tempat makan tidak tersedia di sini, jadi pengunjung harus bawa makanan sendiri sebelum menuju obyek wisata di sini, hanya pada hari minggu baru ada
masyarakat di kawasan tersebut berjualan makanan.
Gambar 1 Persepsi wisatawan terhadap sarana dan prasarana wisata bahari Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo.
4.2.2 Akses transportasi wisata bahari
Untuk akses transportasi menuju obyek daerah wisata Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo, persepsi responden sekitar 43,75 mengaku kurang puas dan
40.63 merasa sulit. Dari Gambar 2, menunjukkan fasilitas transportasi obyek wisata bahari masih kurang mendukung bagi peningkatan kunjungan wisatawan.
Hal ini disebabkan jika wisatawan ingin berkunjung ke Pulau Tagalaya harus sewacarter taxi perahu motor tempel 5PK. Sedangkan untuk menuju Pulau
Kumo relatif lancar, karena jarak yang dekat dari Tobelo dan tersedia taxi perahu motor tempel 5PK secara reguler.
Di Kabupaten Halmahera Utara terdapat bandara udara Kao dengan kapasitas yang masih terbatas hanya untuk pesawat kecil. Oleh karena itu, untuk
meningkatkan kunjungan wisatawan dari luar Halmahera Utara maka bandara Kao sudah selayaknya diperluas sahingga pesawat lebih besar dapat mendarat. Untuk
jadwal penerbangan pesawat selama ini dari Jakarta menuju Tobelo melalui
65,63
28,13
6,25 0,00
10,00 20,00
30,00 40,00
50,00 60,00
70,00
Sangat kurang kurang
Cukup
Pernyataan responden P
e rs
e n
ta s
e
Manado dan itupun hanya tersedia pada hari-hari tertentu. Transportasi udara setiap hari hanya tersedia dari Jakarta ke Ternate. Untuk perjalanan dari Ternate
ke Tobelo dilanjutkan dengan speedboat yang tersedia dari pulul 05.00 – 19.00 dan selanjutnya ditempuh dengan jalur darat berupa kendaraan umum tersedia
dari pulul 05.00 – 19.00.
Gambar 2 Persepsi wisatawan terhadap transportasi menuju wisata bahari Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo.
Selain fasilitas akses transportasi, sarana dan prasarana wisata bahari yang masih minim, rendahnya tingkat kunjungan wisatawan ke wisata bahari di
Kabupaten Halmahera Utara disebabkan secara nasional kawasan ini belum termasuk kawasan destinasi pariwisata nasional. Hal ini diduga menyebabkan
belum banyaknya dikenal oleh para wisatawan. Sebagai kabupaten yang masih baru berdiri sejak 2003, maka masih banyak sarana dan prasarana infrastruktur
yang perlu dibenahi termasuk sektor pariwisata.
4.2.3 Kesan wisatawan terhadap obyek wisata bahari
Sebagian besar wisatawan yang menjadi responden survei mengakui keindahan obyek wisata kawasan Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo yang masih
alami dan asri. Obyek-obyek wisata rekreasi pantai di kedua pulau tersebut
15,625 43,75
40,625
5 10
15 20
25 30
35 40
45 50
Cukup Kurang
sulit
Pernyataan responden P
e rs
e n
ta s
e
disajikan pada Lampiran 2. Kesan wisatawan terhadap kawasan wisata di Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo, menunjukkan bahwa obyek wisata kedua pulau
tersebut menjadi daya tarik. Hal ini terlihat dari hasil pengamatan bahwa 62,5 responden menyatakan menarik dan 28,13 cukup menarik, seperti disajikan pada
Gambar 3. Daya tari obyek wisata ini disebabkan kondisi perairan di kedua pulau sangat indah dengan pasir putih, terumbu karang yang masih bagus, arus perairan
tenang dan jernih, maka mengundang wisatawan untuk menikmati rekreasi pantai, berenang, menyelam, selancar, berperahu dan memancing.
Gambar 3 Kesan wisatawan terhadap wisata bahari Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo.
4.2.4 Keterlibatan masyarakat terhadap wisata bahari
Partisipasi masyarakat kawasan wisata merupakan keharusan dalam pengembangan manajemen wisata bahari berbasis masyarakat. Masyarakat dinilai
lebih memahami dinamika perkembangan isu lokal dan berkepentingan untuk menyelesaikan masalah yang berdampak langsung maupun tidak langsung
terhadap kegiatan mereka. Persepsi mayarakat kawasan wisata terhadap pengelolaan kawasan wisata di Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo disajikan pada
Gambar 4.
62,5
28,125 9,375
10 20
30 40
50 60
70
Menarik Cukup
kurang
Pernyataan responden P
e rs
e n
ta s
e