3. Memelihara integritas serta kualitas sistem perairan di hutan dengan
mengurangi perlintasan sungai, menon-aktifkan jalan sarad setelah kegiatan pembalakan dan kegiatan lain yang dapat mengurangi erosi.
Menurut Klassen 2005, agar dapat secara efektif melaksanakan perencanaan pembalakan dengan menggunakan sistem RIL, ada empat
persyaratan dasar yang harus dipenuhi, yaitu : a.
Peta dengan skala operasional dan akurat merupakan alat dasar untuk melaksanakan rencana pembalakan dengan menggunakan sitem RIL.
b. Tersedia standar operasional yang berwawasan lingkungan untuk
mempersiapkan kerangka kerja perencanaan. c.
Tersedia keterampilan teknis dasar untuk bisa mengintrepretasikan peta dan standar yang telah ditetapkan sehingga dapat menghasilkan suatu rencana yang
dapat menjamin tercapainya tujuan RIL. d.
Perlu menciptakan suatu lingkungan pengelolaan yang memungkinkan pelaksanaan RIL. Hal ini tidak hanya sekadar dukungan manajemen terhadap
konsep RIL tetapi juga mencakup seluruh prosedur khusus yang berhubungan dengan organisasi maupun bidang teknis yang dapat menjamin bahwa sistem
RIL diterapkan secara serentak dalam berbagai kegiatan yang dilaksanakan perusahaan dan tidak dilaksanakan hanya oleh satu departemen saja.
2.4 Kinerja dan Ukuran Kinerja
Kinerja adalah suatu tampilan keadaan secara utuh atas perusahaan selama periode waktu tertentu, merupakan hasil atau prestasi yang dipengaruhi oleh
kegiatan operasional perusahaan dalam memanfaatkan sumberdaya-sumberdaya yang dimiliki Helfert 1996. Kinerja merupakan suatu istilah secara umum yang
digunakan untuk sebagian atau seluruh tindakan atau aktivitas dari suatu organisasi pada suatu periode dengan referensi pada sejumlah standar seperti
biaya-biaya masa lalu atau yang diproyeksikan, dengan dasar efisiensi, pertanggungjawaban atau akuntabilitas manajemen dan semacamnya.
Menurut Mulyadi 1999, kinerja merupakan penentuan secara periodik efektivitas operasional organisasi, bagian organisasi dan tenaga kerjanya
berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya. Mulyadi dan Setyawan 1999 menjelaskan bahwa tujuan utama dari peniaian
kinerja adalah untuk memotivasi personil dalam mencapai sasaran organisasi dan dalam memenuhi standar perilaku yang telah ditetapkan sebelumnya, sehingga
membuahkan tindakan dan hasil yang diinginkan oleh organisasi.
Pengukuran kinerja adalah penentuan secara periodik operasional suatu organisasi dan pegawainya berdasarkan sasaran standar dan kriteria yang telah
ditetapkan sebelumnya Mulyadi 2001. Menurut Yuwono et al 2003, pengukuran kinerja adalah tindakan pengukuran yang dilakukan terhadap berbagai
aktivitas di dalam rantai nilai yang ada pada organisasi. Hasil pengukuran tersebut kemudian digunakan sebagai umpan balik yang akan memberikan informasi
tentang prestasi pelaksanaan suatu rencana dan hal-hal yang memerlukan penyesuaian-penyesuaian atas aktivitas rencana dan pengendalian.
Penentuan ukuran kinerja berkaitan dengan tipe ukuran yang dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
a. Produktivitas
b. Kualitas
c. Ketepatan waktu
d. Cycle time
e. Pemanfaatan sumberdaya dan biaya
Klasifikasi ukuran lain yang dapat digunakan untuk pengukuran kinerja yang bersifat pelayanan, antara lain productivity, indicators, time target, volume
of services, demand, service provision Wibowo 2007. Hasil pengukuran kinerja dihitung berdasarkan target yang telah ditetapkan dengan hasil faktual pada
periode waktu tertentu. Pada beberapa ukuran yang telah ditentukan dalam beberapa perspektif menuntut adanya pengambilan sampel. Pengambilan sampel
ini dilakukan untuk melihat realisasi terhadap pencapaian hasil, apakah telah sesuai dengan target atau tidak.
2.5 Faktor Krisis Keberhasilan Kinerja