Perkembangan Perbankan Syariah DAYA TAHAN PERBANKAN SYARIAH

IV. DAYA TAHAN PERBANKAN SYARIAH

4.1. Perkembangan Perbankan Syariah

Kinerja keuangan suatu entitas dapat diukur melalui analisis laporan keuangan yang diimplementasikan pada penggunaan elemen – elemen laporan keuangan untuk membentuk rasio keuangan kunci agar dapat menilai kondisi kesehatan keuangan perusahaan Budisantoso, 2004. Metode-metode lain yang dapat digunakan sebagai penilaian kinerja perusahaan adalah analisis common- size, studi diferensiasi komponen laporan keuangan industri, review terhadap material deskriptif dan perbandingan data-data lain Gibson, 2001. Meski menghadapi tekanan akibat krisis keuangan global yang dampaknya semakin meluas, kinerja perbankan syariah sepanjang tahun 2008 relatif stabil. Meningkatnya fungsi pengawasan dan kerjasama dengan otoritas terkait yang disertai penerbitan beberapa peraturan oleh Bank Indonesia dan Pemerintah cukup efektif menjaga ketahanan perbankan dari dampak negatif gejolak pasar keuangan tersebut. Perbankan berhasil meningkatkan fungsi intermediasinya dan melaksanakan proses konsolidasi perbankan dengan hasil yang positif Laporan Pengawasan Perbankan, 2008. Hingga kini peranan bank syariah di pasar industri perbankan di Indonesia masih sangat minim jika dibandingkan kegiatan perbankan konvensional. Di samping konsep dan mekanisme kegiatan bank syariah belum banyak dipahami masyarakat, juga perhatian dan dukungan dari pihak pemerintah sejauh ini masih sangat terbatas. Pada kondisi perekonomian yang masih serba sulit dewasa ini, khususnya yang dihadapi sektor riil. Peran bank syariah dengan konsep kemitraan partnership berdasarkan azas bagi hasil sharing principle, bukannya pendekatan bunga, sebenarnya diharapkan dapat mendorong kegiatan perekonomian untuk keluar dari era krisis. Bentuk dukungan dari pemerintah pada perbankan syariah di Indonesia dapat dilakukan antara lain melalui penyertaan modal pemerintah pada bank syariah yang beroperasi serta pemerintah mengeluarkan regulasi berupa kemudahan persyaratan bagi pendirian bank syariah baru atau mengubah salah satu bank konvensional BUMN menjadi bank syariah secara penuh. Dorongan juga dapat pula berbentuk insentif perpajakan atau keterlibatan dalam promosi atau sosialisasi konsep bank syariah secara ekstensif dan peningkatan kualitas beserta kuantitas SDM di bidang bank syariah. Pengembangan sistem perbankan syariah di Indonesia dilakukan dalam kerangka dual-banking system atau sistem perbankan ganda dalam kerangka Arsitektur Perbankan Indonesia API, untuk menghadirkan alternatif jasa perbankan yang semakin lengkap kepada masyarakat Indonesia. Secara bersama- sama, sistem perbankan syariah dan perbankan konvensional secara sinergis mendukung mobilisasi dana masyarakat secara lebih luas untuk meningkatkan kemampuan pembiayaan bagi sektor-sektor perekonomian nasional. Karakteristik sistem perbankan syariah yang beroperasi berdasarkan prinsip bagi hasil memberikan alternatif sistem perbankan yang saling menguntungkan bagi masyarakat dan bank, serta menonjolkan aspek keadilan dalam bertransaksi, investasi yang beretika, mengedepankan nilai-nilai kebersamaan dan persaudaraan dalam berproduksi, dan menghindari kegiatan spekulatif dalam bertransaksi keuangan. Dengan menyediakan beragam produk serta layanan jasa perbankan yang beragam dengan skema keuangan yang lebih bervariatif, perbankan syariah menjadi alternatif sistem perbankan yang kredibel dan dapat dinimati oleh seluruh golongan masyarakat Indonesia tanpa terkecuali. Dalam konteks pengelolaan perekonomian makro, meluasnya penggunaan berbagai produk dan instrumen keuangan syariah akan dapat merekatkan hubungan antara sektor keuangan dengan sektor riil serta menciptakan harmonisasi di antara kedua sektor tersebut. Semakin meluasnya penggunaan produk dan instrumen syariah disamping akan mendukung kegiatan keuangan dan bisnis masyarakat juga akan mengurangi transaksi-transaksi yang bersifat spekulatif, sehingga mendukung stabilitas sistem keuangan secara keseluruhan, yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian kestabilan harga jangka menengah-panjang. Aset perbankan syariah diprediksi oleh peneliti dari direktorat perbankan syariah akan mengalami peningkatan dan mencapai angka Rp. 300 milyar pada tahun 2015. Pertumbuhan ini memungkinkan seiring dengan indikator tren pertumbuhan industri perbankan syariah sepuluh tahun terakhir ini yang mencapai 15 persen Gunawan, 2011.

4.2. Laporan Daya Tahan Keuangan Bank Syariah