Pembangunan ManusiaSosial GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

Untuk ukuran luas lantai yang dianggap layak adalah minimal 8 m 2 . Pada Tabel 16 menunjukkan persentase rumah tangga yang tinggal dengan luasan lantai rumah yang kurang dari 8 m 2 tertinggi adalah Kabupaten Kapuas Hulu dan terendah adalah Kabupaten Landak. Indikator ini menunjukkan bahwa ukuran tempat tinggal kurang dari 8 m 2 dikelompokkan kedalam rumah tangga miskin, dengan demikian semakin tinggi persentase rumah tangga yang tinggal dengan ukuran luas lantai kurang dari 8 m 2 , maka kesejahteraan rumah tangga di wilayah tersebut dikategorikan rendah. Tabel 16 Persentase Rumah Tangga yang Menggunakan Air Bersih, Jamban sendiri dan Luas Lantai Rumah kurang dari 8 m 2 pada KabupatenKota di Provinsi Kalimantan Barat, Tahun 2008 KabKota Persentase Rumah Tangga Menggunakan Air Bersih Menggunakan Jamban Sendiri Luas Lantai Rumah 8 m 2 Kab. Sambas Kab. Bengkayang Kab. Landak Kab. Pontianak Kab. Sanggau Kab. Ketapang Kab. Sintang Kab. Kapuas Hulu Kab. Sekadau Kab. Melawi Kab. Kayong Utara Kab. Kubu Raya Kota Pontianak Kota Singkawang 2,51 19,09 8,04 7,13 3,45 27,14 19,99 27,34 16,72 31,52 19,25 - 21,98 53,33 71,42 56,50 38,18 69,09 47,24 60,51 63,02 57,60 52,61 44,02 48,69 - 98,67 89,49 1,95 2,34 0,49 1,98 1,81 4,39 1,84 5,10 3,03 3,61 3,13 - 3,50 2,73 Kalimantan Barat 19,13 67,15 2,62 Keterangan : - Data tergabung dengan kabupaten induk. Sumber : BPS 2009 Kemiskinan rumah tangga dapat pula dilihat dari persentase pendapatan yang dikeluarkan untuk makanan dalam rumah tangga. Semakin tinggi persentase pendapatan dikeluarkan untuk makanan, semakin rendah kualitas hidupnya, karena tidak tercukupi alokasi pembiayaan untuk keperluan lain, seperti pendidikan, kesehatan dan jasa, dengan kata lain semakin dikategorikan rumah tangga kurang sejahtera. Pada tahun 2008, penduduk miskin dengan persentase pengeluaran untuk makanan tertinggi ada di Kabupaten Landak, yakni sebesar 75,88, dan terendah adalah Kota Singkawang 63,86. Secara keseluruhan, porsi pengeluaran untuk makanan penduduk Kalimantan Barat adalah sebesar 64,43 Tabel 17. Tabel 17 Persentase Pengeluaran untuk Makanan pada rumah tangga di KabupatenKota di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2008 KabKota Persentase Pengeluaran untuk makanan pada rumah tangga Miskin Tidak Miskin Miskin + Tidak miskin Kab. Sambas Kab. Bengkayang Kab. Landak Kab. Pontianak Kab. Sanggau Kab. Ketapang Kab. Sintang Kab. Kapuas Hulu Kab. Sekadau Kab. Melawi Kab. Kayong Utara Kab. Kubu Raya Kota Pontianak Kota Singkawang 71,24 71,50 75,88 70,61 71,24 72,10 68,48 76,29 73,43 71,23 72,92 - 64,01 63,86 64,17 66,89 69,02 63,51 64,33 63,94 67,85 70,37 65,43 65,71 69,53 - 54,56 54,91 64,97 67,32 70,30 64,02 64,76 65,18 67,94 71,06 66,04 66,52 70,01 - 55,40 55,60 Kalimantan Barat 70,94 63,64 64,43 Keterangan : - Data tergabung dengan kabupaten induk. Sumber : BPS 2009 Investasi yang besar dalam meningkatkan kualitas hidup manusia dapat dikembangkan melalui peningkatan pendidikan. Masyarakat miskin identik dengan tingkat pendidikan rendah. Semakin rendah tingkat pendidikan masyarakat miskin semakin rendah kualitas hidup dan produktivitasnya, sehingga semakin sulit orang tersebut untuk keluar dari kemiskinannya. Untuk gambaran pendidikan penduduk miskin di Kalimantan Barat dapat dilihat pada Tabel 18, dimana 51,44 masyarakat miskin berpendidikan kurang dari atau tidak menamatkan pendidikan di Sekolah Dasar. Persentase penduduk miskin yang kurang dari atau tidak menamatkan pendidikan Sekolah dasar terbesar adalah Kabupaten Kayong Utara yang mencapai 69,58 dan terendah adalah Kabupaten Kapuas Hulu sebesar 36,15. Semakin rendah akses pendidikan keluarga miskin di suatu wilayah terhadap pendidikan dasar, maka kemiskinan di wilayah tersebut akan semakin sulit ditekan. Dengan tingkat pendidikan yang lebih tinggi, menjadi modal bagi penduduk miskin untuk mencapai masa depan dengan diperolehnya pekerjaan yang lebih baik. Pendidikan di tingkat SLTA ke atas menunjukkan, persentase penduduk miskin yang berpartisipasi tertinggi adalah Kota Pontianak dan terendah adalah Kabupaten Sekadau. Tabel 18 Sebaran Penduduk Miskin 15 tahun ke atas berdasarkan tingkat pendidikan pada KabupatenKota di Provinsi Kalimantan Barat, Tahun 2008 KabKota Persentase penduduk miskin SD Tamat SDSLTP SLTA+ Kab. Sambas Kab. Bengkayang Kab. Landak Kab. Pontianak Kab. Sanggau Kab. Ketapang Kab. Sintang Kab. Kapuas Hulu Kab. Sekadau Kab. Melawi Kab. Kayong Utara Kab. Kubu Raya Kota Pontianak Kota Singkawang 49.84 54.16 51.55 56.29 60.79 53.77 41.43 36.15 61.12 53.37 69.58 - 51.72 53.15 44.76 40.77 40.33 37.53 36.53 38.91 54.50 56.88 36.49 41.21 31.50 - 39.32 38.65 5.40 5.08 8.13 6.18 2.68 7.33 4.08 6.97 2.39 5.42 2.52 - 8.96 8.20 Kalimantan Barat 51.44 42.29 6.27 Keterangan : - Data tergabung dengan kabupaten induk. Sumber : BPS 2009 Hal lain yang juga akan mempersulit keluarnya penduduk miskin dari kemiskinannya, apabila tidak memiliki penghasilan. Dari Tabel 19, penduduk miskin usia diatas 15 tahun yang tidak bekerja di Kalimantan Barat pada tahun 2008 sebesar 4,16, persentase tertinggi adalah Kota Pontianak yang mencapai 13,95. Penyebabnya adalah tingginya jumlah penduduk yang ada di Kota Pontianak karena arus urbanisasi, terutama pendatang dari desa dengan tingkat pendidikan dan keterampilan yang rendah. Dampaknya adalah adanya kelompok masyarakat miskin tanpa pekerjaan yang tinggal di perkotaan. Adapun ciri lain dari kelompok masyarakat miskin yang bekerja tampak dari konsentrasi penduduk miskin yang bekerja di Kalimantan Barat pada sektor informal dan sektor pertanian, yakni berturut-turut 78,15 dan 72,94, untuk sektor informal konsentrasi tertinggi di Kabupaten Kapuas Hulu, dan konsentrasi tertinggi penduduk miskin yang bekerja di sektor pertanian ada di Kabupaten Landak. Semakin tingginya aktivitas sektor informal dan sektor pertanian yang berkembang di suatu wilayah, semakin tinggi insiden kemiskinan di wilayah tersebut, karena tingginya demand terhadap tenaga kerja massal dengan upah rendah yang menjadi ciri dari pekerja dari kelompok masyarakat miskin. Persentase tertinggi keluarga miskin yang bekerja di sektor informal pada Kabupaten Kapuas Hulu sebesar 95,09, terendah di Kota Pontianak 31,41. Untuk sektor pertanian, persentase pekerja penduduk miskin tertinggi ada pada Kabupaten Sintang sebesar 93,47 dan terendah pada Kota Pontianak sebesar 6,98. Adanya pekerja sektor pertanian di Kota Pontianak dijumpai pada lahan- lahan terbuka di perkotaan yang tidak termanfaatkan untuk aktivitas sektor perkotaan, utamanya di area pinggiran suburban area. Tabel 19 Sebaran Penduduk Miskin 15 tahun ke atas berdasarkan status pekerjaan pada KabupatenKota di Provinsi Kalimantan Barat Tahun 2008 KabKota Persentaase penduduk miskin Tidak Bekerja Bekerja di Sektor InFormal Bekerja di Sektor formal Bekerja di sektor Pertanian Bekerja Bukan di sektor Pertanian Kab. Sambas Kab. Bengkayang Kab. Landak Kab. Pontianak Kab. Sanggau Kab. Ketapang Kab. Sintang Kab. Kapuas Hulu Kab. Sekadau Kab. Melawi Kab. Kayong Utara Kab. Kubu Raya Kota Pontianak Kota Singkawang 9.68 4.01 0.85 6.28 0.00 3.96 0.56 0.00 1.16 1.61 0.81 - 13.95 5.49 75.10 84.37 92.34 75.39 93.97 65.23 92.96 95.09 91.86 90.68 68.17 - 31.41 47.17 15.22 11.63 6.81 18.33 6.03 30.82 6.48 4.91 6.98 7.71 31.02 - 54.64 47.34 69.67 78.47 89.80 65.48 85.03 68.19 93.47 91.35 88.38 89.07 68.84 - 6.98 27.85 20.65 17.52 9.35 28.24 14.97 27.85 5.97 8.65 10.46 9.32 30.35 - 79.07 66.66 Kalimantan Barat 4.16 78.15 17.70 72.94 22.90 Keterangan : - Data tergabung dengan kabupaten induk. Sumber : BPS 2009