Metode Pengambilan Data Teknik Analisis Data

29 studi pustaka dari berbagai jurnal, artikel dari internet, dan penelitian lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.8 Metode Pengambilan Data

Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan melakukan interview dengan responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan kuesioner atau daftar pertanyaan yang berkaitan dengan penelitian. Kuesioner merupakan daftar pertanyaan yang dibuat dan disusun secara tertulis yang bertujuan untuk memperoleh data dari jawaban-jawaban responden dalam penelitian ini Kuncoro 2009: 17. Metode dengan menggunakan kuesioner akan membantu peneliti untuk memperoleh data yang bisa digunakan untuk mengukur variabel-variabel sehingga bisa diketahui pengaruh antar variabel yang ingin diteliti. Kuesioner dalam penelitian ini berisikan pertanyaan terbuka dan pertanyaan tertutup. Sedangkan untuk data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini, diperoleh dari studi kepustakaan terhadap jurnal, buku, majalah, internet, dan penelitian-penelitian lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas

3.9.1 Uji Validitas

Validitas merupakan suatu pengujian yang dilakukan untuk mengukur dan mengetahui kemampuan atribut-atribut yang digunakan dalam mengukur variabel Usman dan Sobari 2013: 10. Suatu skala pengukuran disebut valid apabila skala tersebut melakukan apa yang seharusnya dilakukan dan juga mengukur apa yang seharusnya diukur Universitas Sumatera Utara 30 Kuncoro 2009: 172. Bila skala pengukuran yang digunakan tidak valid maka tidak akan bemanfaat bagi peneliti karena tidak mengukur apa yang seharusnya diukur dan tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan. Uji validitas di dalam penelitian ini dilakukan kepada 30 responden di luar sampel yang diteliti pada mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Tingkat validitas dapat diukur dengan membandingkan nilai r hitung dan nilai r tabel, dengan rumusan sebagai berikut: Jika: r hitung r tabel maka dinyatakan valid r hitung r tabel maka dinyatakan tidak valid

3.9.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan konsistensi dan stabilitas dari suatu skala pengukuran. Realibilitaas berbeda dengan validitas karena reliabilitas memusatkan perhatian pada masalah konsistensi, sedangkan validitas lebih memperhatikan ketepatan Kuncoro 2009: 175. Salah satu teknik untuk mengukur reliabilitas adalah dengan menggunakan cronbach’s alpha. Penghitungan secara matematis dengan metode ini didasarkan pada rata-rata korelasi antar atribut. Usman dan Sobari 2013 mengemukakan beberapa tingkatan reliabilitas berdasarkan nilai cronbach alpha sebagai berikut: Jika: nilai α = 0,8-1,0 maka keandalan masuk kategori sangat tinggi nilai α = 0,6-0,8 maka keandalan masuk kategori tinggi nilai α = 0,4-0,6 maka keandalan masuk kategori cukup Universitas Sumatera Utara 31 nilai α = 0,2-0,4 maka keandalan masuk kategori rendah nilai α = 0,1-0,2 maka keandalan masuk kategori sangat rendah

3.10 Teknik Analisis Data

1. Metode Analisis Deskriptif Analisis deskriptif adalah kegiatan mengelompokkan, memisahkan, mengatur, mengurutkan, menganalisis serta menyimpulkan data sehingga hasilnya dapat ditafsirkan dan memberikan informasi deskriptif untuk menjawab pertanyaan dari definisi masalah. 2. Metode Analisis Regresi Berganda Analisis regresi berganda digunakan untuk menganalisis seberapa besar pengaruh dan hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Analisis regresi berganda digunakan karena jumlah variabel bebas yang akan diteliti berjumlah lebih dari satu variabel. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan aplikasi SPSS for Windows untuk menghitung model regresi berganda ini. Rumus matematisnya adalah: Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 + e Dimana : Y = Brand Switching a = Konstanta b 1 -b 2 = Koefisien regresi X 1 = Pengetahuan Produk X 2 = Kelompok Acuan e = Standar error Universitas Sumatera Utara 32 Sebelum data dianalisis, maka model regresi berganda harus memenuhi syarat uji asumsi klasik yang terdiri atas: 1. Uji Normalitas Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel bebas dan variabel terikat atau keduanya telah terdistribusi secara normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah model yang memiliki distribusi normal atau mendekati normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat penyebaran data titik dari sumbu diagonal dari grafik atau melihat histogram dari residualnya. 2. Uji Heteroskedastisitas Uji model asumsi klasik yang kedua adalah uji heteroskedastisitas. Uji ini dilakukan untuk menguji apakah varians variabel dalam model tidak sama konstan. Konsekuensi adanya heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir estimator yang diperoleh tidak efisien, baik dalam sampel kecil ataupun sampel besar, walaupun penaksir yang digunakan menggambarkan populasi tidak bias dan bertambahnya sampel yang digunakan akan mendekati nilai sebenarnya konsisten ini disebabkan oleh variansnya yang tidak minimum Algifari, 2000: 85. Model regresi yang baik adalah bila tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi heteroskedastisitas adalah melihat grafik scatterplot antara nilai prediksi ZPRED dengan nilai residualnya ZRESID. ZPRED Universitas Sumatera Utara 33 dan ZRESID merupakan nilai prediksi dan residual yang telah distandarisasi. Nilainya memang berubah, tetapi skalanya tidak, sehingga tetap mencerminkan data sesungguhnya Usman dan Sobari, 2013: 78. Indikasi terjadinya heterosdekastisitas dapat dilihat bila terjadi pola sistematik tertentu pada plot seperti titik-titik yang membentuk pola yang teratur, namun bila tidak terdapat pola yang jelas serta titik-titik nya menyebar maka bisa diindikasikan model regresi bebas dari heteroskedastisitas. 3. Uji Multikoliniearitas Uji model asumsi klasik selanjutnya adalah uji multikoliniearitas. Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada korelasi antara variabel independennya Usman dan Sobari, 2013: 75. Konsekuensi penting bagi model regresi yang mengandung multikolinieritas adalah kesalah standar estimasi akan cenderung meningkat dengan bertambahnya variabel independen, tingkat signifikansi untuk menolak hipotesis nol akan semakin besar, dan probabilitas menerima hipotesis yang salah juga akan semakin besar Algafari, 2000: 83. Pengujian multikolniearitas dalam penelitian ini dilakukan dengan melihat nilai dari Variance Inflation Factor VIF dan nilai Tolerance-nya. Jika nilai VIF 5 dan nilai Tolerance-nya 0,1 maka tidak terjadi multikoliniearitas. Selanjutnya untuk melakukan uji terhadap hipotesis penelitian ini, digunakan beberapa metode pengujian yang terdiri atas: Universitas Sumatera Utara 34 1. Uji Signifikansi Individual Uji Statistik t Uji t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependen Kuncoro, 2009: 238. Hipotesis nol Ho yang hendak diuji adalah apakah suatu parameter b 1 sama dengan nol, artinya apakah suatu variabel independen bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya Ha, parameter suatu variabel tidak sama dengan nol, artinya variabel tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk melakukan uji t adalah dengan cara berikut: a. Bila dilakukan secara penghitungan manual, uji t dilakukan dengan membandingkan nilai t hitung dengan nilai t tabel. Apabila nilai t hitung nilai t tabel, maka Ha diterima. Sebaliknya, bila nilai t hitung nilai t tabel, maka Ho diterima. b. Bila dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS for Windows, uji t dapat dilakukan dengan membandingkan tingkat peluang signifikan sig dengan nilai taraf nyata α. Apabila sig α maka, Ha diterima. Sebaliknya, bilai nilai sig α, maka Ho diterima. 2. Uji Signifikansi Simultan Uji Statistik F Uji statistik F secara mendasar menunjukkan apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen Kuncoro, 2009: 239. Hipotesis nol Ho yang hendak diuji adalah apakah semua parameter Universitas Sumatera Utara 35 dalam model sama dengan nol, artinya apakah suatu variabel independen secara simultan bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya Ha, tidak semua parameter secara simultan sama dengan nol, artinya semua variabel independen secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel dependen. Untuk melakukan uji F adalah dengan cara berikut: a. Bila dilakukan secara penghitungan manual, uji F dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan nilai F tabel. Apabila nilai F hitung nilai F tabel, maka Ha diterima. Sebaliknya, bila nilai F hitung nilai F tabel, maka Ho diterima. b. Bila dilakukan dengan bantuan aplikasi SPSS for Windows, uji t dapat dilakukan dengan membandingkan tingkat peluang signifikan sig dengan nil ai taraf nyata α. Apabila sig α maka, Ha diterima. Sebaliknya, bilai nilai sig α, maka Ho diterima 3. Koefisien Determinasi R 2 Koefisien determinasi R 2 pada dasarnya mengukur seberapa jauh kemampuan suatu model dalam menerangkan variase variabel terikat. Nilai koefisien determinasi adalah di antara nol dan satu. Nilai R 2 yang kecil memberi arti bahwa kemampuan variabel bebas dalam menjelaskan variasi variabel terikat amat terbatas. Sedangkan bila nilai R 2 besar mendekati 1 berarti variabel bebas memberikan hampir Universitas Sumatera Utara 36 semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Kelemahan mendasar koefesien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen maka R 2 pasti meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu penelitian ini menggunakan Adjusted R 2 saat mengevaluasi model regresi. Tidak seperti R 2 , nilai Adjusted R 2 dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan. Hasil penghitungan Adjusted R 2 dapat dilihat pada output Model Summary. Pada kolom Adjusted R 2 dapat diketahui berapa persentase yang dapat dijelaskan variabel independen terhadap variabel dependen dan sisanya dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini. Universitas Sumatera Utara 37 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Dokumen yang terkait

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BRAND SWITCHING PADA PENGGUNA SIM Card di KALANGAN MAHASISWA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.

0 0 7

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Brand Switching Pada Konsumen Pengguna Jasa Layanan Pengiriman Titipan Kilat Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 10

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Brand Switching Pada Konsumen Pengguna Jasa Layanan Pengiriman Titipan Kilat Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 2

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Brand Switching Pada Konsumen Pengguna Jasa Layanan Pengiriman Titipan Kilat Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 8

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Brand Switching Pada Konsumen Pengguna Jasa Layanan Pengiriman Titipan Kilat Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 14

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Brand Switching Pada Konsumen Pengguna Jasa Layanan Pengiriman Titipan Kilat Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 3

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Brand Switching Pada Konsumen Pengguna Jasa Layanan Pengiriman Titipan Kilat Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi & Bisnis Universitas Sumatera Utara

0 0 11

Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Merokok pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

0 0 13

Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Merokok pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

0 0 2

Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Merokok pada Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

0 0 4