Sistem Silvikultur Kinerja izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu-hutan alam dalam pelaksanaan pemanenan hutan ramah lingkungan: studi kasus di PT. Austral Byna, Kalimantan Tengah

bracteate Bunck, Keladan Dipterocarpus retusus BL, dan Kempas Koompasia malaccensis Maing, sedangkan pada areal bekas tebangan antara lain Keruing Dipterocarpus grandiflorus Blanco, Binuang Octomeles sumatrana Miq, Meranti Shorea ovalis BL, Lanan Shorea reduso Heim, Pampaning Quencis beneti Mig, Bangkirai Hopea sp.. Rincian struktur dan potensi tegakan disajikan pada Tabel 7. Kawasan IUPHHK PT. Austral Byna tergolong mempunyai keanekaragaman jenis vegetasi yang tinggi. Diantara jenis-jenis tersebut, dijumpai beberapa jenis tanaman yang langka sesuai SK. Menteri Pertanian No. 54Kpts-Umll1972 dan dilindungi oleh adat setempat. Tabel 7 Jumlah batang dan volume rata-rata menurut jenis dan kelas diameter di areal IUPHHK PT. Austral Byna. Uraian Jumlah Batang N dan Volume V untuk Setiap Kelas Diameter 20-49 cm 50-59 cm 40 cm Up 60 cm 50 cm N V N V N V N V N V Areal Bekas Tebangan: Kelompok Jenis Meranti 66.41 45.65 7.70 11.99 25.73 46.64 21.86 31.34 29.56 43.33 Kelompok Rimba Campuran 5.84 3.52 6.30 9.80 21.04 36.16 17.89 28.70 24.19 38.50 72.25 49.17 14.0 21.79 46.77 82.80 39.75 60.04 53.75 81.83 Sumber : RKT PT. Austral Byna Tahun 2010.

4.5 Sistem Silvikultur

Sistem pemanenan hutan yang diterapkan PT. Austral Byna adalah sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia TPTI, akan tetapi mulai tahun 2007 PT. Austral Byna juga melaksanakan sistem silvikultur Tebang Pilih Tanam Indonesia Intensif TPTII atau Silvikultur Intensif SILIN. Oleh karena itu, sistem yang diterapkan di PT. Austral Byna ini ada dua sistem yaitu TPTI dan TPTII. Sistem perencanaan yang dilakukan di PT. Austral Byna adalah sistem pemanenan secara mekanis, artinya semua kegiatan dilaksanakan dengan menggunakan bantuan mesin. Pada RKT 2009, sistem yang digunakan yaitu TPTI. Kegiatan penebangan pada RKT 2009 dilaksanakan oleh dua pihak yaitu PT. Austral Byna dan mitra kerja. Petak tebang yang dikerjakan oleh PT. Austral Byna sebanyak 34 Petak dan 6 petak sisanya dikerjakan oleh mitra kerja. Penebangan dilaksanakan oleh regu tebang yang terdiri dari satu orang chainsawman dan satu orang pembantu helper. Setelah penebangan selesai dan sebelum dilakukan kegiatan penyaradan petak tebang tersebut akan diperiksa oleh mandor blok produksi untuk mengetahui apakah kayu yang ditebang telah sesuai dengan yang direncanakan. Kegiatan penyaradan di PT. Austral Byna dilakukan dengan menggunakan traktor. Pelaksanaan penyaradan dimulai dengan terlebih dahulu helper masuk ke dalam petak tebang untuk mencari letak kayu yang sudah ditebang baru kemudian operator traktor melakukan kegiatan penyaradan kayu. Kegiatan penyaradan ini juga sangat tergantung cuaca, hal ini disebabkan kondisi lapangan yang cukup sulit dan juga untuk menghindari pemadatan tanah serta kerusakan tegakan. Pengangkutan dilakukan setelah penyaradan dan pemuatan. Alat angkut yang digunakan perusahaan untuk kegiatan ini adalah logging truck. Kegiatan pengangkutan dilakukan setelah semua kayu disarad ke TPn, pengangkutan juga sangat bergantung pada cuaca dan jalan angkutan. Jenis-jenis kayu komersial di PT. Austral Byna antara lain Balau Shorea atrinervosa, Bangkirai Shorea laevifolia Endert, Binuang Octomeles sp, Cengal Neobalanocarpus heimii, Jabon Anthocephalus cadamba, Kapur Dryobalanops aromatica CR, Kapur Naga Calopyllum soulattri, Keruing Dipterocarpus borneensis, Kulim Scodocarpus borneensis Becc, Melapi Shorea atrinerfosa, Meranti Tembaga Shorea leprosula Miq, Meranti Kuning Shorea hopeifolia CR, Mersawa Anisoptera curtisii, dan Nyatoh Palaquium scholaris. Kayu hasil pemanenan dialokasikan untuk kebutuhan industri sendiri yaitu industri plywood dan sawmill. BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Visi dan Misi Perusahaan