Keterlibatan masyarakat terhadap wisata bahari

daerah, maka diperoleh 10 faktor utama yang dapat menjadi kekuatan dan kelemahan pengembangan kegiatan wisata bahari Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo, disajikan pada Tabel 9. Tabel 9 Hasil penilaian faktor internal pengembangan wisata bahari di Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo Kabupaten Halmahera Utara. No Parameter Kunci Indikator Kinerja KL 1 Potensi keindahan SDA SDA masih alami dan asri K 2 Akses permodalan dan pemasaran masih rendah Keterbatasan permodalan yang dimiliki masyarakat setempat sehingga kegiatan usaha hanya berlangsung pada hari minggu dan hari libur nasional yang tingkat wisatawanpengunjung relative banyak, belum ada system pemasaran obyek wisata yang dikelola dengan baik L 3 Dukungan masyarakat Keterlibatan masyarakat sebagai pelaku wisata K 4 Potensi tenaga kerja Penyerapan tenaga kerja masyarakat kawasan wisata K 5 SDM masih rendah Tingkat pendidikan sebagian besar rendah L 6 Kelembagaan masyarakat lokal Mulai terbangunnya tatanan di masyarakat lokal untuk mengelola wisata bahari K 7 Diversifikasi usaha pariwisata masih rendah Tidak ada variasi kegiatan usaha wisata bahari, seperti kios-kios makanan dan cendramata L 8 Dukungan pemerintah daerah Komitmen PEMDA mendukung kebijakan wisata bahari melalui berbagai program pembangunan K 9 Sarana prasarana wisata bahari belum memadai Kurangnya fasilitas publik untuk mendukung kegiatan pariwisata L 10 Akses transportasi masih terbatas Hanya tersedia perahu motor tempel taxi untuk lalulintas antar pulau dengan kapasitas 5 orang L Keterangan : K=kekuatan, L=kelemahan Dari tabel 9, terlihat bahwa lima faktor merupakan kekuatan internal dalam pengembangan wisata bahari terdiri dari: 1 potensi keindahan SDA; 2 potensi tenaga kerja; 3 kelembagaan lokal; 4 dukungan masyarakat; dan 5 dukungan pemerintah daerah. Lima faktor kelemahannya terdiri dari: 1 SDM masih rendah; 2 akses permodalan dan pemasaran masih rendah; 3 akses transportasi masih terbatas; 4 sarana prasarana wisata bahari belum memadai; dan 5 diversifikasi usaha pariwisata masih rendah. Berbagai informasi faktor internal yang mempengaruhi pengembangan rumusan strategi perbaikan bagi pengembangan wisata bahari Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo. Untuk perumusan faktor strategi internal kebijakan pengembangan wisata bahari digunakan model matriks Internal Faktors Analysis Summary IFAS. Penggunan matriks IFAS ini untuk mengukur sejauhmana kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dari kegiatan wisata bahari. Dengan melakukan pembobotan dan penilaian rating terhadap kekuatan dan kelemahan yang dimiliki wisata bahari tersebut akan diperoleh skor penilaian terhadap masing-masing faktor kekuatan dan kelemahan tersebut, seperti tersaji pada Tabel 10. Tabel 10 Matrik IFAS pengelolaan wisata bahari di Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo Kabupaten Halmahera Utara Faktor-faktor Internal Bobot Rating Skor Kekuatan Strengths 1. Potensi keindahan SDA S1 0.15 4 0.58 2. Dukungan pemerintah daerah S2 0.13 4 0.54 3. Dukungan dari masyarakat S3 0.14 3 0.43 4. Potensi tenaga kerja S4 0.12 3 0.36 5. Kelembagaan masyarakat lokal S5 0.12 2 0.25 Total Kekuatan 2.17 Kelemahan Weakness 1. Akses permodalan dan pemasaran masih rendah W1 0.05 2 0.10 2. SDM masih rendah W2 0.07 2 0.13 3. Akses transportasi sangat terbatas W3 0.06 2 0.12 4. Prasarana dan sarana wisata bahari belum memadai W4 0.05 2 0.11 5. Diversifikasi usaha pariwisata rendah W5 0.10 1 0.10 Total Kelamahan 0.56 Total Faktor Internal 1 2.7 Keterangan reting : 1 = sangat lemah 2 = agak lemah 3 = agak kuat 4 = sangat kuat Hasil perhitungan IFAS menunjukkah bahwa faktor internal yang memiliki kekuatan utama adalah potensi SDA dengan skor 0,58, dukungan pemerintah dan masyarakat masing-masing dengan skor 0,54 dan 0,43. Kelemahan utama pelibatan masyarakat dalam pengembangan wisata bahari adalah SDM masih rendah dengan skor nilai 0,13 dan keterbatasan akses transfortasi dengan skor nilai 0,12. Apabila ketiga kekuatan itu dioptimalkan akan mengatasi berbagai kelemahan yang ada. Hal ini didukung dengan nilai total skor pada matrik IFAS sebesar 2,7 ≥ 2,5 yang artinya kondisi internal memiliki kekuatan untuk mengatasi situasipermasahalan kelemahan.

4.3.3 Penentuan faktor strategis eksternal

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa responden, diperoleh 10 faktor eksternal yang mempengaruhi pengembangan wisata bahari baik yang secara langsung maupun tidak langsung. Faktor eksternal berpengaruh positif adalah peluang dan berpengaruh negatif adalah ancaman, disajikan pada Tabel 11. Tabel 11 Hasil penilaian faktor eksternal pengembangan wisata bahari No Parameter Kunci Indikator Kinerja PA 1 Meningkatnya minat wisatawan terhadap pariwisata bahari Terus meningkatnya kunjungan wisatawan, baik lokal, regional maupun internasional berdampak positif bagi pengembangan wisata bahari P 2 Kebijakan pemerintah dalam pengembangan sektor wisata bahari Dukungan pemerintah yang kuat dalam meperbaiki aspek kegiatan wisata bahari, seperti prasarana dan sarana, akses transportasi, dan kegiatan promosi P 3 Kesempatan berusaha Penduduk Halmahera Utara sebagian besar tinggal di kawasan pesisir dan pulau-pulau kecil yang tergantung pada sector perikanan. Dengan berkembangnya wisata bahari di wilayah mereka akan mendorong untuk tumbuhnya usaha-usaha baru yang mendukung wisata bahari, seperti: tempat makan, kios cendramata, penginapan dll. P 4 Peningkatan kesempatan kerja Pengembangan wisata bahari dapat menciptakan lapangan kerja baru atau sampingan yang meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan masyarakat P 5 Pangsa pasar wisata bahari terbuka Dengan promosi melalui website membuka akses pemasaran dan investasi secara luas baik lokal, domestik maupun internasional P 6 Persaingan pasar wisata bahari cukup tinggi Wilayah wisata bahari kabupaten Halmahera Utara berdekatan dengan Bunaken, Wakatobi, Bandanera dan Raja ampat yang sama-sama mempromosikan wisata bahari A 7 Kondisi sosial-politik yang rentan konflik Mengingat wilayah Halmahera Utara baru mengalami kerusuhan diawal tahun 2000, perlu pencitraan bahwa di wilayah ini kondisinya sudah kondusif A 8 Konflik pemanfaatan ruang dengan kegiatan perikanan Perlu penegasan dan pengaturan kegiatan yang jelas, agar dua kegiatan ini saling mendukung bukannya saling konflik dalam pemanfaatan ruang perairan A