2. Pengetahuan yang dibentuk oleh gagasan yang berasal dari reflexion, yaitu pengalaman dalam
jiwa sebagai hasil pengolahan dari sensation. Akal budi memiliki kemampuan untuk membedakan, membandingkan dan membuat generalisasi atas kesan-kesan yang disampaikan
oleh indera-indera.
Dalam pendidikan, Locke menekankan harmoni antara unsur rohani dan unsur jasmani. Prinsip yang dipegang teguh adalah ungkapan tua yang berbunyi : mens sana in
copore sano; jiwa yang sehat berada dalam tubuh yang sehat. Pendidikan bertujuan membantu anak menjadi orang yang sehat jasmani dan berkepribadian yang utuh.
3.2.3. Rasionalisme
Abad 18 boleh disebut zaman akal budi. the age of reason. Yang baru dari zaman ini adalah keyakinan tak terbatas yang diberikan kepada akal budi, terlepas dari
pengaruh otoritas karya-karya klasik dan juga dari wahyu Kristen. Kemampuan manusia untuk bertumpu hanya pada akal budinya, membawa pandangan baru tentang dirinya. Manusia adalah
hasil ciptaan alam semata. Manusia sebagai hasil ciptaan alam, harus diperintah oleh hukum- hukum yang seragam, seperti aspek-aspek lain dari alam. Dengan mengembalikan manusia
kepada alam, martabat dan harkat manusia justru ditinggikan.
Johann Heinrich Pestalozzi 1746-1927 dari Swiss adalah pendidik pertama yang sukses memaklumkan teori dan praksis pendidikan berdasarkan observasi atas hukum-hukum
seragam tentang kodrat manusia. Menurut dia, jalannya kodrat itu tidak menyimpang. Maka, hanya ada satu metode pendidikan, yaitu mengikuti tuntutan kodrat. Ia sering menggunakan
frasa-frasa seperti ”keharusan psikologis”, ”mekanisme kodrat manusia”, atau ”bentuk mekanis dari semua pengajaran”. Frasa-frasa ini bersama-sama dengan metode pendidikannya
memperlihatkan bahwa Pestalozzi berusaha membawa pendidikan ke arah harmoni dengan naturalisme zamannya.
Tujuan pendidikan adalah memimpin anak menjadi orang yang baik dengan jalan mengembangkan daya-daya alamiah yang ada padanya. Proses pendidikan harus
disesuaikan dengan tuntutan perkembangan kodrat anak, sebab pendidikan pada hakikatnya adalah pemberian pertolongan agar anak kemudian menolong diri sendiri. Pendidikan adalah
Hilfe zur Selbsthilfe: menolong untuk menolong diri sendiri. Dalam pengajaran ia menganjurkan agar orang mengamati alam, sebab asal semua pengetahuan adalah pengamatan. Pengamatan
menimbulkan pengertian, bahkan pengertian tanpa pengamatan adalah kosong.
Akibat rasionalisme juga jelas dalam teori sosial tentang pendidikan. Ini jelas dalam pemikiran Helvetius 1715-1771, seorang filsuf Perancis. Jika manusia diperintah oleh
hukum-hukum alam, maka penemuan hukum-hukum alam akan memampukan dia untuk menyesuaikan pendidikan dengan kondisi-kondisi sosial yang selalu berkembang maju.
Helvetius berpikir bahwa ia menemukan itu dalam empirisme Locke. Dengan bergerak lebih maju dari Locke ia mengatakan bahwa tidak ada pengetahuan dalam budi, juga tidak ada
kemampuan-kemampuan untuk membuat perbandingan dan generalisasi, kecuali kalau diterima budi oleh indera-indera. Dari sini harus disimpulkan bahwa manusia hanyalah produk dari
pendidikan. Perbedaan antara manusia diakibatkan oleh hukum-hukum yang tidak adil dan ketidaksamaan kesempatan untuk mendapatkan pendidikan. Imaginasi, lembaga-lembaga sosial
juga harus takluk kepada metode-metode kritis rasionalisme dan empirisme. Maka lembaga- lembaga harus dinilai secara rasional berdasarkan pengaruhnya atas manusia dan bukan oleh
otoritas ilahi atau manusia. Untuk mencapai perkembangan pendidikan maksimal bagi manusia, lembaga-lembaga sosial harus fleksibel dan progresif.
Apa yang menjadi norma kemajuan pendidikan bagi seorang naturalis? Condore 1743-1794, seorang pemikir revolusioner Perancis mengemukakan kepercayaan
akan kemampuan manusia untuk menjadi sempurna secara tak terbatas. Dengan kata lain, kemajuan tidak punya akhir kecuali kemajuan lebih besar lagi.
3.2.4. Idealisme