Landak, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Kubu Raya, Kabupaten Sambas dan Kabupaten Kayong Utara.
4. Variabel-variabel pembangunan manusiasosial dan aktivitas ekonomi yang siginifikan menurunkan kemiskinan dikategorikan dalam dua kelompok
variabel, yaitu: a variabel-variabel dari wilayah sendiri yaitu jumlah produksi jagung dan jumlah industri kecilrumah tangga berbahan baku kulit; dan
b variabel-variabel pada wilayah terkait yaitu jumlah keluarga miskin di wilayah sekitarnya, jumlah tenaga guru SD sampai SLTA, jumlah TK Negeri,
jumlah SMUSMK dan Perguruan Tinggi Negeri, produksi jagung, karet dan kelapa sawit.
5. Arahan kebijakan penanganan kemiskinan di Kalimantan Barat adalah yaitu: a peningkatan kemampuan individurumah tangga miskin untuk memenuhi
kebutuhan makan-minum, kesehatan, dan pendidikan melalui pendekatan social
safety net di seluruh wilayah kabupatenkota; b penataan lokasi pemukiman kumuh dan tempat tinggal keluarga miskin, diprioritaskan pada
kecamatan-kecamatan yang ditemukan adanya kantong-kantong kemiskinan yang terdapat di Kabupaten Sintang, Kabupaten Landak, Kabupaten Sanggau,
dan Kota Pontianak; c peningkatan ketersediaan tenaga kesehatan dan pendidikan dengan memperhatikan tingkat kebutuhan dan keterkaitan antar
wilayah khususnya di Kabupaten Sintang, Kabupaten Landak, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Sekadau,
Kabupaten Melawi, Kabupaten Kayong Utara, dan Kabupaten Bengkayang; d peningkatan akses penduduk terhadap fasilitas kesehatan dan pendidikan di
Kabupaten Sintang, Kabupaten Landak, Kabupaten Sanggau, Kabupaten Ketapang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Melawi,
Kabupaten Kayong Utara, dan Kabupaten Bengkayang; e pembinaan petani skala kecil untuk meningkatkan hasil produksi pertanian seperti jagung, kelapa
sawit dan karet di Kabupaten Ketapang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Melawi, Kabupaten Kayong Utara, dan Kabupaten
Bengkayang; f pembinaan pelaku industri kecilrumah tangga berbahan baku kulit, berupa permodalan dan pengembangan skala usaha dan peningkatan
nilai tambah hasil pertanian melalui peningkatan keterkaitan dengan sektor
perekonomian lainnya pada suatu rangkaian wilayah yang saling terkait di Kabupaten Sintang, Kabupaten Landak, Kabupaten Sanggau, Kabupaten
Ketapang, Kabupaten Kapuas Hulu, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Melawi, Kabupaten Kayong Utara, dan Kabupaten Bengkayang; g pengembangan
pusat-pusat pertumbuhan baru di wilayah tertinggal guna mendorong peningkatan perekonomian wilayah yang diharapkan dapat mengurangi
tekanan urbanisasi di wilayah perkotaan dan ketimpangan pembangunan antar wilayah pengembangan yang dikhususkan di Kabupaten Ketapang, Kabupaten
Kapuas Hulu, Kabupaten Sekadau, Kabupaten Melawi, Kabupaten Kayong Utara, dan Kabupaten Bengkayang.
7.2 Saran
Berdasarkan hasil dan pembahasan, serta kesimpulan yang dihasilkan, maka upaya yang disarankan untuk dapat dikembangkan dalam perumusan kebijakan
penanganan kemiskinan di Kalimantan Barat adalah : 1. Pemerintah lebih memperhatikan pengembangan pendidikan dan kesehatan
baik ketersediaan tenaga maupun fasilitas dengan memperhatikan tingkat kebutuhan, akses dan keterkaitan antar wilayah.
2. Pemerintah memfasilitasi pengembangan usaha pertanian dan industri yang dikembangkan oleh pengusaha kecil dan keluarga miskin, melalui pembinaan
aktivitas usaha dan permodalan guna mendorong pertumbuhan pendapatan keluarga miskin Pro Poor Growth.
3. Pemerintah lebih mendorong pembangunan yang berimbang antar wilayah perkotaan dan perdesaan, guna mengurangi tekanan urbanisasi dan
mengurangi tingkat kemiskinan baik di perkotaan maupun di perdesaan. 4. Karena wilayah yang relatif lebih maju dan berkembang adalah di wilayah
pesisir dibandingkan wilayah tengah dan perbatasan, maka pemerintah harus lebih mampu mendorong keberimbangan antar wilayah pengembangan baik
terkait kebijakan pengembangan aktivitas ekonomi maupun kebijakan pengembangan sumber daya manusiasosial.
DAFTAR PUSTAKA
Adam, RH Jr. 2004. Economic Growth, Inequality and Poverty: Estimating the Growth Elasticity of Poverty. World Dev 3212: 1989
–2014. www.elsevier.comlocateworlddev
. Adisasmita R. 2008. Pengembangan Wilayah. Konsep dan Teori. Yogyakarta:
Graha Ilmu. Amarasinghe U, Samad M, Anputhas M. 2005. Spatial Clustering of Rural
Poverty and Food Insecurity in Sri Lanka. Food Pol 30: 493-509. www.sciencedirect.com
. [11 Mei 2010]. Anwar A. 2005. Ketimpangan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan. Tinjauan
Kritis. Bogor: P4W Press. Arman. 2009. Peran Pembangunan ManusiaSosial dan Interaksi Spasial dalam
Penanggulangan Kemiskinan dan Pengangguran : Kasus Kabupaten Bogor. [Tesis]. Bogor : Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor.
Arsyad L. 1999. Pengantar Perencanaan dan Pembangunan Ekonomi Daerah. Yogyakarta: PT BPFE Yogyakarta.
[BPS] Badan Pusat Statistik Provinsi Kalimantan Barat. 2009. Provinsi Kalbar Dalam Angka 2009. Badan Pusat Statistik.
Brata AG. 2002. Pembangunan Manusia dan Kinerja Ekonomi Regional di Indonesia. J Ekon Pemb 72: 113-122.
http:journal.uii.ac.idindex.php JEParticleviewFile645573.[25
Apr 2010]. Crandall MS, Weber BA. 2004. Local Social and Economic Conditions, Spatial
Concentrations of Poverty and Poverty Dynamics. In : Bruce A Weber, editor. Poverty, Policy and Place: Spatial Analysis of Poverty Dynamics.
Agri Econ V: 1276-1281. [Oregon State University].
www.sciencedirect. com
. [11 Mei 2010] Cotter DA. 2002. Poor People in Poor Places : Local Opportunity Structures and
Household Poverty. Rural Sociol 67 4: 534-555. [Rural Sociological Society].
www.sciencedirect.com . [11 Mei 2010].
Daryanto A, Hafizrianda Y. 2010. Model-Model Kuantitatif untuk Perencanaan Pembangunan Ekonomi Daerah
. Konsep dan Aplikasi. Bogor: IPB Press. [Depdagri] Departemen Dalam Negeri. 2004. Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 Tentang Pemerintah Daerah. Ellis F, Kutengule M, Nyasulu A. 2003. Livelihoods and Rural Poverty Reduction
in Malawi. World Dev 319: 1495 –1510.
www.elsevier.comlocate worlddev
. [11 Mei 2010]. Friedmann J. 1979. Urban Poverty in Latin America, Some Theoritical
Considerations. In: Development Dialogue I. Upsala: Dag Hammarskjold Foundation.
Fujii T. 2008. How Well Can We Target Aid with Rapidly Collected Data? Empirical Results for Poverty Mapping from Cambodia. World
Development 3610: 1830 –1842.
www.elsevier.comlocateworlddev . [11
Mei 2010]. Fukuyama F. 2002. The Great Disruption. Hakikat Manusia dan Rekonstitusi
Tatanan Sosial . Yogyakarta: Penerbit Qalam.
[GAPRI] Gerakan Antipemiskinan Rakyat Indonesia. 2003. Advokasi Strategi Penanggulangan
Kemiskinan Daerah
Buku Panduan.
Jakarta: GAPRIOXFAM.
www.gapri.org
.
[15 Apr 2010]. Gentilini U, Webb P. 2008. How are we doing on poverty and hunger reduction?
A new measure of country performance. Food Pol 33: 521 –532.
www.elsevier.comlocatefoodpol
.
[01 Jun 2010]. Grootaert C, Narayan D. 2004. Local Institutions, Poverty and Household Welfare
in Bolivia. World Dev 327: 1179 –1198.
www.elsevier.comlocate worlddev
. [11 Mei 2010]. Hajiji, A. 2010. Keterkaitan Antara Pertumbuhan Ekonomi, Ketimpangan
Pendapatan dan Pengentasan Kemiskinan di Provinsi Riau 2002-2008 .
[Tesis]. Bogor: Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Hulme D. 2003. Chronic Poverty and Development Policy: An Introduction.
World Dev 313: 399
–402. www.elsevier.comlocateworlddev
.
[01 Juni
2010]. Hyman G, Larrea C, Farrow A. 2005. Methods, Results and Policy Implications
of Poverty and Food Security Mapping Assessments. Food Pol 30: 453 –
460. www.sciencedirect.com
.
[11 Mei 2010]. Kalwija A, Verschoorb A. 2007. Not by Growth Alone: The Role of The
Distribution of Income in Regional Diversity in Poverty Reduction. Eur Econ Rev
51: 805 –829.
www.sciencedirect.com
.
[11 Mei 2010]. Krishna A. 2004. Escaping Poverty and Becoming Poor: Who Gains, Who Loses,
and Why? World Dev 321: 121 –136.
www.elsevier.comlocateworlddev .
[01 Jun 2010]. Kuncoro M. 2006. Ekonomika Pembangunan. Teori. Masalah dan Kebijakan. Ed
ke-4. Yogyakarta: UPP STIM YKPN. Kuncorojakti D. 1986. Kemiskinan di Indonesia. Jakarta: Yayasan Obor.
Lewis. 1983. “Kebudayaan Kemiskinan. Dalam: Parsudi Suparlan [Editor]. Jakarta: Sinar Harapan Yayasan Obor.
Lichter DT, Cornwell GT, Eggebeen DJ. 1993. Harvesting Human Capital : Family Structure and Education among Rural Youth. Rural Sociol 58I: 53-
75. Rural Sociological Society. www.sciencedirect.com
.
[01 Jun 2010]. [Pemprov Kalbar] Pemda Provinsi Kalimantan Barat. Peraturan Daerah Provinsi
Kalimantan Barat Nomor 8 Tahun 2008 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah RPJMD Provinsi Kalimantan Barat 2008-2013.
Pontianak: Pemprov Kalbar.
Mawardi MI., 2009. Membangun Daerah yang Berkemajuan, Berkeadilan dan Berkelanjutan
. Bogor: IPB Press. Minot N, Baulch B . 2005. Spatial Patterns of Poverty in Vietnam and Their
Implications for Policy. Food Pol 30: 461-475. www.sciencedirect.com
. [11 Mei 2010].
Ravallion M, Chen S. 2005. China’s uneven Progress Agains Poverty. Dev Econ 822007: 1-42.
www.elsevier.comlocateeconbase
.
[11 Mei 2010]. Riyadi, Bratakusuma D. 2003. Perencanaan Pembangunan Daerah. Jakarta:
Gramedia Pustaka Umum. Rustiadi E, Saefulhakim S, Panuju DR. 2009. Perencanaan dan Pengembangan
Wilayah . Jakarta: Crestpent Press dan Yayasan Obor Indonesia.
Saefulhakim S. 2004. Modul Permodelan. Bogor: Fakultas Pertanian IPB. Saefulhakim S. 2006. Permodelan. Modul Analisis Kuantitatif Sosial Ekonomi
Wilayah . Bogor: PS Ilmu Perencanaan Wilayah Institut Pertanian Bogor.
Saleh S. 2002. Faktor-Faktor Penentu Tingkat Kemiskinan Regional di Indonesia. J
Ekon Pemb
72: 87-102. http:journal.uii.ac.idindex.phpJEP
articleviewFile645573. [21 Mar 2010].
Seers D. 1973. The Meaning of Development. In : Charles K Wilber [Editorial]. The Political Economy of Development and Underdevelopment
. New York: Random House.
Siregar H. 2006. Perbaikan Struktur dan Pertumbuhan Ekonomi: Mendorong Investasi dan Menciptakan Lapangan Kerja. Dalam: Hermanto Siregar
[editor]. Makro-Mikro Pembangunan. Kumpulan Makalah dan Esai. Bogor: IPB Press. hlm 93-112.
Siregar H, Wahyuniarti D, Achsani NA. 2007. Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penurunan Jumlah Penduduk Miskin. Dalam: Hermanto Siregar
[editor]. Makro-Mikro Pembangunan. Kumpulan Makalah dan Esai. Bogor: IPB Press. hlm 145-153.
Skousen M. 2006. Sang Maestro, “Teori Ekonomi Modern”: Sejarah Pemikiran
Ekonomi. Jakarta: Prenada. Sumardjo, Chozin MA, Khomsan A. 2009. Transformasi Perencanaan
Pembangunan Perdesaan dengan Beragam Tipologi. Pembangun Perdesaan dalam Rangka Peningkatan Kesejahteraan
. Dalam: Chozin MA, Sumardjo, Poerwanto R, Purbayanto A, Khomsan A, Fauzi A, Toharmat T, Hardjanto,
Seminar KB [Editor]. Bogor: IPB Press. Hlm 29-66. Sumodiningrat G. 2009. Mewujudkan Kesejahteraan Bangsa. Menanggulangi
Kemiskinan dengan Prinsip Pemberdayaan Masyarakat . Dalam : Adhi AS
[Editor]. Jakarta: Elex Media Komputindo. Supranto J. 2004. Analisis Multivariat. Arti dan Interpretasi. Jakarta: Penerbit
Rineka Cipta.
Suriyanto A. 2009. Evaluasi Pelaksanaan Program Nasional dan Pemberdayaan Masyarakat Program Pengembangan Kecamatan di Kecamatan Noyan
Kabupaten Sanggau. J Ilmu Adm 64: 338-354. Swallow B. 2005. Potential for Poverty Reduction Strategies to Address
Community Priorities: Case Study of Kenya . World Dev 332: 301 –321.
www.elsevier.comlocateworlddev . [01 Jun 2010].
Tarigan R. 2006. Perencanaan Pembangunan Wilayah. Ed ke-2. Jakarta: Bumi Aksara.
Tambunan, TTH. 2001. Perekonomian Indonesia. Teori dan Temuan Empiris. Jakarta: Ghalia Indonesia.
_____________. 2003. Perekonomian Indonesia. Beberapa Masalah Penting. Jakarta: Ghalia Indonesia.
_____________. 2009. Perekonomian Indonesia. Jakarta: Ghalia Indonesia. Thamrin, Sutjahyo HS, Herison C, Sabiham S. 2007. Analisis Keberlanjutan
Wilayah Perbatasan Kalimantan Barat-Malaysia untuk Pengembangan Kawasan Agropolitan Studi Kasus Kecamatan Dekat Perbatasan Kabupaten
Bengkayang. J Agro Ekon 252: 103-124.
[MDGs] Tim Penyusunan Laporan Tujuan Pembangunan Milenium MDGs Indonesia Tahun 2009. 2009. Laporan Perkembangan Pencapaian
Millennium Development Goals Indonesia 2009. Jakarta: Kementerian Negara
Perencanaan Pembangunan
NasionalBadan Perencanaan
Pembangunan Nasional. Todaro M. 1989. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jakarta: Erlangga.
________. 1995. Economic Development. Ed ke-5. London: Longman Group UK Limited.
Todaro M, Smith SC. 2003. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Edisi ke-8. Jakarta: Erlangga.
Yudhoyono SB, Harniati. 2004. Pengurangan Kemiskinan di Indonesia. Jakarta: Brighten Press.
LAMPIRAN