1. Filsafat bersifat refleksif dan spekulatif, sedangkan ideologi bersifat instrumental dan
pragmatis digunakan sebagai sarana untuk mencapai tujuan tertentu yang dianggap berguna secara praktis;
2. Filsafat bersifat revelatif, dalam arti bertujuan menyingkapkan kebenaran, sedangkan
ideologi menetapkan ide-ide dasar yang berguna untuk menunjang sukses praktis; 3.
Filsafat akan tetap bertahan selama sifat refleksif kritis dan spekulatifnya ada dan akan mati kalau ia berubah menjadu ideologi yang digunakan sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan
praktis dan langsung.
1.6. Tujuan Belajar Filsafat 1.6.1. Tujuan Umum
[10]
Pada umumnya studi filsafat menjadikan orang mampu menangani pertanyaan-pertanyaan dasar manusia yang tidak terletak dalam wewenang metodis ilmu-ilmu
lain, tapi tentang kenyataan dan tanggung jawab manusia. Dalam hal ini filsafat memberikan: 1.
Pengertian lebih mendalam tentang manusia dan dunia. Dengan mempelajari pendekatan- pendekatan pokok terhadap pertanyaaan-pertanyaan dasar manusia serta mendalami jawaban-
jawaban yang pernah diberikan oleh pemikir-pemikir besar sepanjang sejarah, wawasan seseorang diperluas;
2. Kepekaan kritis dan kemampuan untuk menganalisis secara tepat argumentasi; pendapat dan
tuntutan pelbagai ideologi yang selalu muncul dan membujuk orang untuk mempercayakan diri secara buta. Filsafat di sini berperan sebagai kritik ideologi;
3. Pendasaran metodis dan sistematis dalam menjalani studi dalam ilmu-ilmu lain;
4. Filsafat dapat membantu orang untuk melihat kenyataan secara keseluruhan yang utuh dan
menangkap bagian-bagian dalam dimensi kedalamannya.
1.6.2. Fungsi Filsafat untuk Indonesia
Pada zaman sekarang, filsafat memiliki banyak fungsi. Berkaitan dengan situasi dan kondisi Indonesia, maka filsafat memiliki beberapa fungsi, yakni :
1. Filsafat merupakan sarana untuk mengambil sikap kritis terhadap tantangan mordenisasi dan
globalisasi yang sedang membawa perubahan dalam pandangan hidup, nilai-nilai dan norma- norma yang baku dari bangsa kita;
2. Filsafat merupakan sarana yang tepat untuk menggali kekayaan kebudayaan, tradisi dan
pandangan hidup bangsa kita serta mengaktualisasikannya kembali sesuai dengan derap perkembangan bangsa. Warisan rohani yang direfleksikan dapt menjadi modal bagi
pembentukan terus menerus jati diri bangsa;
3. Filsafat merupakan alat bantu untuk membuka kedok-kedok ideologis pelbagai bentuk
penyelewengan seperti ketidakadilan sosial, pelecehan terhadap martabat manusia, pemerkosaan hak-hak asasi manusia yang masih sering terjadi;
4. Filsafat memberikan sarana dan dasar bagi dialog antar umat beragama.
1.6.3. Fungsi Filsafat untuk Pendidikan Keagamaan
Filsafat hadir bukan untuk menentang eksistensi agama yang mapan. Filsafat memiliki fungsi untuk agama, khususnya berkaitan dengan pendidikan keagamaan. Fungsi filsafat untuk
Pendidikan Keagamaan adalah :
1. Studi filsafat membimbing orang untuk memahami secara mendalam martabat, kebebasan dan
hubungan manusia dengan Tuhan dan dunia. Filsafat yang sehat akan membantu untuk membina
kesadaran yang semakin mendalam tentang hubungan antara roh manusia dan kebenaran yang diwahyukan secara penuh dalam diri Yesus Kristus;
2. Filsafat membantu pembentukan intelektual seorang yang beriman dan beragama dalam
usahanya untuk mencintai dan menghormati kebenaran loving veneration of truth dan membimbing dia untuk mengakui bahwa kebenaran tidak diciptakan oleh manusia, tetapi
diterima sebagai hadiah dari Allah, kebenaran Tertinggi;
3. Filsafat membuat orang sadar bahwa budi manusia mencapai kebenaran objektif dan universal,
bahkan kebenaran tentang Allah dan arti terakhir hidup manusia meskipun dalam bentuk terbatas dan sering kali sulit;
4. Pentingnya filsafat bagi orang yang beriman dan beragama memperlihatkan kebenaran bahwa
iman tidak dapat bertahan tanpa daya nalar. Karena itu usaha yang tidak berkesudahan untuk memikirkan untuk memikirkan secara mendalam iman merupakan seuatu yang sangat
manusiawi.
1.7. Metode Filsafat