Spatial Durbin Model Analisis Keterkaitan Variabel-variabel Pembangunan ManusiaSosial

48 usia produktif usia 15-44 tahun, usia 0 – 14 tahun sebesar 31,19, usia 45-59 tahun sebesar 12,46 dan usia di atas 60 tahun 5,59. Dengan komposisi usia produktif yang melebihi separuh jumlah penduduk, menjadi modal bagi Kalimantan Barat untuk membangun wilayahnya, akan tetapi dari jumlah usia produktif 15- 44 tahun yang bekerja adalah sebesar 69,12, penduduk usia 45-59 tahun yang bekerja adalah 81,69-nya, dan pada penduduk usia lebih dari 60 tahun yang bekerja 49,41-nya Tabel 10. Tabel 10 Jumlah Penduduk Usia diatas 15 tahun yang bekerja dan pengangguran terbuka di Provinsi Kalimantan Barat, Tahun 2008 Kelompok Umur Jumlah Penduduk Bekerja Pengangguran Terbuka Lain-lain Usia 15 – 44 Usia 45 – 59 Usia 60+ 2 157 117 529 305 237 324 69,12 81,69 49,41 5,18 0,65 0,66 25,70 17,66 49,93 Sumber : BPS Provinsi Kalimantan Barat 2009 diolah

4.3 Aktivitas Ekonomi

Indikator yang disepakati dalam mengukur aktivitas ekonomi adalah Pendapatan Domestik Regional Bruto PDRB baik berdasarkan Harga Berlaku maupun Harga Konstan. Pada tahun 2008, PDRB Kalimantan Barat berdasarkan harga berlaku mencapai Rp45,96 trilyun, dengan pertumbuhan tahun 2007-2008 sebesar 5,11. Kontribusi terbesar disumbangkan oleh sektor pertanian yang mencapai 27,80. Sektor pertanian menjadi sektor unggulan di beberapa kabupatenkota, yang ditunjukkan dengan kontribusi sektor pertanian pada 10 kabupaten yang melebihi proporsi sektor pertanian di tingkat provinsi , 4 wilayah lainnya share sektor pertaniannya dibawah persentase provinsi. Hal tersebut menggambarkan pertanian menjadi penyumbang terbesar baik di tingkat kabupatenkota maupun di tingkat provinsi. Pada Gambar 9 akan terlihat proporsi PDRB pada masing-masing kabupatenkota. Di sektor industri, Kabupaten Kubu Raya menunjukkan distribusi sumbangan sektor ini sangat besar. Setelah mekar dari Kabupaten Pontianak, beberapa pusat industri, khususnya di daerah kecamatan Sungai Raya yang menjadi kawasan industri, masuk dalam kawasan pemekaran Kabupaten Kubu Raya. Selain sektor industri, sektor pertanian di wilayah ini juga menunjukkan proporsi yang cukup besar, sumbangan 6 kecamatan dari 9 kecamatan yang ada. 49 Kabupaten Pontianak sebagai kabupaten induk dari Kabupaten Kubu Raya, sumbangan sektor pertaniannya masih cukup tinggi meskipun tidak melebihi tingkat provinsi. Ketersediaan sarana prasarana sebagai kabupaten induk, menjadikan aktivitas jasa di Kabupaten Pontianak tergolong tinggi, sedangkan sektor industrinya lebih rendah dibanding kabupaten pecahannya. Gambar 9 Distribusi PDRB sektoral berdasarkan harga berlaku pada setiap kabupatenkota di Provinsi Kalimantan Barat, Tahun 2008. Aktivitas sektor sekunder dan tersier di Kota Pontianak sangat menonjol. Kabupaten lain seperti Kabupaten Sambas, Kabupaten Bengkayang dan Kabupaten Melawi, kontribusi sektor perdagangannya melebihi di tingkat provinsi. Sementara kabupaten dengan sektor jasa yang lebih tinggi dibandingkan di tingkat provinsi, diantaranya adalah Kabupaten Pontianak dan Kabupaten Kapuas Hulu. Akan tetapi kedua kabupaten ini masih menunjukkan bahwa sektor pertanian masih menjadi penyumbang utama perekonomian daerah seperti yang ditunjukkan pada Tabel 11. Terdapat sepuluh kabupaten yang share sektor pertaniannya melampaui provinsi. Oleh karena itu, sektor pertanian masih menjadi sektor unggulan perekonomian daerah Provinsi Kalimantan Barat. 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 K ab . S am b as K ab . B en gka ya n g K ab . L an da k K ab . P o n ti an ak K ab . S an gg au K ab . K et apa n g K ab . S in ta n g K ab . K apua s H ul u K ab . S eka da u K ab . M el aw i K ab . K ay o n g U ta ra K ab . K ub u R ay a K o ta P o n ti an ak K o ta S in gka w an g K al im an ta n B ar at Jasa-jasa Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan Pengangkutan dan Komunikasi Perdagangan, Hotel dan Restoran Bangunan Listrik, Gas dan Air Bersih Industri Pengolahan Pertambangan dan Penggalian Pertanian