adanya guncangan SBI. Hal ini mampu membuktikan bahwa perbankan syariah tahan terhadap guncangan SBI.
5.7.2. Analisis IRF terhadap Guncangan dari Sisi Permintaan oleh IPI
Dampak guncangan IPI tidak sesuai dengan hipotesis yang diharapkan kecuali pada variabel NPF. Pada variabel ROE dan ROA dampak guncangan
direspon dengan positif. Peningkatan ROE disebabkan oleh perbaikan kondisi ekonomi
yang ditandai dengan meningkatnya pertumbuhan produksi. Pertumbuhan ekonomi ini akan menyebabkan masyarakat memiliki cukup dana
untuk mengembalikan pinjaman kepada bank syariah, sehingga laba bank syariah meningkat. Respon ini akan stabil pada periode 44 sampai akhir periode amatan
dan nilainya berkisar antara 0.1 persen.
Gambar 7. Respon ROE ROA NPF terhadap Guncangan dari sisi Permintaan oleh IPI
Akibat adanya peningkatan kemampuan masyarakat dalam melakukan pengembalian kepada perbankan syariah, maka laba perbankan syariah
-0.5 0.5
1 1.5
2 2.5
3 3.5
1 4
7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 P
e rs
e n
Periode
Response of ROE ROA NPF to IPI
ROE ROA
NPF
mengalami peningkatan pula. Pada awal periode yaitu periode satu sampai 13 guncangan IPI terhadap ROA merespon positif, namun stelah periode tersebut
hingga akhir amatan estimasi responnya negatif dan mulai stabil pada periode 25 dengan nilai respon berkisar antara 0.07 persen.
Guncangan pada sisi permintaan dari IPI menyebabkan keinginan untuk mengembalikan pembiayaan yang diberikan bank syariah meningkat, sehingga
nilai NPF akan turun. Nilai NPF akan mulai stabil pada periode 12 hingga akhir estimasi dengan kisaran respon 0.03 persen.
Hasil yang sama juga terjadi pada guncangan dari sisi permintaan. Pengaruh guncangan IPI memiliki respon yang besar pada variabel ROE,
sedangkan pada variabel ROA dan NPF nilainya cenderung stabil.
5.7.3. Analisis IRF terhadap Guncangan dari Sisi Penawaran oleh CPI
Sesuai dengan hipotesis yang diharapkan, dampak guncangan pada sisi penawaran melalui CPI memiliki respon yang negatif pada NPF, sedangkan pada
variabel ROE dan ROA responnya berupa respon positif. Tekanan inflasi dari sisi biaya merupakan sumber inflasi yang signifikan dalam pembentukkan harga di
Indonesia. Kondisi ini dimanfaatkan perusahaan untuk mengambil keuntungan dengan cara menaikkan harga jual barang dan jasa sehingga pendapatan
perusahaan meningkat yang diikuti dengan meningkatnya kemampuan perusahaan dalam mengembalikan pembiayaan bank. Hal ini menyebabkan nilai laba bersih
bank syariah mengalami peningkatan. Respon negatif hanya berlangsung pada
periode empat, selebihnya respon positif berlangsung hingga akhir amatan estimasi dan mulai stabil pada periode 47 pada kisaran nilai respon 0.2 persen.
Guncangan pada CPI akan meningkatkan kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pembiayaan sehingga nilai laba bank syariah mengalami
peningkatan. Hal ini menyebabkan respon dari ROA bernilai positif dan cenderung kecil bahkan hampir tidak terlihat hingga akhir periode estimasi.
Dampak dari guncangan ini mulai stabil pada periode 42 dengan nilai respon berkisar antara 0.025 persen.
Gambar 8. Respon ROE ROA NPF terhadap Guncangan dari sisi Penawaran oleh CPI
Dampak terhadap variabel NPF negatif dikarenakan meningkatnya kemampuan perusahaan dalam melakukan pengembalian terhadap pembiayaan
bank, sehingga nilai NPF menjadi turun. Walaupun pada periode delapan respon NPF berubah menjadi positif. Respon terhadap NPF sudah tidak terlihat lagi
dengan nilai repon berkisar antara 0.01 persen. Hasil pada guncangan sisi penawaran juga tidak jauh berbeda dengan respon dua guncangan terdahulu. Nilai
-1.5 -1
-0.5 0.5
1 1.5
2 2.5
1 4
7 10 13 16 19 22 25 28 31 34 37 40 43 46 49 P
e rs
e n
Periode
Response of ROE ROA NPF to CPI
ROE ROA
NPF
ROA dan NPF tidak terlalu terguncang dengan adanya shock yang diberikan dari variabel CPI, sedangkan untuk variabel ROE dampaknya cukup berfluktuatif.
Hasil ini juga menunjukkan kinerja perbankan syariah yang baik.
5.8. Forecasting Error Variance Decomposition FEVD