14 6. Landfilling, merupakan usaha terakhir setelah dilakukan proses-proses
sebelumnya.
2.4 Pemilihan Lokasi untuk Tempat Pembuangan Akhir TPA
Menurut Darmasetiawan 2004, TPA merupakan tempat dimana sampah mencapai tahap terakhir dalam pengelolaannya sejak mulai timbul di sumber,
pengumpulan, pemindahanpengangkutan, pengolahan dan pembuangan. TPA
merupakan tempat yang digunakan untuk menyimpan dan memusnahkan sampah dengan cara tertentu sehingga dampak negatif yang ditimbulkan kepada
lingkungan dapat dihilangkan atau dikurangi Basyarat, 2006. Menurut Standar Nasional Indonesia SNI Nomor 03-3241-1994 dalam
Wikantika 2008, persyaratan didirikannya suatu TPA ialah bahwa pemilihan lokasi TPA sampah harus mengikuti persyaratan hukum, ketentuan perundang-
undangan mengenai pengelolaan lingkungan hidup, analisis mengenai dampak lingkungan, ketertiban umum, kebersihan kotalingkungan, peraturan daerah
tentang pengelolaan sampah dan perencanaan dan tata ruang kota serta peraturan- peraturan pelaksanaannya.
Adapun ketentuan-ketentuan atau tata cara yang harus dipenuhi untuk menentukan lokasi TPA SNI nomor 03-3241-1994, yaitu:
Pemilihan lokasi TPA sampah harus memenuhi ketentuan sebagai berikut: 1. TPA sampah tidak boleh berlokasi di danau, sungai, dan laut.
2. Penentuan lokasi TPA disusun berdasarkan 3 tahap yaitu: • Tahap regional yang merupakan tahapan untuk menghasilkan peta yang
berisi daerah atau tempat dalam wilayah tersebut yang terbagi menjadi beberapa zona kelayakan
• Tahap penyisih yang merupakan tahapan untuk menghasilkan satu atau dua lokasi terbaik diantara beberapa lokasi yang dipilih dari zona-zona
kelayakan pada tahap regional • Tahap penetapan yang merupakan tahap penentuan lokasi terpilih oleh
instansi yang berwenang.
15 3. Jika dalam suatu wilayah belum bisa memenuhi tahap regional, pemilihan
lokasi TPA sampah ditentukan berdasarkan skema pemilihan lokasi TPA sampah.
Menurut SK SNI T-11-1991-03 dalam Basyarat 2006, persyaratan umum
lokasi TPA adalah sebagai berikut: 1 sudah tercakup dalam perencanaan tata ruang kota dan daerah; 2 jenis tanah kedap air; 3 daerah yang tidak produktif
untuk pertanian; 4 dapat dipakai minimal untuk 5-10 tahun; 5 tidak membahayakanmencemarkan sumber air; 6 jarak dari daerah pusat pelayanan
maksimal 10 km; 7 daerah yang bebas banjir.
Menurut SK SNI T-11-1991-03 dalam Basyarat 2006, kriteria pemilihan
lokasi untuk TPA ditentukan berdasarkan 3 bagian:
1. Kriteria Regional
yaitu kriteria yang digunakan untuk menentukan zona layak atau zona tidak layak sebagai berikut:
a. Kondisi geologi: tidak berlokasi di zona holocene fault dan tidak boleh di zona
bahaya geologi b.
Kondisi hidrogeologi: -
tidak boleh mempunyai muka air tanah kurang dari 3 meter -
tidak boleh kelulusan tanah lebih dari 10-6 cmdet -
jarak terhadap sumber air minum harus lebih besar dari 100 meter -
dalam hal tidak ada zona yang memenuhi kriteria-kriteria tersebut di atas, maka harus diadakan masukan teknologi
c. Kemiringan zona harus kurang dari 20
d. Jarak dari lapangan terbang harus lebih besar dari 3.000 meter untuk
penerbangan turbo jet dan lebih besar dari 1.500 meter untuk jenis lain e.
Tidak boleh pada daerah lindungcagar alam dan daerah banjir dengan periode ulang 25 tahunan
2. Kriteria penyisih yaitu kriteria yang digunakan untuk memilih lokasi terbaik,
diantaranya yaitu: a.
Iklim: -
Hujan, intensitas hujan makin kecil dinilai makin baik -
Angin, arah angin dominan tidak menuju ke permukiman dinilai makin baik