1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semakin tinggi aktivitas seseorang serta padatnya waktu yang digunakan untuk bekerja menyebabkan sebagian orang banyak melakukan pola hidup tidak
sehat. Mereka jarang melakukan olah raga serta menerapkan pola makan yang tidak teratur dengan mengkonsumsi makanan siap saji atau makanan instan. Pola
hidup yang tidak sehat tersebut dapat menyebabkan terjadinya akumulasi radikal bebas jangka panjang yang dapat mempengaruhi kesehatan tubuh. Akumulasi
radikal bebas juga dapat disebabkan oleh asap rokok, polusi udara, makanan yang banyak mengandung lemak, radiasi sinar ultraviolet dan senyawa prooksidan
Winarno 2008. Radikal bebas merupakan suatu bentuk senyawa oksigen reaktif yang
secara umum diketahui sebagai senyawa yang memiliki elektron tidak berpasangan Winarsi 2007. Menurut Cholisoh dan Utami 2008 bahwa radikal
bebas diproduksi secara normal oleh tubuh sebagai hasil dari proses biokimia. Radikal bebas yang berlebihan dapat mengakibatkan penyakit degeneratif,
misalnya jantung, stroke, dan kanker. Radikal bebas dapat diatasi dengan suatu senyawa penangkal yang disebut antioksidan.
Antioksidan merupakan suatu senyawa yang dapat menunda atau mencegah oksidasi dengan cara menghambat terjadinya reaksi rantai oksidatif.
Fungsi utama antioksidan adalah menetralisasi radikal bebas, sehingga tubuh terlindungi dari berbagai macam penyakit degeneratif. Antioksidan dewasa ini
banyak digunakan dalam industri pangan. Antioksidan yang sering digunakan umumnya berupa antioksidan sintetik, antara lain butylated hydroxytoluene BHT
dan butylated hydroxyanisole BHA. Menurut Sen et al. 2010, penambahan antioksidan sintetik pada makanan menyebabkan beberapa masalah kesehatan
misalnya kanker, penuaan dini, rheumatoid arthritis dan penyakit jantung. Berdasarkan alasan tersebut, maka perlu dilakukan usaha penggantian antioksidan
sintetik menjadi antioksidan alami. Menurut Sartini et al. 2007 bahwa antioksidan alami adalah antioksidan
yang umumnya diisolasi dari sumber alami yang kebanyakan berasal dari tumbuh-
tumbuhan dan buah-buahan. Menurut penelitian Lahucky et al. 2010 bahwa beberapa tanaman diketahui memiliki kandungan senyawa antioksidan dan
mengandung senyawa fenolik yang memiliki kemampuan sebagai antioksidan. Salah satu harapan sumber alternatif antioksidan alami adalah buah bakau
Rhizophora mucronata Lamk..
Tanaman R. mucronata merupakan Famili Rhizophoraceae. Tanaman ini dapat tumbuh hingga ketinggian 35-40 m. Buah yang dihasilkan berwarna hijau
dengan lentisel jelas, banyak dan menyebar. Tanaman ini juga toleran terhadap substrat berpasir dan banyak ditemukan pada daerah pasang surut air laut
Giesen et al. 2006. Tanaman bakau umumnya digunakan sebagai obat dan campuran
lauk-pauk, tetapi belum banyak informasi mengenai kandungan bahan aktif pada tanaman tersebut. Penelitian mengenai senyawa kimia pada tanaman ini
khususnya kandungan antioksidan perlu dilakukan sehingga diharapkan dapat memberikan informasi yang lengkap untuk pemanfaatannya dalam bidang
farmasi, pangan, industri, dan lain-lain.
1.2 Tujuan