Pemetaan Pola Spasial Kemiskinan

43 Spatial econometric hampir sama dengan regresi berbobot. Untuk perhitungan pembobotan spasial didasarkan pada dua aspek, yaitu :  Ketetanggaan  Kebalikan jarak

3.5.4.1 Model Regresi Berganda

Model regresi berganda digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan dalam suatu wilayah sendiri tanpa melihat pengaruh daerah lain. Variabel-variabel dari komponen utama yang dihasilkan dari PCA pada variabel keadaan diregresikan dengan terhadap variabel tujuan yaitu jumlah penduduk miskin pada suatu wilayah. Variabel yang berpengaruh signifikan dalam menekan jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan, direkomendasikan kepada pemerintah sebagai bahan pertimbangan strategi pembangunan daerah dalam mengatasi kemiskinan. Rumus dari model regresi berganda : Y r = α + βX r + ε r dimana : Y r adalah variabel tujuan sebaran keluarga miskin, α dan β adalah koefisien fungsi regresi, X r adalah variabel bebas pembangunan manusiasosial dan aktivitas ekonomi, dan ε r adalah error.

3.5.4.2 Spatial Durbin Model

Teknik ini digunakan untuk apakah melihat kemiskinan dalam suatu wilayah disebabkan oleh kemiskinan daerah lainnya yang berdekatan dan memiliki keterkaitan, dan dipengaruhi pula oleh variabel-variabel dari komponen utama pada indikator pembangunan ekonomi dan pembangunan manusia di wilayahnya dan diwilayah lain. Jika jarak antar daerah sangat mempengaruhi interaksi antar daerah, maka dapat dilihat parameter apa saja pada daerah lain yang memberi pengaruh terhadap penurunan tingkat kemiskinan di daerah tersebut, dan seberapa besar pengaruhnya. Variabel-variabel dari komponen utama dari pembangunan ekonomi dan pembangunan di wilayahnya dan di wilayah lain yang dihasilkan dari PCA akan digunakan sebagai variabel bebas X r , dan jumlah penduduk miskin wilayah lain dan di wilayahnya sendiri menjadi variabel tujuan Y r . Prinsip dasarnya adalah 44 sama dengan regresi berbobot weighted regression dengan faktor pembobot adalah faktor lokasi. Kedekatan dan keterkaitan antar lokasi ini memunculkan fenomena “autokorelasi spasial”, sehingga dapat melihat kemiskinan dalam suatu wilayah selain disebabkan oleh variabel bebas juga disebabkan oleh interaksi spasial. Variabel bebas diperoleh dari hasil analisis PCA, sedangkan faktor lokasi dalam bentuk matriks jarak. Model dari Spatial Durbin : Y r = α + 1.k . 1.k . + βX r + ε r dimana : Y r adalah variabel tujuan sebaran keluarga miskin, α, β dan ρ adalah koefisien fungsi regresi, W k adalah matriks pembobot spasial antar wilayah, Xr adalah variabel bebas dari pembangunan manusiasosial dan aktivitas ekonomi, dan ε r adalah error.

3.5.5 Arahan Kebijakan Penanganan Kemiskinan

Kebijakan penanganan kemiskinan di Kalimantan Barat diarahkan secara deskriptif dengan menggunakan hasil-hasil dari analisis pola spasial dan analisis keterkaitan. Arahan prioritas penanganan di kabupatenkota menggunakan analisis klaster dari bobot kabupatenkota pada pola spasial kemiskinan, pembangunan manusiasosial dan aktivitas ekonomi untuk menghasilkan pemetaan wilayah arahan penanganan kemiskinan seperti yang dikembangkan Hyman et al. 2005. Variabel-variabel yang signifikan menurunkan kemiskinan menjadi arahan strategi penanganan kemiskinan serta memperhatikan potensi-potensi yang dimiliki masing-masing wilayah. Hasil dari penelitian sebelumnya, baik di wilayah Kalimantan Barat ataupun wilayah lainnya, dengan pola kemiskinan, pembangunan manusiasosial dan aktivitas ekonomi yang sama, menjadi rujukan yang memperkuat analisis ini. 45

V. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

4.1 Kondisi Umum Provinsi Kalimantan Barat

Provinsi Kalimantan Barat dengan luas wilayah 146 807 km 2 terletak di bagian barat pulau Kalimantan, yakni di antara garis 2 o 08’ LU dan 3 o 05’ LS serta di antara 108 o 00’ - 114 o 08’ BT seperti yang terlihat pada peta administrasi Provinsi Kalimantan Barat Gambar 8. Dari posisi geografis ini, daerah Kalimantan Barat dilalui oleh garis Khatulistiwa yang tepat di atas Kota Pontianak. Secara lengkap batas wilayah provinsi adalah: - Utara : Sarawak Malaysia - Selatan : Laut Jawa dan Kalimantan Tengah - Timur : Kalimantan Timur - Barat : Laut Natuna dan Selat Karimata Terdapat 14 kecamatan pada 5 kabupaten dibagian utara Provinsi Kalimantan Barat yang berbatasan darat langsung dengan Serawak, Malaysia seperti terlihat pada peta administrasi Provinsi Kalimantan Barat Gambar 8. Akses ke negara tetangga diantaranya telah terhubung secara langsung melalui jalan keluar masuk baik resmi maupun jalur tikus. Pintu resmi Pos Pemeriksaan Lintas Batas yang berada di Kecamatan Entikong dapat ditempuh melalui jalur Pontianak-Entikong sepanjang 400 km atau sekitar enam sampai delapan jam perjalanan. Gambar 8 Peta Administrasi Provinsi Kalimantan Barat.