Rancangan Percobaan Aktivitas Antioksidan dan Komponen Bioaktif pada Buah Bakau (Rhizophora mucronata Lamk.)

kelapa yang bening. Sistem emulsi minyak dibuat dengan mengacu pada metode Santoso et al. 2004 yang dimodifikasi, yaitu dengan menghomogenkan 3 minyak kelapa dan 97 air yang mengandung 0,3 Tween 20. 2 Penentuan bilangan peroksida Sistem emulsi minyak ditambahkan pada ekstrak buah bakau yang memiliki aktivitas antioksidan terbaik yang disebut sampel minyak. Sampel minyak selanjutnya disimpan selama tujuh hari dalam inkubator bersuhu 37 o C untuk mempercepat oksidasi. Setelah diinkubasi selama 1 minggu, sampel minyak kemudian ditimbang sebanyak 5 gram di dalam labu erlenmeyer yang ditambahkan 30 mL pelarut yang terdiri dari 60 asam asetat glasial dan 40 kloroform. Minyak yang telah larut ditambah 0,5 mL larutan KI jenuh dan didiamkan 15 menit dalam ruang gelap sambil dikocok. Iod yang terbentuk dititrasi dengan larutan Na 2 S 2 O 3 0,01 N dengan indikator pati 1. Titrasi dihentikan saat larutan sampel menjadi tidak berwarna. Hasil pengurangan volume akhir terhadap volume awal larutan Na 2 S 2 O 3 0,01 N yang ditunjukkan oleh skala pada buret merupakan volume total larutan Na 2 S 2 O 3 0,01 N yang digunakan untuk titrasi sampel. Cara yang sama dibuat juga untuk penerapan blanko. Nilai bilangan peroksida dinyatakan dengan miliequivalen per 1 kg minyak atau lemak yaitu dengan rumus: Miliequivalen kg minyak = a-b × N × 1000 G × 100 Keterangan: a = jumLah mL larutan Na 2 S 2 O 3 untuk titrasi sampel b = jumLah mL larutan Na 2 S 2 O 3 untuk titrasi blanko N = normalitas larutan Na 2 S 2 O 3 G = berat sampel g

3.5 Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan adalah rancangan acak lengkap RAL. Data dianalisis dengan ANOVA Analysis Of Varians dan terlebih dahulu diuji kenormalan data menggunakan uji kenormalan Anderson-Darling. 3.5.1 Uji kenormalan Anderson-Darling 1952 Uji kenormalan adalah pengujian untuk mengetahui apakah galat data yang digunakan menyebar normal, sehingga dapat digunakan dalam statistika parametrik. Penghitungan uji ini menghasilkan nilai A 2 hitung dan P value . Bila nilai P value ≥ α 0,05, maka data berdistribusi normal. εodel statistik uji Anderson-Darling adalah sebagai berikut Anderson-Darling 1952: � 2 = − − �; dengan 2 − 1 � � � + ⁡1 − �� �+1− }] � =1 Keterangan: A = Nilai uji statistik Anderson-Darling N = Jumlah data F = Fungsi distributif kumulatif Y = Data yang diurutkan 3.5.2 Uji ANOVA Steel dan Torrie 1993 Data selanjutnya dianalisis menggunakan model rancangan ANOVA Analysis of Variant dengan formulasi Steel Torrie 1993. Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap RAL dengan model: Yij = µ + τ i + ij Keterangan: Y ij = Nilai pengamatan pada taraf i ulangan ke-j µ = Nilai tengah atau rataan umum pengamatan τ i = Pengaruh perbedaan jenis pelarut dan konsentrasi ekstrak metanol pada taraf ke-i i=1,2,3 ij = Galat percobaan pada konsentrasi taraf ke-i dengan ulangan ke-j Hipotesa rancangan acak lengkap RAL aktivitas antioksidan ekstrak kasar buah bakau adalah sebagai berikut: H : jenis pelarut tidak berpengaruh nyata terhadap aktivitas antioksidan ekstrak kasar buah bakau H 1 : jenis pelarut berpengaruh nyata terhadap aktivitas antioksidan ekstrak kasar buah bakau Hipotesa rancangan acak lengkap RAL bilangan peroksida adalah sebagai berikut: H : Konsentrasi ekstrak metanol tidak berpengaruh nyata terhadap nilai bilangan peroksida H 1 : Konsentrasi ekstrak metanol berpengaruh nyata terhadap nilai bilangan peroksida Jika hasil dari pengujian menunjukkan adanya pengaruh yang berbeda nyata pada selang 95 α=0,05 maka dilakukan uji lanjut Duncan. Rumus uji Duncan adalah: Duncan = t α2;dbs 2KTS r Keterangan: dbs = Derajat bebas sisa KTS = Kuadrat tengah sisa r = Banyaknya ulangan 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Karakteristik Buah Bakau