. 121 Pola eksekusi jaminan fidusia secara bervariasi antara lain : 122 1. Pelaksanaan titel eksekutorial oleh penerima fidusia. 120 Sri Soedewi Masjchoen Sofwan, Himpunan Karya Tentang Hukum Jaminan, Liberty, Yogyakarta, 1981, hal. 39-40 121 M.Yahya Harahap, Ruang Lingkup Permasalahan Eksekusi Bidang Perdata, PT. Gramedia, Jakarta, 1991, hal. 1 122 Ibid. Universitas Sumatera Utara 45 2. Penjualan benda yang menjadi objek jaminan fidusia atas kekuasaan penerima fidusia sendiri melalui pelelangan umum. 3. Penjualan di bawah tangan yang dilakukan berdasarkan kesepakatan pemberi dan penerima fidusia jika dengan cara yang demikian dapat diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan para pihak. Menurut Bachtiar Sibarani cara eksekusi yang paling berat dan tidak populer sesuai Undang-Udang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia adalah cara yang ke 3 tiga, karena : harus ada kesepakatan antara pemberi dan penerima fidusia dimana kesepakatan tersebut berkisar pada persoalan harga dan biaya yang menguntungkan para pihak, penjualan tersebut juga dilakukan 1 satu bulan sejak diberitahukan secara tertulis oleh pemberi dan penerima fidusia kepada pihak-pihak yang berkepentingan, serta harus diumumkan sedikitnya dalam 2 dua surat kabar yang beredar di daerah hukum yang bersangkutan. 123 Eksekusi di bawah tangan tersebut berbeda dengan yang selama ini berlangsung. Dengan cara lama sebelum lahirnya Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 pemberi fidusia debitur dengan persetujuan penerima fidusia kreditur, akan menjual benda jaminan kemudian hasil penjualan diberikan kepada kreditur melalui pembeli barang jaminan, dan apabila ada sisa hasil 123 Bachtiar Sibarani, Aspek Hukum Jaminan Fidusia, Makalah pada Seminar Sosialisasi Undang-Undang Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Jaminan Fidusia, Jakarta, 2000. Universitas Sumatera Utara 46 kompensasi antara hasil penjualan dengan piutang kreditur, akan dikembalikan kepada debiturnya. Undang-Undang Jaminan Fidusia telah mengatur beberapa eksekusi terhadap benda yang menjadi objek jaminan fidusia, antara lain : 1. Eksekusi berdasarkan grosse Sertifikat Jaminan Fidusia atau titel eksekutorial secara fiat eksekusi yang terdapat dalam Sertifikat Jaminan Fidusia, yang dilakukan oleh penerima fidusia; Ketentuan Pasal 29 ayat 1 sub a Undang-Undang Fidusia, maka eksekusi terhadap objek Jaminan Fidusia dapat dilakukan berdasarkan grosse Sertifikat Jaminan Fidusia atau titel eksekutorial, sertifikat Jaminan Fidusia diberikan Pasal 15 2 Undang-Undang Fidusia, dimana sertifikat jaminan fidusia memiliki kekuatan eksekutorial sama seperti putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, namun Sertifikat Jaminan Fidusia bukan merupakan atau pengganti dari putusan pengadilan. 124 Walaupun bukan putusan pengadilan, karena Sertifikat Jaminan Fidusia mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama dengan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan hukum tetap, maka pelaksanaan eksekusi objek Jaminan Fidusia berdasarkan grosse Sertifikat Jaminan Fidusia atau dengan titel eksekutorial Sertifikat Jaminan Fidusia mengikuti pelaksanaan suatu putusan pengadilan. 125 124 Rachmadi Usman, Op.Cit, hal.232 125 Ibid. Universitas Sumatera Utara 47 Sesuai dengan ketentuan Pasal 224 HIR258 RBg grosse akta dibubuhi dengan irah-irah “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan yang Maha Esa”, juga bersifat notariele schuldrief ikatan notaris, karenanya dapat dieksekusi sama dengan suatu putusan pengadilan. Apabila suatu salinan akta notaris dibuat dengan bentuk grosse akta, dikemudian hari pihak debitur yang mempunyai kewajiban untuk melaksanakan prestasinya kepada kreditur itu tidak mau melaksanakan prestasi itu maka si pemegang grosse akta kreditur cukup mengajukan permohonan kepada ketua Pengadilan Negeri setempat, agar bunyi atau isi grosse itu dilaksanakan. Pelaksanaan dari suatu grosse akta itu sama dengan ara pelaksanaan suatu putusan perkara perdata dari pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap in kracht van gewijsde. Pihak kreditur tidak perlu mengajukan gugatan seperti dalam perkara perdata biasa. Dan dengan demikian berarti ia akan menghemat waktu, ongkos dan tenaga. 126 2. Eksekusi berdasarkan pelaksanaan parate eksekusi melalui pelelangan umum oleh penerima fidusia; Pasal 15 ayat 3 Undang-Undang Jaminan Fidusia menentukan bahwa apabila debitur cedera janji, penerima fidusia mempunyai hak untuk menjual benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia atas kekuasaan sendirinya. Oleh karena itu, dalam Undang-Undang Fidusia telah diatur secara khusus tentang eksekusi atas objek Jaminan Fidusia berdasarkan parate eksekusi lewat atau melalui pelelangan umum. 126 Mudofir Hadi, Hukum Jaminan, Citra Aditya Bhakti, Bandung, 1986, hal.22-23 Universitas Sumatera Utara 48 Pasal 1 Peraturan Lelang LN 1908 Nomor 189 jo. LN 1940 Nomor 56, Lelang adalah penjualan barang di muka umum atau penjualan barang yang terbuka untuk umum. Kemudian pengertian tersebut diperjelas oleh Pasal 1 angka 1 Kep. Menkeu Nomor 304KMK 012002, sebagaimana telah diubah menjadi Kep. Menkeu Nomor 450KMK 012002, yang berisi : “Lelang adalah penjualan barang yang terbuka untuk umum baik secara langsung maupun melalui media elektronis dengan cara penawaran harga secara lisan danatau tertulis yang didahului dengan usaha mengumpulkan peminat.” Jenis lelang ini merupakan penjualan umum untuk melaksanakan atau mengeksekusi putusan atau penetapan pengadilan atas dokumen yang dipersamakan dengan putusan pengadilan, seperti hipotek, hak tanggungan, dan jaminan fidusia sesuai yang dimaksud oleh Pasal 200 ayat 1 HIR Pasal 215 RBG : a Penjualan di muka umum barang milik tergugat tereksekusi yang disita Pengadilan Negeri. b Penjualan dilakukan Pengadilan Negeri melalui perantaraan Kantor Lelang. Sehingga khusus lelang barang sitaan berdasarkan putusan pengadilan, disebut “lelang eksekusi” termasuk putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap, seperti : hak tanggungan, jaminan fidusia ataupun setiap penjualan umum. Adapun lelang yang non eksekusi adalah penjualan umum di luar pelaksanaan putusan atau penetapan pengadilan yang terdiri dari : a Lelang barang milikdikuasai Negara. b Lelang sukarela atas barang milik swasta. Universitas Sumatera Utara 49 3. Eksekusi objek Jaminan Fidusia Berdasarkan kesepakatan pemberi dan penerima fidusia melalui penjualan di bawah tangan. Eksekusi objek Jaminan Fidusia dapat dilakukan melalui penjualan di bawah tangan, sepanjang terdapat kesepakatan antara pemberi fidusia dan penerima fidusia. Pelelangan dibawah tangan dapat saja dilakukan walaupun penjualan melalui pelelangan umum telah dilakukan, tetapi kurang menguntungkan bagi para pihak. Ini berarti eksekusi atas benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia tidak harus melalui pelelangan umum, diberi kemungkinan melakukan eksekusi atas benda objek Jaminan Fidusia melalui penjualan di bawah tangan. Berdasarkan Pasal 29 ayat 1 Undang-Undang Jaminan Fidusia Nomor 42 Tahun 1999 dapat diketahui bahwa eksekusi atas benda yang menjadi objek Jaminan Fidusia dapat dilakukan secara penjualan di bawah tangan, dengan persyaratan, antara lain : a. Dilakukan berdasarkan kesepakatan antara Pemberi dan Penerima Fidusia b. Dapat diperoleh harga tertinggi yang menguntungkan para pihak c. Diberitahukan secara tertulis pleh Pemberi danatau Penerima Fidusia kepada pihak-pihak yang berkepentingan d. Diumumkan sedikitnya dalam 2 dua surat kabar yang beredar di daerah yang bersangkutan e. Pelaksanaan penjualan di bawah tangan tersebut, dilakukansetelah lewat waktu 1 satu bulan sejak diberitahukan secara tertulis. Universitas Sumatera Utara 50 Praktek penyelesaian kredit macet selama ini berjalan, bagian terbesar justru dilaksanakan dengan memberikan kesempatan kepada pemberi jaminan untuk mencari sendiri pembeli dengan harga yang tertinggi. Bila harga penawaran itu disetujui oleh kreditur, maka benda jaminan dijual sendiri oleh pemberi jaminan, tetapi uang pembelianpenjualannya diserahkan oleh pembeli dengan persetujuan pemilik jaminan langsung kepada kreditur dan kreditur memberikan surat pelunasan dan surat pengangkatan jaminan roya kepada pembeli. 127 a. Surat Peringatan kepada debitur untuk memenuhi kewajibannya. Dalam hal ini, telah diberikan kepada debitur sebanyak dua kali yang dibuktikan dengan tanda terima. b. Identitas pelaksana eksekusi. c. Surat Tugas pelaksanaan eksekusi.

C. Perlindungan Hukum Kreditur Dalam Eksekusi Jaminan Fidusia

Dokumen yang terkait

Kedudukan Benda Jaminan Yang Di Bebani Jaminan Fidusia Jika Terdapat Eksekusi Dalam Hal Debitur Pailit (Studi Bank CIMB Niaga Cabang Ir. H. Juanda Medan)

8 183 110

Eksekusi Di Bawah Tangan Objek Jaminan Fidusia Atas Kredit Macet Kepemilikan Mobil Di Lembaga Keuangan Non-Bank PT. Batavia Prosperindo Finance Cabang Medan

2 115 132

Analisis Tingkat Kepuasan Nasabah Terhadap Pelayanan Pt Bank Mandiri (Persero) Tbk Cabang Zainul Arifin Medan

1 37 97

Eksekusi Barang Jaminan Fidusia Yang Lahir Dari Perjanjian Kredit Bank

0 27 2

Analisis Putusan Hakim Tentang Jaminan Fidusia ( Studi Kasus Pengadilan Negeri Medan )

10 112 117

Eksekusi Barang Jaminan Fidusia Yang Lahir Dari Perjanjian Kredit Bank (Studi Pada Bank-Bank Di Kota Medan)

0 16 152

Tanggungjawab Kreditur (Bank) Dalam Mengembalikan Piutang Dengan Jaminan Fidusia (Studi Pada Bank Perkreditan Rakyat Mitra Dana Madani Medan)

2 73 113

BAB II PERLINDUNGAN HUKUM KREDITUR TERHADAP EKSEKUSI JAMINAN FIDUSIA PADA BANK A. Jaminan Fidusia - Analisis Yuridis Faktor Penghambat Eksekusi Jaminan Fidusia Dalam Melindungi Kreditur (Studi Pada Pt. Bank Mandiri (Persero), Tbk Balai Kota Medan)

0 0 30

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang - Analisis Yuridis Faktor Penghambat Eksekusi Jaminan Fidusia Dalam Melindungi Kreditur (Studi Pada Pt. Bank Mandiri (Persero), Tbk Balai Kota Medan)

0 0 32

Analisis Yuridis Faktor Penghambat Eksekusi Jaminan Fidusia Dalam Melindungi Kreditur (Studi Pada Pt. Bank Mandiri (Persero), Tbk Balai Kota Medan)

1 1 13