wisata budaya yang masih belum dikembangkan dan diperhatikan. Keunikan sumber daya alam dan sejarah budaya tersebut merupakan suatu potensi yang jika
dikelola dengan baik dapat memberikan keuntungan kepada berbagai pihak. Pemanfaatan potensi wisata bahari Kabupaten Halmahera Utara sesuai
dengan pesan di dalam undang-undang otonomi daerah, yaitu pemerintah daerah perlu mengolah sumber daya alam yang ada di wilayah kewenangan untuk
kepentingan lokal dan nasional. Kabupaten Halmahera Utara dengan luas wilayah sebesar 24.983,32 km
2
dan luas lautan 19.536,02 km
2
78 dengan jumlah pulau sebanyak 94 pulau memiliki potensi wisata bahari yang sangat besar, seperti Pulau
Tagalaya, Pulau Kumo, Pulau Kakara dan pulau-pulau kecil lainnya. Pulau Tagalaya memiliki keragaman obyek wisata bahari berupa pasir
putih, taman laut dan terumbu karang yang masih alami. Begitu pula, Pulau Kumo dengan pantai landai, berpasir putih dan dikelilingi ekosistem terumbu karang,
serta kondisi perairan yang relatif jernih disertai dengan deburan ombak menuju pantai merupakan keindahan pulau yang dapat dinikmati para pengunjung.
Pengunjung pulau ini dapat melakukan aktivitas kebaharian, diantaranya adalah menyelam, memancing, berlayar dan bersantai di pantai. Akses ke dua pulau ini,
pengunjung dapat menggunakan sarana transportasi perairan berupa perahu nelayan secara sistem carteran atau reguler dengan waktu kurang lebih 20 menit
dari Kota Tobelo. Namun disayangkan keunikan sumberdaya pesisir ini sampai saat ini belum dimanfaatkan dan dikelola secara baik.
Bertolak dari uraian di atas, Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi salah satu kawasan wisata bahari andalan di
Kabupaten Halmahera Utara. Kondisi keterbatasan akses informasi, transportasi, prasarana dan sarana wisata bahari serta pengelolaannya masih sederhana oleh
masyarakat setempat, menjadikan obyek wisata ini jalan di tempat, sehingga diperlukan terobosan alternatif strategi kebijakan untuk pengembangan wisata
bahari tersebut. Penelitian kebijakan pengembangan wisata bahari melalui penyusunan skenario kebijakan yang sesuai dengan karakteristik kedua kawasan
tersebut menjadi alasan penelitian ini perlu dilakukan. Penelitian ini diharapkan agar pengelolaan dan pemanfaatan wisata bahari di kedua pulau tersebut berjalan
efektif, efisien dan berkelanjutan.
1.2 Perumusan Masalah
Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara memproyeksikan kawasan pulau Tagalaya dan Pulau Kumo sebagai daerah wisata bahari. Pengembangan kawasan
wisata tersebut diharapkan menjadikannya sebagai daerah tujuan wisata. Dengan pengembangan tersebut diharapkan memberikan dampak bagi peningkatan
kesejahteraan penduduk, kelestarian sumberdaya pesisir, peningkatan pendapatan asli daerah PAD dan mendorong pertumbuhan perekonomian di Kabupaten
Halmahera Utara. Pengembangan pulau tersebut sebagai kawasan tujuan wisata, perlu
diketahui kondisi dan keberadaan sumber daya alam Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo Kabupaten Halmahera Utara. Hal ini mengingatkan bahwa dalam
pengembangan wisata bahari perlu didukung oleh kondisi yang sesuai dengan keinginan wisatawan. Kedua pulau ini jauh dari ibu kota propinsikabupatenkota
sehingga perlu adanya investasi besar dan masih ada beberapa keterbatasan seperti pendidikan, kesehatan, aksesibilitas, sarana dan prasarana dasar listrik, air bersih,
komunikasi. Hal tersebut sangat penting agar pengembangannya dapat mendukung diversifikasi kegiatan wisata bahari. Data kondisi tersebut penting
untuk melakukan pengelolaan wilayah. Kesesuaian lahan untuk membangun wisata bahari mutlak memerlukan dukungan data dan informasi yang benar dan
berbasiskan ilmu pengetahuan, meliputi: 1 kondisi kawasan 2 daya dukung kawasan 3 sumber daya hayati dan non hayati serta 4 kondisi sosial ekonomi
masyarakat. Dalam rangka mendukung kebijakan penegembangan wisata bahari
tersebut, maka fokus dari penelitian ini adalah untuk menganalisis aspek kondisi kawsan, aspek daya dukung kawasan, aspek peranserta masyarakat kawasan
wisata, serta penilaian kebijakan pemerintah selama ini. Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka permasalahan yang hendak dikaji
dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1
Bagaimana kondisi dan potensi sumberdaya pesisir bahari di Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo di Kabupaten Halmahera Utara?
2 Sejauhmana peran serta masyarakat dalam pengembangan wisata bahari di
Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo Kabupaten Halmahera Utara?
3 Mengapa kebijakan pemerintah daerah terhadap pengembangan wisata bahari
belum optimal?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan: 1
Mengkaji potensi wisata bahari di Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo Kabupaten Halmahera Utara.
2 Mengetahui sejauh mana tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan
wisata bahari wisata bahari Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo Kabupaten Halmahera Utara..
3 Menyusun alternatif strategi kebijakan yang tepat untuk pengembangan
pariwisata bahari di Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo Kabupaten Halmahera Utara.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah: 1
Memberikan masukan bagi pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Utara dalam pengembangan suatu kawasan wisata, khususnya kawasan pariwisata
bahari. 2
Memberikan informasi kepada pihak yang terkait untuk pengembangan pariwisata bahari berbasis masyarakat di lokasi studi.
3 Diperolehnya peluang potensi pengembangan pariwisata bahari di Pulau
Tagalaya dan Pulau Kakara.
1.5 Hipotesis
Kebijakan pengembangan wisata bahari Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo yang ada saat ini masih belum optimal. Sementara itu, keterlibatan masyarakat
sekitar kawasan masih sangat terbatas dan belum adanya kesadaran akan pentingnya pengembangan wisata bahari. Kondisi ini berdampak pada kegiatan
wisata bahari di kawasan tersebut tidak berkembang, tidak meningkatkan pendapatan masayarakat, tidak memberikan kontribusi pada PAD dan sumberdaya
pesisir obyek wisata tidak terjaga.