Penentuan faktor strategis eksternal Dampak kegiatan wisata bahari terhadap masyarakat
masyarakat pelaku usaha. Masyarakat ini yang menikmati langsung dari kegiatan wisata bahari, keterlibatan mereka pada saat tingkat kunjungan wisatawan banyak
seperti: menjual makanan, penarikan uang kebersiahan dan menjadi taxi perahu. Pihak yang berperan urutan terakhir adalah tokoh masyarakat, pihak ini tidak
berperan langsung dalam kegiatan wisata bahari tetapi lebih terbatas pada memberikan pembinaan dilingkungan kaum bapak dan kaum muda agar kegiatan
wisata tersebut dapat berjalan dengan baik dan tidak merusak lingkungan serta tidak mengganggu kehidupan masyarakat pulau.
Gambar 6 Hirarki model strategi pengembangan wisata bahari di Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo. FOKUSTUJUAN
Alternatif Pengembangan Wisata Bahari di Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo
AKTOR MASYARAKAT
PELAKU USAHA PENGUNJUNG
PEMERINTAH DAERAH
TOKOH MASYARAKAT
KRITERIA BIOLOGI
EKONOMI SOSIAL
INFRASTRUKTUR
ALTERNATIF PENGEMBANGAN
Pengelolaan wisata bahari berbasis
masyarakat Pemanfaatan
teknologi informasi
Peningkatan akses transportasi,
prasarana dan sarana
Peningkatan pembinaan
dan pelatihan Peningkatan
stabilitas keamanan
wilayah Pembagian
zonasi pemanfaatan
perikanan dan pariwisata
Peningkatan kerjasama
antar sektor
KEBIJAKAN 46
Hasil analisis AHP secara keseluruhan sercara keseluruhan dengan kriteria Bilologi BIO, Infrastruktur INF, Ekonomi EKO, Sosial SOS dan kebijakan
KBJ diperoleh skala prioritas strategi kebijakan sebagai berikut: 1
Peningkatan infrastruktur wisata bahari prioritas ke-1. 2
Pengelolaan wisata bahari berbasis masyarakat prioritas ke-2. 3
Promosi dan publikasi objek wisata prioritas ke-3. 4
Peningkatkan kerjasama antar sektor terkait prioritas ke-4. 5
Pembinaan dan pelatihan wisata bahari prioritas ke-5. 6
Peningkatan stabilitas keamanan wilayah prioritas ke-6. 7
Pembagian zonasi pemanfaatan perikanan dan pariwisata prioritas ke-7.
Gambar 7 Prioritas strategi pengembangan wisata bahari Pulau Tagala dan Kumo di Kabupaten Halmahera.
1 Peningkatan infrastruktur wisata bahari
Infrastruktur seperti akses transportasi dan sarana prasaran penunjang merupakan urat nadi dari kegiatan parawisata. Ketersediaan dari infratruktur
tersebut sangat mempengaruhi berkembangnya kegiatan wisata bahari di suatu daerah. Oleh karena itu, peningkatan infrastruktur wisata bahari merupakan
prioritas utama dalam pengembangan wisata bahari Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo di Halmahera Utara. Alternatif kebijakan ini merupakan solusi terhadap
masalah kurang minatnya wisatawan datang ke Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo. Oleh karena itu, pemerintah daerah serius mendukung wisata bahari sebagaimana
tertuang dalan rencana strategis tahun 2009 perlu segera dilakukannya pembangunan fisik seperti kampung wisatawan, homestay, kios wisata, restoran,
pusat budaya adat, wahana kegiatan pariwisata diving center, selancar, dan kanoing. Dengan terbangunnya sarana dan prasarana wisata bahari diharapkan
akan meningkatkan daya tarik wisata untuk datang ke pulau-pulau ini. Selain itu, pembangunan infrastruktur wisata bahari akan menyerap tenaga kerja bagi
masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat kawasan pulau. Penyediaan akses transportasi, seyogyanya pemerintah bekerja sama
dengan pihak swasta untuk menyediakan tranportasi laut yang layak dan aman untuk menuju daerah wisata. Hal ini disebabkan jika wisatawan ingin berkunjung
ke Pulau Tagalaya harus sewa perahu motor tempel 5PK taxi sebagai alat transportasi antar pulau. Sedangkan untuk menarik wisatawan domestik dan
internasional, pemerintah Kabupaten Halmahera utara sudah waktunya memperluas bandara udara Kao yang kapasitas masih terbatas hanya untuk
pesawat kecil, agar pesawat ukuran lebih besar dapat mendarat di bandara ini. Sehingga jadwal penerbangan Jakarta ke Tobelo yang biasanya hanya tersedia
hari tertentu Jumat dan Senin bisa dilakukan setiap hari. Menurut Youti, Marpaung dan Suyitno 1999 , menyatakan ketersediaan infrastruktur dan
destinasi fakta yang jelas dan mudah dijangkau wisatawan merupakan faktor penting dalam pengembangan pariwisata.
Infrastruktur dan akses transportasi yang Dengan tersedia dengan baik, sehingga jarak yang ditempuh akan lebih mudah dan cepat serta waktu yang
dibutuhkan menuju obyek wisata akan lebih singkat. Dengan tersedianya