Fluktuasi Ekonomi TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

Untuk mempermudah pelaku pembiayaan, diperlukan akad pelengkap. Meski tidak ditujukan untuk mencari keuntungan, dalam akad pelengkap ini dibolehkan untuk meminta pengganti biaya-biaya yang dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini. Besar pengganti biaya sekedar untuk menutupi biaya yang benar-benar timbul. Akad yang pertama yaitu Hiwalah atau alih piutang. Fasilitas ini lazim untuk membantu supplier mendapatkan modal tunai agar dapat melanjutkan produksi. Bank mendapat ganti biaya atas jasa pemindahan piutang. Akad kedua yaitu Rahn atau gadai. Akad ini digunakan untuk memberi jaminan pembayaran kembali kepada Bank dalam memberikan pembiayaan. Akad yang ketiga yaitu Qardd, yaitu pinjaman uang tunai yang diberikan kepada peminjam untuk kegiatan yang syariah. Wakalah atau perwakilan, terjadi bila nasabah memberi kuasa kepada Bank untuk mewakili dirinya melaksanakan pekerjaan jasa tertentu, seperti pembukuan LC Letter of Credit, inkaso dan transfer uang. Dan yang terakhir yaitu Kafalah atau Bank Garansi. Diberikan dengan tujuan untuk menjamin pembayaran suatu kewajiban pembayaran. Bank dapat mensyaratkan nasabah untuk menempatkan sejumlah dana untuk fasilitas ini sebagai rahn gadai, serta bank dapat pula menerima dana tersebut dengan prinsip wadiah. Bank diperkenankan mendapat ganti biaya atas jasa yang diberikan.

2.3. Fluktuasi Ekonomi

Diasumsikan bahwa tingkat output alami tumbuh lebih lancar sepanjang waktu, seperti dijelaskan model pertumbuhan solow kebanyakan fluktuasi jangka pendek merupakan deviasi dari tingkat alami seperti dijelaskan oleh model permintaan agregat dan penawaran agregat. Hampir seluruh analisis makroekonomi didasarkan pada premis bahwa harga menyesuaikan untuk membersihkan pasar clear the markets. Karena teori siklus bisnis riil mengasumsikan fleksibilitas harga, teori ini konsisten dengan dikotomi klasik yang menyatakan dalam teori ini, variabel-variabel nominal, seperti penawaran uang dan tingkat harga tidak mempengaruhi variabel riil, seperti output dan kesempatan kerja. Permintaan agregat adalah determinan primer pendapatan nasional dalam jangka pendek. Dalam menunjukkan bekerjanya kedua aliran pemikiran, ba ini mengambil pendekatan yang lebih bersifat deskriptif dibanding analistis. Dalam pertumbuhan model solow, perekonomian mendekati kondisi mapan dimana sebagian besar variabel tumbuh bersama-sama pada tingkat yang ditentukan oleh tingkat kemajuan teknologi konstan. Mungkin juga ada goncangan atas perekonomian yang mendorong fluktuasi jangka pendek dalam tingkat output dan kesempatan kerja alamiah. Menurut Robinson Crusoe fluktuasi dalam output, kesempatan kerja, konsumsi, invstasi dan produktivitas adalah tanggapan alamiah dan diinginkan dari individu atas perubahan-perubahan yang tidak dapat dihindari dalam lingkungannya. Menurut teori siklus bisnis riil, fluktuasi dalam perekonomian kita banyak kesamaannya dengan perekonomian Robinson Crusoe. Guncangan terhadap kemampuan kita untuk memproduksi barang dan jasa seperti perubahan cuaca yang mampu mengubah tingkat output dan kesempatan kerja alamiah. Terdapat empat isu dasar yang menjadi pusat perdebatan, yaitu interpretasi mengenai pasar tenaga kerja, pentingnya guncangan teknologi, netralitas uang, dan fleksibilitas upah serta harga yang mampu menyesuaikan dengan cepat dan utuh untuk menyeimbangkan penawaran dan permintaan. Teori siklus bisnis riil menekankan gagasan bahwa jumlah tenaga kerja yang ditawarkan pada waktu tertentu bergantung pada insentif yang diterima para pekerja, seperti halnya Robinson Crusoe mengubah cara kerjanya secara sukarela dalam menanggapi kondisi yang berubah. Keinginan untuk merealokasi jam kerja disebut subtitusi tenaga kerja antar waktu intertemporal subtitution of labor. Jika upah secara temporer tinggi atau jika tingkat suku bunga tinggi, maka hal itu adalah waktu yang baik untuk bekerja. Jika upah secara temporer rendah atau jika tingkat suku bunga rendah, maka itu adalah waktu yang baik untuk menikmati waktu senggang. Teori siklus bisnis riil percaya bahwa fluktuasi dalam kesempatan kerja tidak mencerminkan perubahan dalam jumlah orang yang ingin bekerja. Mereka percaya bahwa kesempatan kerja yang diinginkan sangat tidak sensitif terhadap upah riil dan tingkat bunga riil. Sebagai jawabannya, para pendukung teori ini berpendapat bahwa statistik pengangguran sulit di interpretasi. Satu-satunya fakta adalah tingkat pengangguran tinggi tidak berarti bawah subtitusi tenaga kerja antar waktu adalah tidak penting. Menurut model ini, output dan kesempatan kerja turun selama resesi karena teknologi produksi menurun, yang mengurangi output dan insentif untuk bekerja. Mereka berpendapat bahwa ada banyak peristiwa, meskipun tidak teknologi secara harfiah, mempengaruhi perekonomian sebagaimana halnya guncangan teknologi. Sebagai contoh, cuaca yang buruk atau naiknya harga minyak dunia memiliki dampak yang sama untuk menekan perubahan dalam teknologi yang lebih baik. Teori siklus bisnis riil mengasumsikan bahwa uang dalam perekonomian kita adalah netral, bahkan dalam jangka pendek. Kebijakan moneter diasumsikan tidak mempengaruhi variabel-variabel riil seperti output dan kesempatan kerja. Netralitas uang tidak sekadar nama, tapi netralitas juga merupakan asumsi yang paling radikal dari teori itu. Para pendukung teori itu mengklaim bahwa penawaran uang adalah endogen, yaitu fluktuasi dalam output dapat menyebabkan fluktuasi dalam penawara uang. Teori siklus bisnis riil mengasumsikan bahwa upah dan harga menyesuaikan dengan cepat untuk membersihkan pasar. Para pengeritik menunjukkan bahwa banyak upah dan harga tidak fleksibel. Mereka percaya bahwa ketidakfleksibilitas ini menjelaskan eksistensi pengangguran dan non netralitas uang. Banyak ekonom bersikap skeptis terhadap siklus bisnis riil dan percaya bahwa fluktuasi jangka pendek dalam output dan kesempatan kerja menunjukkan deviasi dari tingkat wajar perekonomian mereka menganggap deviasi itu terjadi karena upah dan harga lambat menyesuaikan dengan kondisi ekonomi yang berubah. Salah satu alasan mengapa harga tidak langsung melakukan penyesuaian dalam jangka pendek adalah adanya biaya penyesuaian harga. Biaya penyesuaian harga ini, disebut biaya menu menu cost, membuat perusahaan menyesuaikan harga secara periodik bukan secara terus-menerus. Ketika menurunkan harga, suatu perusahaan menurunkan tingkat harga agregat dan meningkatkan keseimbangan uang riil. Kenaikan dalam keseimbangan uang riil memperbesar pendapatan agregat dengan menggeser kurva LM ke atas. Dampak makro terhadap penyesuaian harga sebuah perusahaan atas permintaan untuk seluruh produk perusahaan disebut eksternalitas permintaan agregat agregat-demand externality, maka harga yang kaku mungkin optimal bagi mereka yang menetapkan harga, meskipun harga yang kaku tidak diharapkan untuk perekonomian secara umum. Ekonom Keynesian menyatakan bahwa resesi disebabkan oleh kegagalan koordinasi. Masalah koordinasi bisa muncul dalam penetapan upah dan harga karena mereka yang menentukan upah dan harga harus mengantisipasi para penentu upah dan harga lainnya, keputusan perusahaan mempengaruhi kumpulan hasil yang tersedia untuk perusahaan lain. Penjelasannya adalah bahwa harga dapat menjadi kaku hanya karena orang mengharapkan seperti itu, meskipun kekakuan tidak berada dalam kepentingan siapapun. Pengejutan stragging menurunkan proses koordinasi dan penyesuaian harga. Biasanya, pengejutan membuat seluruh tingkat upah dan harga melakukan penyesuaian secara berangsur-angsur, bahkan bila upah dan harga individu sering berubah, selain itu pengejutan juga mempengaruhi penetapan harga. Penawaran uang yang lebih kecil menurunkan permintaan agregat, yang selanjutnya membutuhkan penurunan proporsional dalam upah nominal untuk mempertahankan kesempatan kerja. Dengan kata lain, penetapan upah individu yang dikejutkan membuat seluruh tingkat upah sulit berubah. Perkembangan terbaru dalam teori fluktuasi ekonomi jangka pendek mengingatkan bahwa kita tidak memahami flktuasi ekonomi sebaik yang kita kira. Para ekonom percaya bahwa upah dan harga adalah kaku atau sulit berubah. Kekakuan harga adalah bentuk ketidaksempurnaan pasar dan membuka kemungkinan bahwa kebijakan pemerintah dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi untuk seluruh masyarakat. Sebaliknya, teori siklus bisnis riil menyatakan bahwa pengaruh pemerintah atas perekonomian terbatas dan bahkan kalaupun mampu menstabilkan perekonomian, pemerintah seharusnya tidak mencobanya. Menurut teori ini, turun naiknya siklus bisnis adalah tanggapan perekonomian yang wajar dan efisien terhadap kemungkinan perubahan teknologi. Model siklus bisnis riil standar tidak mencakup jenis ketidaksempurnaan pasar apapun. Para ekonom belum menemukan bukti mana yang paling meyakinkan untuk menjelaskan kejadian ini, sehingga teori fluktuasi ekonomi tetap menjadi sumber perdebatan hangat. Teori siklus bisnis riil sangat menekankan optimasasi antar waktu dan perilaku memandang kedepan, sedangkan Keynesian baru menekankan pentingnya harga yang kaku dan ketidaksempurnaan pasar yang lain, dengan demikian, teori-teori yang ada menggabungkan banyak elemen untuk mengembangkan pemahaman kita tentang fluktuasi ekonomi.

2.4. Indikator Daya Tahan Bank Syariah