Aktivitas Antioksidan Aktivitas Antioksidan dan Komponen Bioaktif pada Buah Bakau (Rhizophora mucronata Lamk.)

Senyawa tanin yang sering dijumpai pada teh hijau adalah catechins, sedangkan pada teh hitam senyawa catechins diubah menjadi theaflavin dan thearubigins. Hal ini sesuai dengan pernyataan Das et al. 2008 bahwa senyawa yang terkandung di dalam teh hitam, theaflavin merupakan senyawa yang mendapatkan perhatian lebih karena fungsinya sebagai antioksidan, antipatogen, dan antikanker.

4.3 Aktivitas Antioksidan

Adanya aktivitas antioksidan dari sampel mengakibatkan perubahan warna pada larutan DPPH yang semula berwarna ungu pekat menjadi kuning. Menurut Andayani et al. 2008 adanya aktivitas antioksidan dari sampel mengakibatkan perubahan warna pada larutan DPPH dalam etanol yang semula berwarna ungu pekat menjadi kuning pucat. Perhitungan pembuatan larutan stok dan pengencerannya disajikan pada Lampiran 6. Perubahan warna ekstrak kasar yang telah ditambahkan larutan DPPH dapat dilihat pada Gambar 16. Gambar 16 Perubahan warna ekstrak kasar setelah penambahan DPPH Keterangan : a Sebelum inkubasi 37 o C b Sesudah inkubasi 37 o C Intensitas perubahan warna yang terjadi pada larutan asam askorbat dan larutan ekstrak kasar buah bakau diukur absorbansinya dengan menggunakan Epoch TM Microplate Spectrophotometer dengan panjang gelombang 517 nm yang merupakan panjang gelombang maksimum DPPH. Nilai absorbansi tersebut selanjutnya digunakan untuk menentukan nilai persen inhibisi dan nilai IC 50 dari antioksidan asam askorbat dan antioksidan ekstrak buah bakau. Hasil uji aktifitas a b antioksidan asam askorbat dan ekstrak kasar buah bakau dapat dilihat pada Tabel

4. Perhitungan persen inhibisi dan IC

50 dapat dilihat pada Lampiran 7 dan 8. Tabel 4 Hasil uji aktivitas antioksidan ekstrak kasar buah bakau Sampel Inhibisi IC 50 ppm Asam Askorbat 2 ppm 4 ppm 6 ppm 8 ppm 10 ppm 18,18 35,70 54,76 73,24 85,78 5,59 15,62 ppm 31,25 ppm 61,25 ppm 125 ppm 250 ppm 500 ppm Ekstrak Metanol 11,53 24,10 42,44 68,33 84,05 84,91 58,61 Ekstrak etil asetat 7,07 15,66 25,97 44,22 67,63 82,32 120,19 Ekstrak n-heksana -0,84 0,33 1,63 3,97 1,22 4,60 354,83 Nilai IC 50 asam askorbat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah 5,59 ppm. Penelitian yang dilakukan Banerjee et al. 2008 pada kulit batang tanaman Rhizophora mucronata mendapatkan nilai IC 50 asam askorbat sebesar 3,62 ppm. Hasil tersebut menunjukkan bahwa antioksidan asam askorbat merupakan antioksidan dengan aktivitas sangat kuat, sesuai dengan pernyataan dari Molyneux 2004 bahwa suatu bahan dengan nilai IC 50 50 ppm merupakan antioksidan yang sangat kuat. Pengujian aktivitas antioksidan asam askorbat ini menghasilkan hubungan antara konsentrasi asam askorbat dengan persen inhibisinya, yang dapat dilihat pada Gambar 17. Gambar 17 Aktivitas asam askorbat dengan persen inhibisinya; Pengujian aktivitas antioksidan dari masing-masing ekstrak kasar buah bakau menghasilkan hubungan antara konsentrasi ekstrak kasar buah bakau yang digunakan dengan persen inhibisinya, yang dapat dilihat pada Gambar 18. Gambar 18 Aktivitas antioksidan ekstrak kasar buah bakau; , , Gambar 18 menunjukkan bahwa semakin tinggi konsentrasi ekstrak kasar buah bakau yang ditambahkan, maka semakin tinggi pula persen inhibisi yang y = 8,636x + 1,716 R² = 0,995 20 40 60 80 100 2 4 6 8 10 inh ibi si konsentrasi ppm y = 0,456x + 23,27 R² = 0,982 y = 0,201x + 25,84 R² = 0,911 y = 0,093x + 17 R² = 0,821 50 100 150 200 250 100 200 300 400 500 600 inh ibi si konsentrasi ppm dihasilkan. Presentase inhibisi tertinggi dihasilkan oleh larutan yang mengandung konsentrasi ekstrak kasar terbanyak, yaitu larutan dengan konsentrasi 500 ppm pada masing-masing ekstrak kasar. Persen inhibisi terendah dihasilkan oleh larutan yang mengandung konsentrasi ekstrak kasar terkecil yaitu larutan dengan konsentrasi 15,62 ppm. Hal tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Hanani et al. 2005 yang menyatakan bahwa presentase penghambatan ekstrak kasar terhadap aktivitas radikal bebas meningkat dengan meningkatnya konsentrasi ekstrak. Nilai rata-rata IC 50 ekstrak kasar buah bakau dapat dilihat pada Gambar 19. Gambar 19 Diagram batang rata-rata nilai IC 50 ekstrak kasar buah bakau; angka- angka yang diikuti huruf berbeda menunjukkan hasil perlakuan yang berbeda nyata p0,05 Hasil analisis ragam aktivitas antioksidan Lampiran 10 menunjukkan jenis pelarut mempengaruhi aktivitas antioksidan ekstrak kasar buah bakau. Uji lanjut Duncan menunjukkan aktivitas antioksidan yang terdapat pada ekstrak methanol berbeda nyata dengan aktivitas antioksidan yang terdapat pada ekstrak etil asetat dan ekstrak n-heksana. Berdasarkan Gambar 19 dapat diketahui bahwa aktivitas antioksidan tertinggi adalah pada ekstrak kasar methanol dengan nilai IC 50 sebesar 58,61 ppm. Penelitian yang dilakukan oleh Banerjee et al. 2009 pada kulit batang tanaman Rhizophora mucronata yang diekstrak dengan pelarut metanol menghasilkan nilai IC 50 sebesar 193,82 ppm. Tingginya aktivitas antioksidan pada ekstrak kasar metanol berkorelasi dengan banyaknya senyawa 58,61 a 120,19 b 354,83 c 50 100 150 200 250 300 350 400 metanol etil asetat n-heksana Ra ta -ra ta I C 50 pp m Jenis pelarut aktif yang dapat terdeteksi melalui uji fitokimia. Senyawa-senyawa bioaktif yang terdapat dalam ekstrak kasar metanol meliputi senyawa alkaloid, fenol hidrokuinon dan flavonoid. Senyawa tersebut memiliki aktivitas antioksidan. Hal ini sesuai dengan penelitiann dari Atta-au-rahman et al. 2001 bahwa senyawa yang berpotensi memiliki antioksidan umumnya adalah senyawa flavonoid, alkaloid dan fenolat yang merupakan senyawa-senyawa polar. Aktivitas penghambatan oleh ekstrak etil asetat yang memiliki sifat semi polar diduga karena pelarut ini dapat mengekstrak senyawa antioksidan yang bersifat polar maupun non polar. Tensiska et al. 2007 berpendapat bahwa pelarut etil asetat mungkin lebih banyak mengandung senyawa isoflavon baik non polar aglikon maupun polar glikon. Aktivitas antioksidan terkecil terdapat pada ekstrak n-heksana, yang nilai IC 50 ekstrak tersebut berada pada nilai 354,83 ppm. Penelitian yang dilakukan oleh Suratmo 2009 pada daun sirih merah Piper crocatum menghasilkan filtrat n-heksana yang diketahui tidak memiliki aktivitas antioksidan, hal tersebut diduga karena filtrat n-heksana hanya mengandung senyawa non-polar saja seperti pada minyak atsiri, lemak, dan minyak yang tidak berpotensi antioksidan.

4.4 Aplikasi Ekstrak Terpilih dalam Menghambat Oksidasi