Kriteria Keluarga Miskin Kemiskinan
sejalan dengan penelitian Grooter dan Narayan 2004. Penelitian ini mampu menjelaskan bahwa dampak penguatan sumber daya sosial 2,5 kali lebih besar
daripada penguatan sumber daya manusia dalam meningkatkan pendapatan. Jika meningkatkan 25 pengeluaran rumah tangga di bidang pendidikan mampu
meningkatkan pendapatan 4,2, maka dengan investasi yang sama besar pada sumber daya sosial, maka pendapatan akan meningkat 9-10,5, sehingga
disimpulkan bahwa pendekatan pembangunan sosial adalah akselerator penurunan kemiskinan.
Dalam menganalisis keterkaitan kemiskinan dan aktivitas ekonomi di Provinsi Riau, dalam tesisnya, Hajiji 2010 menyimpulkan bahwa sektor-sektor
yang berpengaruh dalam pengentasan kemiskinan adalah sektor bangunan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, sektor angkutan dan komunikasi, dan sektor
keuangan, persewaan dan jawa perusahaan. Sementara peningkatan sektor pertanian, sektor industri pengolahan, sektor listrik, gas dan air bersih justru
meningkatkan kemiskinan. Pola interaksi spasial dalam keterkaitan pembangunan manusiasosial dan
aktivitas ekonomi, dengan kemiskinan dijelaskan oleh Arman 2009 dalam tesisnya yang berjudul Peran Pembangunan ManusiaSosial dan Interaksi Spasial
dalam Penanggulangan
Kemiskinan dan
Pengangguran. Penelitiannya
menunjukkan bahwa interaksi spasial antar kecamatan di Kabupaten Bogor sangat kuat berpengaruh terhadap penurunan angka kemiskinan. Kerjasama antar
kecamatan dapat mengefesiensikan biaya. Hal tersebut dipengaruhi oleh pemanfaatan infrastruktur, alokasi anggaran, ketersediaan sumber daya alam
seperti lahan produksi pertanian dan sumber daya manusia seperti tenaga guru di beberapa lembaga pendidikan, dan ketersediaan lapangan pekerjaan, kecamatan
yang berdekatan cenderung dapat memanfaatkan fasilitas dan sumber daya tersebut secara bersama. Untuk itu pemerataan pembangunan manusia dalam
suatu wilayah perlu dikaji dalam kacamata pembangunan daerah yang berimbang. Interaksi spasial dalam menangani kemiskinan oleh Crandall dan Weber
2004 juga menyatakan bahwa pertumbuhan kesempatan kerja dan pembangunan manusiasosial mampu menurunkan tingkat kemiskinan pada wilayah yang saling
terkait ketetanggaan. Penguatan modal sosial dan peningkatan kesempatan kerja
pada wilayah yang keterkaitannya tinggi lebih efektif menangangani kemiskinan dibandingkan pada wilayah yang keterkaitannya rendah. Dampak penurunan
kemiskinan bersifat spillover pada serentetan wilayah dengan kemiskinan yang tinggi.