Kendala-Kendala yang Dihadapi dalam Pengelolaan

commit to user 77 masyarakat. Yang juga turut mendukung dalam pengelolaan perpustakaan FKIP UNS adalah adanya petugas perpustakaan yang ramah dan bersahabat. Dengan adanya petugas perpustakaan yang ramah tersebut membuat pengunjung merasa senang dan nyaman saat berada di perpustakaan serta berkeinginan untuk berkunjung kembali ke perpustakaan FKIP UNS. Hal ini seperti yang diungkapkan informan IX mahasiswa Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia angkatan 2006, wawancara tanggal 8 Mei 2009 yaitu: ”Saya sering berkunjung ke perpustakaan ketika mencari buku yang berkaitan dengan tugas kuliah atau sekedar duduk-duduk santai menikmati waktu luang. Dan saya merasa nyaman disini karena petugasnya ramah-ramah apalagi mbak-mbaknya yang magang.” Dari wawancara di atas dapat diketahui bahwa yang turut mendukung pengelolaan perpustakaan FKIP UNS dalam rangka meningkatkan minat untuk berkunjung dan minat membaca adalah dari pelayanan yang diberikan oleh petugas yang ada di perpustakaan FKIP UNS. Petugas yang ramah dan bersahabat membuat pengunjung merasa senang untuk berkunjung dan datang kembali ke perpustakaan FKIP UNS.

3. Kendala-Kendala yang Dihadapi dalam Pengelolaan

Perpustakaan FKIP UNS a. Keterbatasan Koleksi Ada beberapa kendala yang dihadapi dalam pengelolaan perpustakaan FKIP UNS, dari beberapa kendala tersebut, termasuk salah satunya mengenai keterbatasan koleksi yang dimiliki perpustakaan FKIP UNS. Keterbatasan tersebut mempengaruhi minat civitas akademika untuk berkunjung dan membaca di perpustakaan, hal tersebut seperti yang diungkap oleh informan IV mahasiswa BKK PAK angkatan 2005, wawancara tanggal 7 Mei 2009 yaitu: ”Untuk buku-buku tentang ilmu murni di perpustakaan ini masih sangat terbatas sekali, sebaiknya koleksinya ditambah lagi karena dengan ilmu pengetahuan yang semakin berkembang perlu adanya perbanyak buku yang sesuai dengan perkembangan sekarang ini”. commit to user 78 Hal ini senada dengan yang diungkapkan oleh informan XII Dosen, wawancara tanggal 1 Juni 2009 sebagai berikut: Menurut saya koleksi buku di perpustakaan FKIP UNS belum memenuhi kebutuhan dosen, baik itu untuk referensi bahan mengajar maupun untuk sumber penelitian. Hal ini seharusnya menjadi prioritas pengelola perpustakaan untuk menambah jumlah koleksi yang ada. Sehingga dosen pun juga akan memberikan dorongan kepada mahasiswa untuk memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber informasi. Kendala tersebut juga diakui oleh pihak perpustakaan FKIP UNS, seperti yang diungkapkan oleh informan I Kepala Urusan Perpustakaan, wawancara tanggal 27 April 2009 sebagai berikut: Keterbatasan dana yang ada menjadi kendala perpustakaan untuk menambah koleksi yang ada, hampir dua tahun ini tidak ada dana yang turun dari pihak fakultas. Kami hanya berupaya mengajukan judul-judul buku yang dibutuhkan civitas akademika kepada pihak fakultas yang terlebih dahulu kita meminta masukan usulan judul buku dari tiap jurusan yang ada di FKIP UNS. Hal ini juga diakui oleh pihak fakultas yang diwakili oleh informan XI Kepala Bagian Pendidikan, wawancara tanggal 29 Mei 2009 sebagai berikut: Pembiayaan perpustakaan FKIP UNS didapat dari dana alumni sebesar Rp. 50.000,00 tiap alumni, hal itu masih sangat kurang karena dana tersebut masih dibagi lagi untuk alokasi perpustakaan jurusan sebesar 25 dan perpustakaan program sebesar 50. Jadi untuk perpustakaan FKIP sendiri hanya tinggal mendapat anggaran sebesar 25, ya sekitar Rp. 10.000.000,00 tiap tahun. Untuk pembelian koleksi buku yang baru dan penambahan fasilitas perpustakaan masih sangat kurang. Tapi tiap pertengahan tahun kami berusaha merealisasikan dana tersebut agar bisa memenuhi kebutuhan civitas akademika akan bahan pustaka. Untuk tahun ini sudah direalisasikan untuk pembelian beberapa buku tentang keagamaan, karena dirasa civitas akademika memerlukannya. Dari wawancara di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan FKIP UNS masih belum memiliki koleksi yang lengkap dan kurang menarik sehingga membuat pengunjung merasa kecewa dan enggan untuk datang kembali ke perpustakaan FKIP UNS. Juga belum adanya kontribusi dari dosen untuk mendorong mahasiswanya untuk memanfaatkan perpustakaan sebagai sumber informasi mengingat jumlah koleksi yang masih minim. Hal ini disebabkan commit to user 79 karena keterbatasan dana yang dimiliki perpustakaan FKIP UNS untuk menambah koleksi yang dibutuhkan civitas akademika. b. Kurangnya Sarana dan Prasarana Proses penyelenggaraan perpustakaan membutuhkan tersedianya sarana dan prasarana yang memadai. Sarana dan prasarana merupakan faktor penunjang agar kegiatan perpustakaan dapat berjalan dengan baik. Sarana dan prasarana yang ada di perpustakaan FKIP UNS setelah diadakan renovasi sudah banyak kemajuan seperti penambahan loker, layout yang semakin membuat pengunjung betah di dalam perpustakaan, AC, juga adanya sistem digital library. Namun ada beberapa hal yang masih perlu perbaikan yaitu pencahayaan dan sirkulasi udara di ruang referensi dan ruang skripsi. Kendala tersebut juga diakui oleh pihak perpustakaan FKIP UNS, seperti yang diungkapkan oleh informan I Kepala Urusan Perpustakaan, wawancara tanggal 27 April 2009 sebagai berikut: Selain koleksi, fasilitas yang kurang memadai juga belum bisa dipenuhi seperti penambahan AC, speaker untuk memperdengarkan musik, penambahan jumlah loker serta penempatan satpam di perpustakaan FKIP UNS agar pengunjung merasa betah dan aman berada di perpustakaan. Juga pencahayaan dan sirkulasi udara di ruang referensi dan skripsi masih perlu perbaikan. Dari wawancara di atas dapat diketahui bahwa perpustakaan FKIP UNS memang mengalami sedikit kendala dalam hal anggaran sehingga kesulitan dalam penambahan fasilitas untuk menunjang pengelolaan perpustakaan FKIP UNS agar lebih menarik civitas akademika untuk berkunjung ke perpustakaan FKIP UNS. Penggunaan komputer sebagai sarana penunjang memang menjadi daya tarik tersendiri bagi pengunjung. Pengunjung akan lebih cepat mencari keberadaan buku yang dicarinya melalui katalogisasi yang sudah masuk ke sistem UNSLA. Hal tersebut seperti yang diungkapkan informan IV mahasiswa BKK PAK angkatan 2005, wawancara 7 Mei 2009 yaitu: Penambahan komputer untuk pencarian buku perlu ditambah, apalagi untuk judul-judul skripsi yang belum bisa di akses lewat komputer. Terkadang juga keberadaan buku yang ada dikomputer dengan keberadaan buku yang sebenarnya tidak sesuai. Seringkali saya tidak mendapatkan buku yang saya cari padahal di komputer ada. commit to user 80 Dari wawancara di atas menunjukkan bahwa pengunjung akan merasa lebih senang jika perpustakaan FKIP UNS menambah jumlah komputer untuk penelusuran bahan pustaka yang selama ini hanya satu unit komputer, dan juga dibagian skripsi disediakan satu unit komputer untuk penelusuran judul-judul skripsi yang ada di perpustakaan FKIP UNS. Penempatan buku kembali di rak-rak buku shelving juga perlu diperhatikan agar lebih rapi dan teratur agar pengunjung mudah menemukan buku yang dicari. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti selama mengikuti program magang di perpustakaan FKIP UNS, komputer yang tersedia untuk mengakses katalog hanya satu unit untuk ruang referensi dan skripsi belum ada. Selain itu juga kadang mengalami ganggungan dan tidak semua pengunjung bisa menggunakannya karena katalog itu hanya bisa di akses ketika memasukkan kata kunci judul yang diinginkan. Belum semua pengunjung mengetahui cara mengoperasikan komputer katalog tersebut. Selain itu kadang terjadi hasil yang tidak sesuai antara letak buku yang sebenarnya dengan hasil dari komputer katalog. Hal ini menghambat pengunjung dalam pencarian buku yang diinginkan. c. Kurangnya Personalia Perpustakaan FKIP UNS Perpustakaan juga mengalami kendala dalam pengelolaan personalia perpustakaan. Kendala yang dimaksud dalam hal ini adalah dari segi kualitas dan kuantitas. Perpustakaan masih kekurangan tenaga ahli atau pegawai yang memiliki latar belakang pendidikan perpustakaan serta penempatan personalia perpustakaan oleh pemerintah yang kurang tepat. Hal tersebut seperti yang diungkapkan oleh informan I Kepala Urusan Perpustakaan, wawancara tanggal 27 April 2009 sebagai berikut: Kurangnya tenaga pustakawan yang berkualitas dan benar-benar berlatar pendidikan perpustakaan juga menjadi salah satu penghambat, dengan tenaga pegawai yang ada ini kami mengelola perpustakaan dan kami usahakan untuk melakukan pelayanan prima semaksimal mungkin, dan kami juga usahakan untuk mengikuti pelatihan dan pembinaan tentang perpustakaan. Kami juga mengusahakan agar ada satpam yang ditempatkan di perpustakaan agar lebih aman. Karena selama ini masih ada bahan pustaka yang hilang. commit to user 81 Kurangnya pegawai yang berkualitas berpengaruh terhadap pelaksanaan tugas dan pemahaman terhadap pekerjaan yang kurang maksimal karena perpustakaan FKIP UNS hanya memiliki satu pegawai perpustakaan yang memiliki sertifikat pustakawan. Hal ini akan mengakibatkan kurang lancarnya pelayanan yang diberikan perpustakaan kepada pengunjung karena perpustakaan tidak hanya melayani dalam hal teknis tapi juga memberikan bimbingan kepada pengunjung yang berkaitan dengan perpustakaan. Disamping itu jumlah personalia perpustakaan juga perlu adanya penambahan karena beban pekerjaan yang cukup berat dan jumlah pengunjung yang cukup banyak tidak sebanding dengan jumlah personalia perpustakaan yang ada, terutama dibagian loker. Karena pelayanan loker di perpustakaan FKIP UNS masih ditangani oleh petugas perpustakaan. Selain petugas perpustakaan, perlu juga ditempatkan satpam di perpustakaan FKIP UNS agar keamanan lebih terjaga sehingga resiko kehilangan bisa lebih diminimalkan.

4. Usaha-usaha yang Dilakukan dalam Mengatasi Kendala Dalam