LAMPIRAN
Lampiran 1 Peta lokasi penelitian.
Lampiran 2 Penilaian responden terhadap kekuatan dan kelemahan kawasan wisata bahari Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo, Halmahera Utara.
Faktor PENILAIAN RESPONDEN 1 -4
Jumlah rata-
rata Bobot
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10
11 12
13 14
15 16
17 18
19 20
Kekuatan S1
4 4
4 4
4 3
4 4
3 3
4 4
4 4
4 3
4 4
4 4
76 3.80
0.15 S2
4 4
4 4
4 3
4 4
3 3
4 3
2 3
3 2
4 4
4 4
70 3.50
0.13 S3
4 4
4 4
4 3
4 4
3 3
4 4
2 4
4 4
4 4
4 4
75 3.75
0.14 S4
4 4
4 4
3 3
3 3
3 3
3 3
2 3
3 2
2 3
4 4
63 3.15
0.12 S5
3 3
3 3
4 4
4 4
4 4
4 3
2 3
3 2
2 3
3 3
64 3.20
0.12 Kelemahan
W1 1
1 1
1 1
1 1
1 2
1 1
1 3
1 1
2 1
2 2
1 26
1.30 0.05
W2 1
1 1
2 2
2 2
2 2
2 2
2 1
1 2
2 2
2 2
2 35
1.75 0.07
W3 1
1 1
2 2
2 2
2 1
1 2
2 1
1 2
1 2
1 1
2 30
1.50 0.06
W4 1
1 1
1 1
1 2
1 1
2 2
1 1
2 2
1 2
1 2
2 28
1.40 0.05
W5 3
3 3
3 3
3 2
3 3
3 3
2 2
2 3
3 3
2 2
2 53
2.65 0.10
Keterangan :
S1 = Potensi keindahan SDA
W1 =
Akses permodalan dan pemasaran masih rendah
S2 = Dukungan pemerintah daerah
W2 =
SDM masih rendah
S3 = Dukungan dari masyarakat
W3 =
Akses transportasi sangat terbatas
S4 = Potensi tenaga kerja
W4 =
Prasarana dan sarana wisata bahari belum memadai
S5 = Kelembagaan masyarakat local W5 =
Diversifikasi usaha pariwisata rendah
Lampiran 3 Penilaian responden terhadap peluang dan ancaman kawasan wisata bahari Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo, Halmahera Utara.
Faktor PENILAIAN RESPONDEN 1 -4
Jumlah rata-
rata Bobot
1 2
3 4
5 6
7 8
9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 Peluang
O1 3
3 3
3 2
2 2
2 2
4 4
3 3
3 3
3 3
3 3
3 57
2.85 0.11
O2 4
4 4
4 4
4 4
4 4
3 4
4 4
4 4
4 4
3 4
4 78
3.90 0.15
O3 4
3 3
3 3
3 3
3 2
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
4 61
3.05 0.12
O4 3
3 4
3 3
3 3
3 2
3 3
3 3
3 3
3 3
3 3
3 60
3.00 0.12
O5 3
3 3
3 4
3 3
3 3
3 4
4 4
4 4
3 2
4 4
4 68
3.40 0.13
Ancaman T1
3 3
3 3
3 3
3 3
3 2
3 2
3 3
3 2
3 3
2 3
56 2.80
0.11 T2
1 1
1 2
2 2
1 1
2 3
3 2
2 2
2 2
2 2
2 2
37 1.85
0.07 T3
2 2
2 2
2 1
2 1
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 2
38 1.90
0.07 T4
3 2
2 2
2 2
2 2
2 2
2 1
1 2
2 2
2 2
1 1
37 1.85
0.07 T5
2 2
2 2
2 2
2 2
2 1
1 1
2 2
2 2
2 2
2 2
37 1.85
0.07
Keterangan :
O1 =
Meningkatnya minat wisatawan terhadap pariwisata bahari
T1 =
Persaingan pasar wisata bahari cukup tinggi
O2 =
Kebijakan pemerintah dalam pengembangan sektor wisata bahari
T2 =
Kondisi sosial-politik yang rentan konflik
O3 =
Peluang berusaha
T3 =
Konflik ruang dengan kegiatan perikanan
O4 =
Peningkatan kesempatan kerja
T4 =
Pencemaran lingkungan
O5 =
Pangsa pasar wisata terbuka
T5 =
Koordinasi antar sektor masih lemah
Lampiran 4 Perhitungan Hasil Expert Choice pada Level Aktor.
Lampiran 5 Contoh perhitungan Hasil Expert Choice pada Level Kriteria dengan Aktor : Masyarakat Pelaku Usaha.
Lampiran 6 Contoh perhitungan Hasil Expert Choice Level Sub Kriteria: Ekonomi.
Lampiran 7 Contoh perhitungan Hasil Expert Choice pada Level Alternatiif Kebijakan.
Lampiran 8 Potensi Kawasan Pulau Tagalaya.
Perahu penyebrangan Taxi Dermaga Kayu Pulau Tagalaya
Tempat Wisata Pulau Tagalaya Pasir Putih Pantai Pulau Tagalaya
Kejernihan Perairan Pulau Tagalaya
Ekosistem Mangrove
Terumbu Karang Ekosistem Terumbu Karang
Lampiran 9 Potensi Pulau Kawasan Pulau Kumo.
Tempat Wisata Pulau Kumo Pantai Pasir Putih Pulau Kumo
Biota Panti Pulau Kumo Kejernihan Perairan Pulau Kumo
Fasilitas Toilet Fasilitas Bersantai
Rekreasi di Pantai Rekreasi Memancing
Terumbu karang Terumbu karang
Diving underwater Panorama Sunset
ABSTRACT
MAHURA. Policy Analysis for Marine Tourism Development Case of Tagalaya dan Kumo Islands in North Halmahera District of North Moluccas
Province. Under direction of EKO SRI WIYONO and DANIEL R. MONINTJA.
Tagalaya and Kumo islands have potential coastal resources to be developed as marine tourism such as coral reef, mangrove, seaweed, sandy
beaches and clean freshwater. Unfortunately, the uniqueness of these coastal resources has not been utilized and managed properly. It needs breakthrough
alternative policy strategies for the development of marine tourism at Tagalaya and Kumo islands by stakeholder’s opinion. The objectives this research are : 1
to assess marine tourism potential in Tagalaya and Kumo Islands, North Halmahera District, 2 to know community participation level within marine
tourism development 3 selection of alternative policy strategicies for marine tourism developement. The strategies from SWOT analysis were combined from
internal and external factors, and by stakeholders opinion, the priorities of these strategies become the alternative stratagies for Tagalaya and Kumo islands.
Result of this research shows that the total sustainability value for Tagalaya island is 708 S1 and the total sustainability value for Kumo Island is 676 S2, this
value show that Tagalaya and Kumo islands are potential to development marine tourism. Result of matrix Internal Factors Analysis Summary IFAS to show that
total factor internal value in IFAS by 2,7
≥ 2.5, which means the internal
condition has strength to overcome weakness state. Whereas result External Factors Analysis Summary
EFAS shows that the total EFAS value by 2,6 ≥
2,5, which mean the system capable to response external state. Based on SWOT
Strength –Weakness, Opportunity-Threat and AHP analysis, seven development strategies for marine tourism recommended are: 1 improveding marine tourism
infrastructure; 2 community base marine tourism management; 3 marine tourism campaign and promotion; 4 inter sectoral cooperation development; 5
training programs for marine tourism; 6 stabilizing regional security; and 7 zoning for fisheries and marine tourism areas.
Key words: policy analysis, marine tourism, North Molucca Province.
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekosistem pesisir merupakan ekosistem yang dinamis dan mempunyai kekayaan habitat yang beragam, di darat maupun di laut saling berinteraksi antara
habitat tersebut. Selain mempunyai potensi yang besar, wilayah pesisir juga merupakan ekosistem yang paling mudah terkena dampak kegiatan manusia.
Umumnya kegiatan pembangunan secara langsung maupun tidak langsung berdampak merugikan terhadap ekosistem pesisir Dahuri et al. 2001.
Sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki keragaman dan kekayaan sumberdaya pesisir yang luar biasa yang dapat dimanfaatkan untuk kemajuan dan
kemakmuran bangsa Indonesia. Salah satu potensi yang dimiliki oleh negara kita adalah potensi wisata bahari marine tourism di wilayah pesisir. Dari kegiatan
wisata bahari telah memberikan sumbangan yang berarti bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Kontribusi pariwisata bahari ini terhadap pembangunan
nasional berupa penyediaan lapangan pekerjaan dan aktivitas ekonomi lainnya multiplier effect serta pemasukan devisa bagi negara. Akan tetapi, dari begitu
banyak potensi wisata bahari tersebut, hanya baru sebagian kecil yang dikelola dan dikembangkan dengan baik.
Pengembangan suatu lokasi wisata bahari memerlukan kehati-hatian karena sifat alaminya yang rentan. Perencanaan dan pengelolaannya memerlukan
koordinasi dan integrasi dari berbagai pihak. Wisata bahari biasanya mempunyai kekhususan sifat, seperti lokasinya yang tidak begitu luas. Lokasi yang tidak
terlalu luas maka diperlukan daya dukung lingkungan, yaitu kemampuan wilayah untuk menerima tekanan dari luar tanpa mengakibatkan degradasi lingkungan.
Oleh karena itu, pemanfaatan sumberdaya pesisir harus secara seimbang diikuti dengan upaya konservasi, sehingga dapat berlangsung secara optimal dan
berkelanjutan Dahuri 2000. Pesisir Maluku Utara, khususnya Kabupaten Halmahera Utara yang
memiliki potensi sumber daya pesisir yang besar, seperti potensi terumbu karang yang masih relatif terjaga kondisinya dan memiliki keragaman biota yang menarik
untuk dijadikan objek wisata bahari. Selain itu, terdapat warisan sejarah objek
wisata budaya yang masih belum dikembangkan dan diperhatikan. Keunikan sumber daya alam dan sejarah budaya tersebut merupakan suatu potensi yang jika
dikelola dengan baik dapat memberikan keuntungan kepada berbagai pihak. Pemanfaatan potensi wisata bahari Kabupaten Halmahera Utara sesuai
dengan pesan di dalam undang-undang otonomi daerah, yaitu pemerintah daerah perlu mengolah sumber daya alam yang ada di wilayah kewenangan untuk
kepentingan lokal dan nasional. Kabupaten Halmahera Utara dengan luas wilayah sebesar 24.983,32 km
2
dan luas lautan 19.536,02 km
2
78 dengan jumlah pulau sebanyak 94 pulau memiliki potensi wisata bahari yang sangat besar, seperti Pulau
Tagalaya, Pulau Kumo, Pulau Kakara dan pulau-pulau kecil lainnya. Pulau Tagalaya memiliki keragaman obyek wisata bahari berupa pasir
putih, taman laut dan terumbu karang yang masih alami. Begitu pula, Pulau Kumo dengan pantai landai, berpasir putih dan dikelilingi ekosistem terumbu karang,
serta kondisi perairan yang relatif jernih disertai dengan deburan ombak menuju pantai merupakan keindahan pulau yang dapat dinikmati para pengunjung.
Pengunjung pulau ini dapat melakukan aktivitas kebaharian, diantaranya adalah menyelam, memancing, berlayar dan bersantai di pantai. Akses ke dua pulau ini,
pengunjung dapat menggunakan sarana transportasi perairan berupa perahu nelayan secara sistem carteran atau reguler dengan waktu kurang lebih 20 menit
dari Kota Tobelo. Namun disayangkan keunikan sumberdaya pesisir ini sampai saat ini belum dimanfaatkan dan dikelola secara baik.
Bertolak dari uraian di atas, Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo memiliki potensi untuk dikembangkan menjadi salah satu kawasan wisata bahari andalan di
Kabupaten Halmahera Utara. Kondisi keterbatasan akses informasi, transportasi, prasarana dan sarana wisata bahari serta pengelolaannya masih sederhana oleh
masyarakat setempat, menjadikan obyek wisata ini jalan di tempat, sehingga diperlukan terobosan alternatif strategi kebijakan untuk pengembangan wisata
bahari tersebut. Penelitian kebijakan pengembangan wisata bahari melalui penyusunan skenario kebijakan yang sesuai dengan karakteristik kedua kawasan
tersebut menjadi alasan penelitian ini perlu dilakukan. Penelitian ini diharapkan agar pengelolaan dan pemanfaatan wisata bahari di kedua pulau tersebut berjalan
efektif, efisien dan berkelanjutan.
1.2 Perumusan Masalah
Pemerintah Kabupaten Halmahera Utara memproyeksikan kawasan pulau Tagalaya dan Pulau Kumo sebagai daerah wisata bahari. Pengembangan kawasan
wisata tersebut diharapkan menjadikannya sebagai daerah tujuan wisata. Dengan pengembangan tersebut diharapkan memberikan dampak bagi peningkatan
kesejahteraan penduduk, kelestarian sumberdaya pesisir, peningkatan pendapatan asli daerah PAD dan mendorong pertumbuhan perekonomian di Kabupaten
Halmahera Utara. Pengembangan pulau tersebut sebagai kawasan tujuan wisata, perlu
diketahui kondisi dan keberadaan sumber daya alam Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo Kabupaten Halmahera Utara. Hal ini mengingatkan bahwa dalam
pengembangan wisata bahari perlu didukung oleh kondisi yang sesuai dengan keinginan wisatawan. Kedua pulau ini jauh dari ibu kota propinsikabupatenkota
sehingga perlu adanya investasi besar dan masih ada beberapa keterbatasan seperti pendidikan, kesehatan, aksesibilitas, sarana dan prasarana dasar listrik, air bersih,
komunikasi. Hal tersebut sangat penting agar pengembangannya dapat mendukung diversifikasi kegiatan wisata bahari. Data kondisi tersebut penting
untuk melakukan pengelolaan wilayah. Kesesuaian lahan untuk membangun wisata bahari mutlak memerlukan dukungan data dan informasi yang benar dan
berbasiskan ilmu pengetahuan, meliputi: 1 kondisi kawasan 2 daya dukung kawasan 3 sumber daya hayati dan non hayati serta 4 kondisi sosial ekonomi
masyarakat. Dalam rangka mendukung kebijakan penegembangan wisata bahari
tersebut, maka fokus dari penelitian ini adalah untuk menganalisis aspek kondisi kawsan, aspek daya dukung kawasan, aspek peranserta masyarakat kawasan
wisata, serta penilaian kebijakan pemerintah selama ini. Berdasarkan uraian-uraian di atas, maka permasalahan yang hendak dikaji
dalam penelitian ini disajikan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1
Bagaimana kondisi dan potensi sumberdaya pesisir bahari di Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo di Kabupaten Halmahera Utara?
2 Sejauhmana peran serta masyarakat dalam pengembangan wisata bahari di
Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo Kabupaten Halmahera Utara?
3 Mengapa kebijakan pemerintah daerah terhadap pengembangan wisata bahari
belum optimal?
1.3 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan: 1
Mengkaji potensi wisata bahari di Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo Kabupaten Halmahera Utara.
2 Mengetahui sejauh mana tingkat partisipasi masyarakat dalam pengembangan
wisata bahari wisata bahari Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo Kabupaten Halmahera Utara..
3 Menyusun alternatif strategi kebijakan yang tepat untuk pengembangan
pariwisata bahari di Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo Kabupaten Halmahera Utara.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah: 1
Memberikan masukan bagi pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Utara dalam pengembangan suatu kawasan wisata, khususnya kawasan pariwisata
bahari. 2
Memberikan informasi kepada pihak yang terkait untuk pengembangan pariwisata bahari berbasis masyarakat di lokasi studi.
3 Diperolehnya peluang potensi pengembangan pariwisata bahari di Pulau
Tagalaya dan Pulau Kakara.
1.5 Hipotesis
Kebijakan pengembangan wisata bahari Pulau Tagalaya dan Pulau Kumo yang ada saat ini masih belum optimal. Sementara itu, keterlibatan masyarakat
sekitar kawasan masih sangat terbatas dan belum adanya kesadaran akan pentingnya pengembangan wisata bahari. Kondisi ini berdampak pada kegiatan
wisata bahari di kawasan tersebut tidak berkembang, tidak meningkatkan pendapatan masayarakat, tidak memberikan kontribusi pada PAD dan sumberdaya
pesisir obyek wisata tidak terjaga.
1.6 Kerangka Pikir Penelitian
Gambar 1 Kerangka pikir penelitian. Potensi keindahahan alam Pulau
Tagalaya dan Pulau Komo
Pemanfaatan yang belum optimal
Analisis Potensi
Analisis faktor internal dan eksternal
Analisis Kebijakan Mulai
Deskriptif
SWOT
AHP
Selesai
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pariwisata
2.1.1 Definisi pariwisata
Menurut UU No. 9 tahun 1990 tentang Pariwisata, pariwisata dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk
pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang berkaitan di bidang
tersebut. Usaha
pariwisata adalah
kegiatan yang
bertujuan menyelenggarakan jasa pariwisata atau menyediakan atau mengusahakan obyek
dan daya tarik wisata, usaha sarana wisata, dan kegiatan lain yang terkait dengan pariwisata.
Melihat pertumbuhan
ekonomi yang
semakin pesat,
terutama perkembangan global yang berlangsung, beriringan dengan kemajuan teknologi
komunikasi atau informasi membawa pada konsekuensi iklim persaingan yang sangat ketat. Setiap negara akan terseret dalam interaksi global yang semakin
membuat batas-batas negara menjadi transparan. Pemahaman yang mendalam tentang
dinamika perkembangan
pariwisata mutlak
diperlukan untuk
mempersiapkan sektor pariwisata sebagai “The Biggest Foreign Exchage Earner”. Pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mengahsilkan
pertumbuhan ekonomi yang cepat dalam penyediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan serta menstimulasi sektor-sektor lainnya Pendit 1994.
Menurut Hidayat 2000, bahwa wisata bahari meliputi berbagai aktivitas wisata yang menyangkut kelautan. Aktivitas wisata bahari tersebut diantaranya
adalah santai di pantaimenikmati lingkungan alam sekitar, berenang, tour keliling Boat tour, Cruisingextended boat tour, surfing, diving, water sky dan sailing.
Beberapa atraksi wisata bahari sekaligus merupakan potensi laut sebagai medium wisata adalah taman laut terumbu karang dan biota laut. Formasi karang buatan
artificial reef, obyek purbakala, ikan-ikan buruan dan pantai yang indah pendayagunaan laut sebagai wisata memerlukan persyaratan tertentu, antara lain:
1 Keadaan musimcuaca yang cukup baik sepanjang tahun.
2 Lingkungan laut yang bersih, bebas pencemaran.
3 Kedaan pantai yang bersih dan alami yang disertai peraturan-peraturan
tertentu akan bangunan dan macam kegiatan. 4
Kedaan dasar laut yang masih alami, misalnya taman laut yang merupakan habitat dari berbagai flora dan fauna.
5 Gelombang dan arus yang relatif tidak terlalu besar serta aksesibilitas yang
tinggi. Kegiatan pariwisata merupakan suatu kegiatan jasa pelayanan, maka dalam
mewujudkan produk dalam mendukung pelayanan pariwisata kan mempengaruhi keberadaan sumberdaya. Aset utama yang menciptakan produk pariwisata adalah
sumberdaya fisik, sumberdaya buatan dan budaya. Menurut Mardani 1995, selama 2 dekade perkembangan pariwisata di wilayah Asia Pasifik, khususnya
perkembangan pariwisata pesisir dan wisata bahari menunjukkan pertumbuhan yang pesat. Hal ini mengakibatkan pula semakin banyaknya masyarakat yang
terlibat dalam kegiatan pariwisata ini. Peningkatan fasilitas dan aksesibilitas di sekitar kawasan wisata ikut pula mempercepat pertumbuhan di wilayah pesisir.
Suwantoro 1997 mengidentifikasikan empat kelompok, faktor yang mempengaruhi penentuan pilihan daerah tujuan wisata,seperti:
1 Fasilitas: akomodasi, atraksi, jalan, tanda-tanda penunjuk arah.
2 Nilai estensis: pemandangan panorama, iklan, tempat bersantai, cuaca.
3 Waktubiaya: jarak dari tempat asal rumah, waktu dan biaya
perjalanan,hargatarif pelayanan. 4
Kualitas hidup: keramahtamahan penduduk bebas dari pencemaran.
2.1.2 Pariwisata bahari
Ekosistem pesisir merupakan ekosistem yang dinamis yang mempunyai habitat yang beragam, di darat maupun di laut serta saling berinteraksi antara
habitat tersebut. Selain mempunyai potensi yang besar, wilayah pesisir juga merupakan ekosistem yang paling mudah terkena dampak kegiatan manusia.
Umumnya kegiatan pembangunan secara langsung maupun tidak langsung berdampak merugikan terhadap ekosistem pesisir dan lautan Dahuri et al. 2001.
Pariwisata bahari adalah kegiatan rekreasi yang dilakukan di sekitar pantai, seperti berenang, berselancar, berjemur, menyelam, berdayung, snorkling,
berjalan-jalan atau berlari-lari di sekitar pantai, menikmati keindahan pesisir dan