Subyek Pendidikan Pengertian Pendidikan 1. Pendidikan Sebagai Aktivitas Eksistensial dan Fundamental

1. Proses hominisasi homo; manusia, yaitu perkembangan menjadi manusia. Pendidikan disebut hominisasi bukan karena proses bertumbuh dan berkembang yang diharapkan dari pendidikan secara lambat laun membawa kepada kesempurnaan diri sebagai manusia, baik dari aspek biologis maupun dari aspek psikologis. Homonisasi itu mengarah kepada menjadi seorang pribadi, seorang subjek yang mengerti diri dan tahu menempatkan diri dalam situasi; 2. Proses humanisasi humanus; manusiawi, humanisme; kehidupan manusia dan masyarakat yang sempurna karena cocok dengan tuntutan dan cita-cita manusia, yaitu proses perkembangan manusia yang lebih tinggi dari tingkat yang minimal hominisasi kepada perkembangan ke tingkat yang lebih sempurna. Tingkat lebih tinggi itu adalah kebudayaan yang lebih tinggi. Kebudayaan adalah hasil pengangkatan alam kodrat ke tingkat lebih tinggi dengan kekuatan akal budi manusia. Tujuan pendidikan adalah membantu manusia yang muda, sehingga bisa bergerak, bertindak dan bersikap sebagai manusia. Pendidikan tidak hanya bermaksud memimpin manusia menjadi homo tetapi menjadi homo yang human homo humanus. Jadi, pendidikan sebenarnya bertujuan untuk membantu seorang manusia muda untuk menjadi pribadi atau subjek yang human. 2.2. Aktivitas Pendidikan Sebagai Persoalan Filsafat

2.2.1. Ilmu Pendidikan

Ilmu pendidikan sering disebut dengan istilah Pedagogi. Istilah Pedagogi yang merupakan bahasa Yunani,yang berarti ”seni membimbing seorang anak”. Pada umumnya, istilah ini sinonim dengan ”ilmu pendidikan. [17] Pendidikan merupakan suatu kebutuhan dasar manusia yang lahir dengan kemampuan yang hampir tidak terbatas untuk bertindak , tetapi tanpa kecakapan untuk menerjemahkan kemampuan itu ke dalam perbuatan nyata. Manusia terlebih dahulu harus belajar dari orang lain tentang bagaimana mengungkapkan kemampuan-kemampuan itu seperti berjalan, merawat dan memelihara diri, berbicara, membaca dan menulis, menghargai dan mencintai. Seekor hewan, sebaliknya, sudah ’mahir’ dan ’terspesialisasi’ sejak lahir; ia memiliki kecakapan dan kepandaian secara instingtif. Manusia pada saat kelahirannya hanya memiliki kemampuan untuk berkembang. Kecakapan dan kepandaian serta penghalusan budi dicapai lewat pendidikan dan proses belajar. Lewat proses belajar dan pendidikan dia serentak menspesialisasikan diri, menjadi pribadi yang matang dan berbudaya.

2.2.2. Subyek Pendidikan

Pedagogi modern telah membalikan hubungan tradisional antara guru dan murid. Dalam proses pendidikan, peranan yang dididik ditegaskan di depan pendidik. Dewasa ini, telah terjadi revolusi dalam bidang pendidikan yang dikenal dengan nama ”revolusi Kopernikus”. Yang dimaksudkan dengan revolusi ini adalah seperti Kopernikus dalam bidang astronomi telah mengubah secara radikal pandangan lama yang menganggap bumi sebagai pusat alam semesta geosentrisme, dengan menegaskan bahwa matahari adalah pusat alam semesta heliosentrisme. Demikian juga dalam pendidikan, pendidik tidak lagi menjadi pusat kegiatan edukatif, tetapi yang dididik atau peserta didik. Maka, tugas pendidik adalah menemukan kebutuhan yang dididik dan menciptakan situasi yang tepat agar yang dididik dapat mengembangkan dan menyempurnakan diri. Dalam perspektif ini, subjek dalam proses pendidikan adalah yang dididik. Konsep pendidikan seperti ini dikenal sebagai pedosentrisme paidos; anak. Anak adalah seorang pribadi yang aktif dan orisinal. Yang dididik ini tidak hanya si anak, si remaja, kaum muda melainkan manusia. Karena pendidikan tidak mengenal batas umur, tetapi berlangsung seumur hidup, maka subjek pendidikan itu adalah manusia. Dia adalah pribadi yang harus memwujudkan diri. Ia harus menjadi seorang pribadi. Kepribadian merupakan hasil perpaduan antara unsur-unsur yang dibawa sejak lahir, unsur yang diwariskan dari lingkungan dan unsur yang diperoleh dari belajar. Akan tetapi unsur-unsur itu selalu bersifat dinamis dan karena itu kepribadian manusia merupakan kenyataan yang bersifat plastis karena ditentukan menurut sikap yang berbeda-beda, berdasarkan situasi-situasi yang dihadapi dan dihayati individu secara konkret. Manusia tidak dapat dideterminasi ditentukan lebih dahulu. Dia selalu dapat berubah menjadi lebih baik, atau lebih buruk. Dan kalau ada kemungkinan untuk selalu berubah, maka benar apa yang sudah dikatakan ”pendidikan berlangsung seumur hidup” long life education.

2.2.3. Tiga Dimensi Dasar Pendidikan