data time series dikatakan terintegrasi pada tingkat ke-d atau sering disebut Id jika data tersebut bersifat stasioner setelah pendiferensian sebanyak d kali.
4. Uji Stabilitas Model VAR
Dalam prakteknya, stabilitas sistem VAR dapat dilihat dari nilai inverse roots karakteristik AR polinomialnya. Hal ini dapat dilihat dari nilai modulus di
Tabel AR roots-nya, jika seluruh nilai AR roots-nya di bawah satu, maka sistem tersebut stabil.
5. Bentuk Urutan Variabel ordering
Kebutuhan bentuk urutan variabel sesuai dengan uji kausalitas hanya terjadi jika nilai korelasi residual antar variabel di dalam sistem secara mayoritas
lebih dari 50 persen menjadi 0,2. Jika mayoritas nilai korelasi antar variabelnya bernilai di atas 0,2 maka spesifikasi urutan variabel sesuai dengan teori ekonomi
atau uji kausalitas perlu dilakukan. Jika hasilnya yang ditemukan kontradiktif atau sebaliknya, maka bentuk urutan yang tepat tidak perlu dipermasalahkan.
3.4. Model Penelitian
Model VAR yang akan digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk matriks adalah sebagai berikut :
= +
∑
+ +
3.7 Dimana
merupakan vektor dari variabel endogen dengan dimensi n x 1, merupakan vektor dari variabel endogen, termasuk konstanta intersep dan trend,
adalah koefisien matriks dengan dimensi n x n, dan adalah vektor dari
residual. Dalam sistem bivariat sederhana, dipengaruhi oleh nilai
periode
sebelumnya dan periode ini, sementara dipengaruhi nilai
periode sebelumnya dan periode saat ini.
Model VECM yang akan digunakan dalam penelitian ini dalam bentuk matriks sebagai berikut :
∆
= +
+
∑ Γ ∆
+
3.8 dimana dan
Γ merupakan fungsi dari pada persamaan 3.8. Matriks dapat dipecah menjadi dua matriks, yaitu dan dengan dimensi n x n.
= +
, dimana merupakan matriks penyesuaian, merupakan vektor kointegrasi, dan
merupakan rank kointegrasi. Keterangan variabel X dijelaskan pada Tabel dibawah ini :
Tabel 3. Model Penelitian
Model Variabel X
Model return on equity ROE ROE, IPI, suku bunga SBI, CPI
Model return on asset ROA ROA, IPI, suku bunga SBI, CPI
Model non performing financing NPF NPF, IPI, suku bunga SBI, CPI
IV. DAYA TAHAN PERBANKAN SYARIAH
4.1. Perkembangan Perbankan Syariah
Kinerja keuangan suatu entitas dapat diukur melalui analisis laporan keuangan yang diimplementasikan pada penggunaan elemen – elemen laporan
keuangan untuk membentuk rasio keuangan kunci agar dapat menilai kondisi kesehatan keuangan perusahaan Budisantoso, 2004. Metode-metode lain yang
dapat digunakan sebagai penilaian kinerja perusahaan adalah analisis common- size, studi diferensiasi komponen laporan keuangan industri, review terhadap
material deskriptif dan perbandingan data-data lain Gibson, 2001. Meski menghadapi tekanan akibat krisis keuangan global yang dampaknya
semakin meluas, kinerja perbankan syariah sepanjang tahun 2008 relatif stabil. Meningkatnya fungsi pengawasan dan kerjasama dengan otoritas terkait yang
disertai penerbitan beberapa peraturan oleh Bank Indonesia dan Pemerintah cukup efektif menjaga ketahanan perbankan dari dampak negatif gejolak pasar keuangan
tersebut. Perbankan berhasil meningkatkan fungsi intermediasinya dan melaksanakan proses konsolidasi perbankan dengan hasil yang positif Laporan
Pengawasan Perbankan, 2008. Hingga kini peranan bank syariah di pasar industri perbankan di Indonesia
masih sangat minim jika dibandingkan kegiatan perbankan konvensional. Di samping konsep dan mekanisme kegiatan bank syariah belum banyak dipahami
masyarakat, juga perhatian dan dukungan dari pihak pemerintah sejauh ini masih sangat terbatas. Pada kondisi perekonomian yang masih serba sulit dewasa ini,